INFRASTRUKTUR – Salah satu upaya mengendalikan banjir di Jakarta yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah membangun bendungan di Bogor.
Bendungan Sukamahi tersebut, dikembangkan dengan konsep Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi. Pembangunan ini tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tetapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam.
[irp]
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi yang ada dengan cara yang berkelanjutan.
Konsep Taman Ekowisata ini akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat, seperti pohon Suren dan Damar.
Sedangkan untuk sarana pedukung, kawasan ini akan dilengkapi fasilitas garden in the forest, trail/track, rest area, dek wisata, toilet, signage dan pusat informasi. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, seperti outdoor recreation, bushwalking, jogging, cycling, horse riding, bird watching, dan sebagainya.
Lebih lanjut, pengembangan ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan badan air bendungan menjadi natural river valley basin. Bendungan Sukamahi berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering/dry dam, sehingga pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur berada pada elevasi yang rendah/kosong dan saat terjadi hujan debit air dapat diteruskan langsung ke hilir.
Sedangkan saat bendungan kering, dapat dikembangkan menjadi area penampungan air pada saat hujan dan area lansekap pada saat kering. Lansekap yang dikembangkan dapat berupa tanaman yang memiliki toleransi terhadap genangan dan mampu self generated atau trubus misalnya tanaman Datura.
[irp]
Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektar. Pembangunan sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017 dengan progres konstruksi hingga 9 April 2021 mencapai 71,21%. Pekerjaan berjalan kini meliputi struktur beton pada bangunan pelimpah (clearing dan pengecoran), timbunan pada bendungan utama, pekerjaan hidromekanikal, dan kelengkapan fasilitas umum.
Nantinya, Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi dapat dikembangkan sebagai pusat budidaya tanaman hydrophonik dan aquaphonic sekaligus menjadi tempat wisata edukasi dengan suasana alam yang indah (suhu udara sejuk dengan panorama Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak). Pengembangan jalan wisata/jalur akses rekreasi (kendaraan bermotor, pejalan kaki dan pesepeda) dengan memanfaatkan jalan operasi Bendungan Sukamahi yang terhubung dengan spot-spot view/pemandangan terbaik atau terhubung dengan Dam Recreation Circle Drive.