
Kepastian rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih menjadi pertanyaan besar bagi pelaku Industri Properti yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI). Rencana Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) ini, akan berimbas pada kenaikan ongkos pembuatan rumah.
“Kenaikan BBM ini yang kita tunggu. Kita kan di bisnis ini sedang hitung budget, nah kita tunggu ini kenaikannya berapa? Jokowi ini beraninya berapa?” kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman dalam diskusi di The Bridge Hotel Aston Rasuna, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Kepastian yang dimaksud adalah kepastian perihal waktu dan besaran kenaikan yang akan ditetapkan. Ditambahkan Amran, besarnya kenaikan harga BBM ini akan menjadi acuan dalam menetapkan anggaran belanja dan produksi properti yang akan dikembangkan oleh pelaku properti.

“Membuat budget itu, komponen utamanya dari BBM. Ujung-ujungnya pengaruh ke harga jual. Kami mau jual berapa?,” tanyanya.
Amran menambahkan, kenaikan BBM ini tidak semata-mata berpengaruh ke harga bahan baku melainkan ke ongkos keseluruhan terutama terkait biaya transportasi bahan baku dan peralatan. Ia menyebut, selama ini sisi transportasi menyumbuang 15 persen terhadap total biaya produksi unit properti secara keseluruhan.
“Yang pengaruh salah satunya sebenarnya bukan ke bahan baku. Misalnya di Beton, bukan industi beton yang naik, tetapi ongkos transportasi. Saya tanya beberapa temen pelaku kontrkator pondasi, mereka bilang naiknya sekitar 5 persen. Kalau di kita selama ini sekitar sekitar 15 persen kontribusi transportasi ke produksi,” tuturnya.
Tahun ini merupakan tahun politik, oleh karena itu para pengembang properti sedang menunggu dan melihat perkembangan selanjutnya. Amran meyakini bahwa iklim investasi akan semakin membaik terutama bila dikaitkan dengan stabilitas ekonomi makro yang didukung kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil.
“Komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan daya saing juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain proyek perbaikan kinerja salah satunya di dorong oleh industri properti,” imbuhnya.
Adanya dukungan positif tersebut, akan membuat sektor properti di tahun 2015 semakin tumbuh dan memiliki prospek yang cerah. “Selain itu berbagai proyek infrastruktur yang terus berkembang di Jakarta dan sekitarnya akan mendorong pertumbuhan properti tahun depan. Seperti pembangunan MRT, jalan tol, dan rute busway baru yang tentunya akan memberikan efek positif,” ungkap Amran.