Property & Bank

Metland Rilis Royal Venya Ubud Bali

Jajaran direksi PT. Metropolitan Land Tbk sedang menunjukan maket Royal Venya Ubud. Dari kiri ke kanan : Santoso, Director PT. Metropolitan Land, Tbk, Wahyu Sulistio, Director PT. Metropolitan Land, Tbk, Olivia Surodjo, Director PT. Metropolitan Land, Tbk, Anhar Sudrajat, Vice President Director PT. Metropolitan Land, Tbk

BERITA PROPERTI – Meski banyak kalangan yang mengatakan daya beli masyarakat Indonesia saat ini masih relatif rendah, yang berdampak rendahnya penjualan properti. Namun hal tersebut, tidak berpengaruh pada perkembangan properti di Bali. Bahkan Pulau Dewata ini mampu mencatat adanya peningkatan yang positif dalam industri properti ini, khususnya Villa.

Villa, merupakan salah satu investasi terbaik di pulau Bali. Selain untuk dihuni sebagai tempat istirahat atau tempat tinggal, Villa juga dapat dengan mudah disewakan kepada turis atau wisatawan yang berlibur di Bali.

Potensi bisnis Villa masih sangat baik mengingat segmennya yang berbeda dengan hotel, homestay dan semacamnya. Terutama bagi turis asing yang berlibur dengan keluarga maupun kawan-kawannya, Villa merupakan pilihan yang amat populer.

Membidik pasar tersebut, PT Metropolitan Land Tbk menjelang akhir tahun 2017, kembali menambah fortopolio dengan mengucurkan dana sebesar Rp220 miliar menggarap proyek properti terbarunya, yaitu Royal Venya Ubud Bali. Pembangunan kompleks Villa dan hotel ini ditargetkan akan selesai di tahun 2020.

“Bali masih menjadi destinasi primadona wisatawan. Adanya peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini yang mendorong Metland untuk membangun Royal Venya Ubud,” kata Wakil Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Anhar Sudrajat, dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Anhar memaparkan keuntungan lainnya adalah para pembeli yang nantinya menjadi pemilik villa Royal Venya Ubud juga dapat menikmati tinggal dengan sistem poin. “Dengan hotel bintang lima, sewa tarif hotel berkisar Rp 3 juta dan sewa villa berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta,” ujarnya.

Metland berencan membangun 54 unit villa dan 40 kamar hotel bintang lima diatas luas lahan mencapai 1.6 hektar. Villa ini terbagi atas 6 tipe yang terdiri dari satu, dua, dan tiga kamar tidur serta pilihan bangunan satu dan dua lantai.

Luas bangunan per unit yang ditawarkan mulai dari 60 m2 hingga 140 m2. Royal Venya Ubud diliengkapi dengan fasilitas premium temple, spa, lounge, furnicular, casade, infinitiy pool, wedding chapel, co working space, coffe shop terrace, reflecting pond dan outbond bar.

Direktur Komunikasi Perusahaan Metland, Wahyu Sulistio menambahkan bahwa Royal Venya Ubud merupakan hotel kelima yang digarap Metland. Sebelumnya Metland telah memiliki Horison Seminyak Bali, Horison Bekasi, Hom Hotel Tambunan dan Metland Hotel Cirebon.

“Untuk okupansi Horison Seminyak Bali mencapai 77 persen. Tingkat okupansi kita kedua tertinggi untuk hotel di Bali,” ujarnya

Metland merasa harus membangun kembali hotel di Bali, khususnya di kawasan Ubud Bali. Sebab Ubud merupakan salah satu destinasi favorit di Bali yang dikunjungi oleh wisatawan karena terletak diantara sawah dan hutan yang memiliki jurang-jurang, gunung dengan pemandangan alam yang spektakuler

“Kami optmis Royal Venya Ubud akan menjadi ikon baru diwilayah Ubud dan dapat menjadi pilihan tempat menginap bagi wisatawan mancanegara dan domestik,” tutupnya.

Royal Venya Ubud juga menempati lokasi strategis di kawasan wisata Ubud. Dalam kawasan ini, terdapat berbagai obyek wisata terkenal seperti Monkey Forest, Tegallalang, Bali Bird, Goa Gajah, dan Istana Ubud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini