
BERITA PROPERTI – Rumah tapak masih menjadi pilihan utama bagi konsumen di Indonesia, baik untuk dihuni maupun berinvestasi properti. Untuk properti jenis rumah tapak, masih mendominasi mencapai 88,6 persen. Sedagkan kantor, ruko, atau kawasan komersial juga sangat diminati meski masih dibawah persentase untuk rumah tapak.
Dari survei yang dirilis oleh Rumah123.com, diperoleh hasil survei semester II/2016 terkait sentiment terbaru perilaku masyarakat Indonesia terhadap industri properti. Dari data tersebut, sebanyak 60,5 persen responden yang merupakan masyarakat Indonesia, aktif mencari properti.
Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung mengatakan, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan umum saat memulai pencarian properti, yakni dengan kata kunci “Lokasi, Harga, dan Desain”. Berdasarkan analisa, masyarakat yang semakin mapan dari sisi umur, tidak lagi mementingkan desain dan harga.

“Para pembeli properti memiliki perilaku umum mendatangi beberapa lokasi hunian incaran sebelum membuat keputusan pembelian. Setidaknya, sebanyak 78.05 persen menunjukkan tren tersebut, sedangkan keputusan yang diambil saat mendatangi pameran hanya 12.76 persen,” ujar Untung pada pemaparan hasil Sentiment Survey H2/2016, Rabu (26/10).
Ke depan, lanjut Untung, masyarakat Indonesia diharapkan akan semakin teredukasi bahwa semakin lama menahan diri membeli rumah, berarti akan merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan hunian di lokasi dan luasan sesuai keinginan.
Dikatakan Untung, ada tiga faktor utama penghalang masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi properti. Adalah belum cukup uang untuk membayar uang muka, tidak mampu menemukan properti di lokasi yang diinginkan, serta pendapatan yang belum mencukupi untuk menutupi pembayaran kredit perumahan (KPR).