Property & Bank

Laba Naik Saat Penjualan Turun, Saham Semen Indonesia Cukup Prospektif

Semen Indonesia (poto kanalsatu.com)

BAHAN BANGUNAN – Meski industri semen masih tertekan, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih bisa mencetak kenaikan laba hingga akhir September lalu. Padahal, penjualan emiten semen plat merah ini turun pada periode Januari-September 2020. Hingga kuartal ketiga 2020, pendapatan bersih SMGR menurun 8,9% secara tahunan, menjadi Rp 25,63 triliun.

Dari sisi volume, tercatat volume penjualan  SMGR Group hingga 9 bulan pertama 2020, sebesar 29,13 juta ton, atau menurun 2,9% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun lalu, yakni 30,01 juta ton. Tapi, SMGR membukukan laba bersih senilai Rp 1,54 triliun, hingga kuartal ketiga 2020. Laba tersebut naik 19,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya Rp 1,29 triliun.

[irp]

Corporate Secretary Semen Indonesia Group (SIG) Vita Mahreyni mengatakan, peningkatan kinerja keuangan dicapai melalui berbagai inisiatif strategis, baik cost leadership, integrasi berbagai fungsi strategis, serta penurunan beban bunga, setelah program refinancing dilaksanakan pada semester kedua tahun lalu. Efisiensi ini pun terlihat dari beban pokok pendapatan, yang turun 11,5% menjadi sebesar Rp 17,39 triliun.

Hal ini merupakan buah manis SMGR dengan menjaga efisiensi biaya, seperti pengelolaan bahan baku dengan optimalisasi komposisi bahan baku dan bahan penolong, integrasi pemasaran, distribusi, dan fungsi pengadaan, serta memanfaatkan limbah industri sebagai alternatif sumber bahan baku.

[irp]

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, tahun depan industri semen akan kembali bertumbuh, disokong oleh pemulihan sektor properti terlebih dahulu, dan selanjutnya disusul oleh sektor infrastruktur yang anggarannya direncanakan naik.

Mengutip pemberitaan sebelumnya, pada Agustus 2020, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan mengalokasikan Rp 414 triliun untuk pembangunan infrastruktur pada tahun depan. Anggaran infrastruktur tersebut naik, dari anggaran di tahun ini yang hanya Rp281,1 triliun.

Presiden menyebut, dana tersebut utamanya akan digunakan untuk infrastruktur yang bisa memulihkan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19. ”Kedua hal ini tentunya, akan menjadi perbaikan untuk emiten-emiten semen, khususnya SMGR,” terang Herditya, pada Kamis (05/11/2020).

[irp]

Hanya saja, di sisa tahun ini, Herditya memperkirakan pertumbuhan penjualan semen akan cenderung melambat, disebabkan saat ini sudah memasuki musim penghujan. Dus, hal tersebut diperkirakan dapat menurunkan penjualan semen SMGR di pasar dalam negeri.

Untuk saham SMGR, Herditya memasang target di area harga Rp 10.000-Rp 10.300. Pada Kamis (5/11), harga saham SMGR melonjak 9,04% ke Rp 9.950 per saham. Para pelaku pasar bisa trading buy untuk saham SMGR. Pada perdagangan Sabtu (07/11/2020), saham SMGR ditutup menguat 9,04% ke level Rp 9.950. Namun, sejak awal tahun, saham emiten penghuni indeks Kompas100 ini masih terkoreksi hingga 17,08%. (Artha Tidar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan