
NASIONAL- PT PLN (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan dengan biaya Rp 1 triliun. PLTD ini menjadi pembangkit cadangan memenuhi kebutuhan listrik Moda Raya Terpadu (MRT). Direktur Regional Jawa Barat Banten PLN, Haryanto WS, pembangkit listrik baru ini memiliki kapasitas 101 megawatt (MW).
“Ini untuk back up emergency. Kontrak dengan MRT untuk 60 MW,” katanya di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8). Dengan adanya PLTD ini, MRT akan memiliki dua cadangan pembangkit listrik. Di mana suplai pertama berasal dari pembangkit Gandul, kemudian cadangan pertama di Tanjung Priok, dan selanjutnya berasal dari PLTS Senayan.
Saat ini, PLTD Senayan memang belum rampung, namun sudah 95% menuju penyelesaian. Targetnya, PLTD Senayan akan selesai pembangunannya sebelum hari listrik nasional yang jatuh pada 27 Oktober 2019. PLTD Senayan ini disebut sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Sebab pengoperasiannya menggunakan bahan bakar solar B20.
Pembangkit ini juga disebut memiliki teknologi fast respons. “Sehingga normalisasi saat diperlukan itu bisa dalam orde menit, tak lagi jam,” imbuhnya. Informasi tambahan, PLTD Senayan membutuhkan waktu konstruksi sekitar 15 bulan. Pembangkit ini dibangun di atas lahan seluas 27 ribu meter persegi (m2).
Alasan pembangunan PLTD Senayan di antaranya adalah mesin diesel cepat beroperasi, tidak membutuhkan area yang luas, sistem compact dan mesin diesel akan lebih cepat sinkron dibanding mesin lainnya. Padamnya listrik di Jakarta pada Minggu (4/8) menyebabkan kerugian finansial bagi PT MRT Jakarta.
MRT mencatat kerugian hingga Rp 507 juta pada hari tersebut lantaran kehilangan penumpang, akibat lumpuhnya operasional moda transportasi massal tersebut. Pihak MRT Jakarta mencatatkan potensi kehilangan penumpang hingga 52.898 orang pada saat pemadaman terjadi.
PT MRT Jakarta dan PT PLN (Persero) sedang melakukan hitung-hitungan menentukan formulasi ganti rugi karena listrik padam. “Sudah ketemu sama dirutnya (MRT Jakarta) Pak William, dan tim kami dan timnya ketemu untuk memformulasikan,” kata GM PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Disjaya Ikhsan Asaad di PLTD Senayan, Kamis (8/8).
Dia menjelaskan besaran ganti rugi masih dalam proses penghitungan sesuai ketentuan Service Level Agreement (SLA) antara MRT Jakarta dan PLN. “Jika pelanggan premium kan diberikan 2 sumber pasokan, tapi dia membayar lebih, kalau MRT itu dipasok dari dua pembangkit. Ini kemarin (2 sumber pasokan) semuanya fail, sehingga kita harus berikan kompensasi,” pungkasnya. (Artha Tidar)
Artikel Terkait
- Kembangkan Peta Digital Properti, Knight Frank Bantu Proyeksi Investasi
- Investor Singapura : Jakarta Sangat Menarik Untuk Investasi Properti
- Tiga Investor Siap Danai MRT Jakarta Koridor Timur-Barat Fase 1
- Synthesis Development Grand Launching Hunian Tapak Synthesis Homes
- Perkantoran Kelas Atas The SIMA Office Tower Mulai Dipasarkan
- Hongkong Kingland Menuju Serpong Sebagai Kota Universitas
- Superblok JKT LIVING STAR Mulai Dibangun, MCC Land Ikut Bergabung
- Buktikan Komitmen Pengembang Apple Residence Gelar Topping Off
- Pemerintah Dorong Hunian Terintegrasi Simpul Transportasi Publik
- Sudah Terjual 50 Persen, Synthesis Homes Hadirkan Rumah Tapak Dekat…