Propertynbank.com – Ekonomi hijau merujuk pada suatu model ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan sosial. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan kelestarian lingkungan alam dan kesejahteraan sosial.
Ekonomi hijau berusaha mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, menggunakan sumber daya secara efisien, dan mendukung pemanfaatan energi terbarukan.
Penerapan ekonomi hijau menjadi paradigma utama dalam pembangunan berkelanjutan, di mana keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan menjadi fokus utama.
Baca Juga : Meskipun Tahun Politik, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5% di 2024
Ekonomi hijau penting dilakukan karena mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, merangsang inovasi, menciptakan lapangan kerja baru, dan memastikan kesejahteraan masyarakat, sambil menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebutuhan energi global. Dengan pendekatan ini, ekonomi hijau membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan tangguh bagi generasi mendatang.
Pengembangan ekonomi hijau didorong oleh berbagai pihak, termasuk industri startup. Sebagai wadah akselerasi dan pusat bagi startup, Greentech Entrepreneurs Network (GEN) telah menyatakan kesiapannya untuk memajukan dan mengkatalisasi pertumbuhan vertikal startup teknologi hijau di Indonesia.
Melalui inisiatif ini, GEN mencari wirausahawan yang inovatif, memberikan dukungan untuk mengembangkan startup mereka dengan memperluas akses ke mitra bisnis potensial, investor, dan mentor.
Program ini dijalankan oleh GIZ Indonesia atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ), bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Bappenas, melalui proyek Digital Transformation Center (DTC) Indonesia, dan mendapat dukungan dari Endeavor Indonesia.
Baca Juga : Stop ! Perang Hamas dan Israel Berdampak Buruk Terhadap Ekonomi Dunia
“Dengan meningkatnya perkembangan startup teknologi hijau di Indonesia serta komitmen pemerintah menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan, kami yakin bahwa transformasi menuju ekonomi hijau dan transformasi digital bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga sebuah kewajiban,” kata Andianto Haryoko, Koordinator Ekosistem dan Pemanfaatan TIK, Kementerian PPN/Bappenas, dikutip dari detik.com, Selasa (23/1/2024).
Andianto mengatakan jika kolaborasi ini dilakukan terus-menerus dengan inovator, pelaku bisnis, dan masyarakat yang merupakan fondasi dalam mengarusutamakan tujuan tersebut. Dengan dukungan dari acara ini, ia optimis bahwa proses akselerasi menuju ekonomi digital hijau akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Program GEN Kembangkan Ekonomi Hijau
Program GEN dimulai dengan tahap audisi yang berlangsung dari 17 November hingga 17 Desember 2023, di mana 55 perusahaan rintisan lokal mendaftar. Saat ini, 35 perusahaan beserta pendirinya telah terpilih untuk mengikuti program GEN dari awal hingga akhir, yang dijadwalkan berlangsung mulai 30 Januari hingga April 2024.
Kriteria pemilihan perusahaan rintisan mencakup sektor ekonomi sirkular, pengelolaan sumber daya alam (PSDA), dan transisi energi bersih. Perusahaan-perusahaan ini beroperasi dan berlokasi di Indonesia, melayani pasar dalam negeri, didirikan oleh warga negara Indonesia, telah melewati tahap Minimum Viable Product (MVP), memiliki model bisnis yang terbukti dan potensial untuk berkembang ke pasar global, serta telah menghasilkan pendapatan dalam 6 hingga 12 bulan terakhir dan bersedia menerima pendanaan.
Startup Yang Terpilih Program GEN
Berikut adalah nama-nama pendiri dan perusahaan rintisan yang terpilih untuk mengikuti program GEN berdasarkan masing-masing sektor.
1.Sektor Sirkuler Ekonomi: Beuang, Blitz Electric Mobility, Boolet, Circularva, CIROES, Containder, Duitin, Dulang, IJO, Jubelo, Plana (Plastic For Nature), Rezycology, Sampangan Indonesia, Smash.id, Surplus Indonesia
2.Sektor Pengelolaan Sumber Daya Alam: Akar, Bioniqa, BIOPS Agrotekno, Crustea, Ekosis, Elevarm, PT Ikanesia Nusantara Akuamarin, Lindungi Hutan, Lokatani, MYCL, Reservoair, Truclimate, Venambak
3.Sektor Transisi Energi Bersih: Azura Indonesia, Biojel, Kusuma Jaya Agro, Matador Lectro, NUXCLE, PT Selaras Daya Utama (SEDAYU), Spora Institute.
Setelah terpilih, para startup akan menjalankan tiga program berturut-turut, antara lain Program Start (Scale Up Academy) pada 30-31 Januari 2024, Business Matching and Networking Dinner pada 1 Februari 2024 dan terakhir ditutup oleh Group Mentoring dan Networking Event. (Nabilla Chika Putri)