Property & Bank

Hunian Sehat Dukung Tumbuh Kembang Anak, Begini Penjelasan Pakarnya

tumbuh kembang anak
(ki-ka) Aldo Daniel Managing Director Synthesis Huis, dr. Kurniawan Satria Denta, dokter spesialis anak, Muharini Aulia, psikolog klinis dalam forum diskusi di Synthesis Huis, Selasa (26/7)

Propertynbank.com – Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang tertata rapi dan konsep hunian yang sehat. Oleh karena itu, kawasan hunian yang ideal dan dicari saat ini adalah, yang menghadirkan lingkungan yang sehat serta memberikan keleluasaan kepada anak untuk berkembang.

Managing Director Synthesis Huis, Aldo Daniel mengatakan, Synthesis Huis berkomitmen untuk menjadi kawasan hunian yang memiliki lingkungan yang baik dan sehat, dalam rangka mendukung tumbuh kembang anak. Synthesis Huis dikembangkan oleh PT Synthesis Karya Pratama, anak usaha dari Synthesis Development.

“Kami mengoptimalkan penataan lingkungan dari berbagai hal guna mendukung tumbuh kembang. Disamping maksimal dalam hal arsitektur bangunan dan interior, kami juga berusaha menciptakan lingkungan hunian yang nyaman,” jelas Aldo, dalam diskusi bertema Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Hunian Sehat Dan Asri, di Synthesis Huis, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (26/7).

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Aldo, Synthesis Huis menggandeng Umar Zain dengan menghadirkan Urban Artistic Landscape, memaksimalkan tata lansekap seluruh kawasan Synthesis Huis menjadi lebih hijau yang dapat dinikmati tanpa batas oleh para penghuninya. Synthesis Huis, ujarnya, merupakan Iconic Residential project yang mengusung konsep Biophilic Homes, mengadopsi gaya arsitektur Skandinavia yang menyesuaikan iklim di Indonesia.

“Setiap unit hunian Synthesis Huis memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya, memiliki jendela dan halaman terbuka di area belakang rumah, membantu cahaya masuk, juga cross ventilation udara, serta indoor garden di unit tertentu. Kami juga memberikan sentuhan unsur alam berupa taman di dalam rumah,” tutur Aldo.

Disamping berada di lokasi yang dekat dengan hutan kota Cijantung, Synthesis Huis juga menempatkan green spine pedestrian yang menghubungkan antar unit hunian serta membangun fasilitas umum berdampingan dengan hutan kota untuk interaksi penghuni. Menciptakan lingkungan hunian yang sehat, kata Aldo, merupakan komitmen mereka.

“Harapan kami, Synthesis Huis menjadi kawasan hunian yang mampu mengakomodir kebutuhan keluarga dan berupaya memberikan kenyamanan tidak hanya bagi orang tuanya tapi juga untuk anaknya. Kami merasa semua kriteria sebagai rumah sehat sudah terpenuhi, khususnya dalam rangka tumbuh kembang anak,” tegas Aldo.

Sementara itu, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc., Sp. A selaku Dokter Specialist Anak yang hadir sebagai narasumber mengatakan, hunian sehat salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Agar tumbuh kembangnya optimal, anak itu harus diberikan asih dan asuh, keamanan juga kenyamanan yang maksimal.

Dijelaskan Denta, anak itu membutuhkan stimulasi mulai dari tingkat paling sederhana yaitu keluarga. Pada masa pertumbuhan, anak itu tidak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga tapi juga dengan lingkungan sekitar. Karenanya, fasilitas umum yang ada di komplek hunian, sudah seharusnyalah didesain seaman mungkin untuk anak.

“Orang tua yang mengetahui beberapa hal dalam menata hunian agar tumbuh kembang anak terbentuk optimal, yaitu memperhatikan faktor keamanan juga kesehatan. Maksimalkan ventilasi cahaya dan udara, termasuk sanitasi dan sumber airnya,” ujar dokter anak yang praktek di sejumlah rumah sakit dan klinik di Jakarta ini.

Selain itu, imbuh Denta, perhatikan juga material yang aman saat anak beraktivitas. Misalnya menempatkan railing pada tangga dan karpet dilantainya. Tumbuh kembang itu, kata dia, dipengaruhi oleh kesehatan sang anak. Kalau anak sakit, ujar Denta, tentunya perkembangannya bisa terhambat.

“Orang tua harus dapat mengambil keputusan yang tepat memilih hunian, agar sang anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Cermati lokasinya, apakah dekat fasilitas kesehatan (rumah sakit), sekolah, dan aksesnya mudah dijangkau. Pertimbangkan juga jarak antara rumah dengan kantor. Interaksi anak dan orang tua juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak jangka Panjang,” urai Denta.

Agar stimulasi tumbuh kembang anak terbentuk dengan baik, kata dia, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan orang tua. “Keputusan memiliki hunian itu harus dipikirkan dari sekarang, jangan menunda waktu,” tambah Denta.

Dampak Lingkungan Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Narasumber lainnya, Muharini Aulia M.PSI.,PSI yang merupakan Psikolog Kinis memaparkan detail bagaimana dampak lingkungan hunian sehat terhadap tumbuh kembang anak. Menurutnya, untuk mendukung pertumbuhan anak baik fisik maupun mental dibutuhkan ruang privasi seperti rumah (keluarga), termasuk pula ruang publik agar anak dapat berinteraksi dan bersosialisasi secara aman dengan sekelompok usia anak yang sama. Oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan antara wilayah privasi dan ruang publik.

“Anak usia 0-5 tahun, sebenarnya masih fokus pada interaksi dengan orang tua. Sebaiknya di usia itu, orang tua sudah mempersiapkan beragam aspek termasuk pendidikannya. Jika Synthesis Huis menyediakan semacam day care atau pra school, anak dapat belajar dan berinterkasi. Ini akan mempermudah memantau tumbuh kembang anak, jika kedua orang tuanya bekerja,” jelas Rini.

Dari sisi psikologis, jelas Rini, keberadaan kawasan hunian memang tidak berdampak langsung pada anak, namun jika kawasan hunian itu sehat tentunya anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. Karenanya dibutuhkan ruang luar yang memang oksigen dan udaranya baik. Pihak developer umumnya menempatkan area hijau sebagai sarana publik, namun kerap kali yang terjadi justru penghuni tidak memanfaatkan ruang itu. Sudah seharusnya orang tua memiliki peran untuk memperkenalkan dan membiasakan anak berinteraksi di ruang publik.

Lebih lanjut Rini mengungkapkan, orang tua akan merasa aman jika sang anak berinteraksi sosial di area yang mereka kenal. Caranya, berikan contoh kepada anak cara mudah berinteraksi dengan lingkungan terdekat, dengan tetangga misalnya. Sebetulnya anak itu membutuhkan ruang yang lebih luas untuk mengeksplorasi aktivitasnya. Kalau dibatasi ruang geraknya ini akan berdampak pada psikisnya.

“Pada umumnya anak itu selalu melakukan hal baru. Apalagi jika pihak developer menyediakan area yang anak dibolehkan uji coba melakukan sesuatu, mengembangkan imajinasi di alam terbuka, pastinya area ini akan menjadi tempat favorit bagi anak,” pungkas Rini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *