
BERITA PROPERTI- Sejumlah investor asing ternyata masih tertarik menggarap bisnis properti di Indonesia. Namun, mereka baru akan bergerak aktif usai pemilihan presiden (pilpres) tuntas secara keseluruhan. Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan, tahun ini investasi asing di sektor properti masih tetap tinggi.
“Kami melihat beberapa pengembang asing mulai masuk ke Indonesia dan saat ini bersiap untuk kerja sama dengan pengembang lokal untuk mengembangkan properti di berbagai lokasi,” seperti dilansir Bisnis.com. Selain itu, Dani menambahkan bahwa saat ini juga mulai banyak pengembang asing yang baru masuk.
Sebagian besar pengembang itu berasal dari kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan China. “Sesudah pemilu mulai bergerak lagi, biasanya sentimennya bergerak positif,” ujar dia. Hal yang menarik, kata Dani, saat ini pendanaan proyek properti juga masih terbuka.
Pengembang lokal banyak yang bisa memanfaatkan kerja sama dengan investor asing untuk sumber dana alternatif. Pihak asing masih melihat Indonesia sebagai tujuan yang menarik karena tingginya potensi pembeli dan imbal hasil investasi yang baik. Menurut Dani, imbal hasil sektor properti di Indonesia lebih tinggi.
Bahkan jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya. Namun, investor asing masih menghadapi sejumlah kendala, seperti nilai tukar rupiah yang tak stabil dan aturan yang kerap berubah. Selain itu, pencarian lahan yang sesuai dengan rencana pengembangan dan mencari partner yang saling menguntungkan juga dinilai masih sulit.
Hal senada juga diungkapkan Associate Director Investment Service Colliers Indonesia, Aldi Garibaldi. Ia mengatakan kesulitan likuiditas juga menjadi hambatan, karena behubungan dengan kemudahan investor asing menerima imbal hasil investasi.
“Potensi ada, hanya tidak mudah. Indonesia tetap dilirik dan laris. Tapi, investor biasanya lihat Vietnam dulu, baru Indonesia. Sebab melihat pertumbuhan ekonomi dan nilai tukarnya,” jelasnya. Saat ini, Aldi menyebutkan, sektor properti yang menjadi primadona bagi investor asing yang masuk ke Indonesia adalah sektor residensial.
Sedangkan, sektor perkantoran dan kawasan industri baru mulai naik daun. Pengembang asing yang baru saja meluncurkan produk adalah pengembang Singapura, Samanea, yang digandeng CFLD International (Indonesia), untuk menggarap pengembangan pusat perbelanjaan yang bertempat di Tangerang New Industry City (TNIC).
Samanea telah menandatangani persetujuan pembelian lahan seluas 7,6 hektare di Tangerang New Industry City pada 6 April 2019 lalu. Rencananya, TNIC akan dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia dan fasilitas premium yang akan dibangun melalui kerja sama yang berkesinambungan.
Proyek Samanea di Tangerang New Industry City ini juga bertujuan membangun platform yang dapat menghubungkan calon investor lainnya dengan para pedagang dan konsumen sehingga membantu membangun merek dan jaringan operasi mereka di wilayah DKI Jakarta dan seluruh Indonesia. (Artha Tidar)
Artikel Terkait
- Gairah Baru Pengembang Medan dan Industri Keramik Pasca Pemilu
- Pilpres 2019 Lancar dan Aman, Emiten Properti Bakal Kembali Bergairah
- Pasca Pilpres 2019, Industri Properti di Medan Diyakini Bersinar Kembali
- Banyak Terjadi Penyimpangan, Anies Cabut Pergub Pembebasan PBB di Jakarta
- Andai Petahana Menang, Harga Saham Citra Putra Bakal Naik?
- BPN Ingin Kembalikan Kementerian Perumahan Rakyat, TKN Enggan Dipisah
- Bank BTN Targetkan Rp 6 Triliun Dalam Ajang IPEX 2019
- The SMITH Konsep Inovatif dan Pertama Di Alam Sutera
- BTN Tawarkan Kemudahan Di IPEX 2018
- Prospek Investasi Saham di Indonesia