
FIGUR – Industri perbankan di Indonesia terbilang cukup baik jika dilihat dari sisi pertumbuhan. Itu bisa dilihat dari semakin banyaknya inovasi dan fitur yang dikeluarkan pihak perusahaan kepada nasabah-nasabahnya. Bahkan tidak hanya kepada nasabahnya saja yang dipikirkan, tapi juga para seluruh karyawan.
Bankir Kawakan, Djoko Yoewono mengaku tertarik berkarir di industri perbankan, pria kelahiran Madiun 9 Mei 1964 ini, melihat pasca liberalisasi perbankan tahun 1988 industri keuangan di Indonesia sedang tumbuh dan pertumbuhan tersebut diiringi fase industrialisasi.
[irp]
“Jadi usai menyelesaikan studin di Fakultas Hukum Airlangga Surabaya, saya memutuskan untuk berkarir di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang kemudian merger ke Bank Mandiri,” tutur suami dari Sri Utami.
Menapaki karir di Bank plat merah, cukup berliku dan panjang. Berbagai tantangan dan posisi memayungi perjalanan karir pria berzodiak Taurus ini. Mulai dari kepala cabang di Surabaya, assistant vice president consumer loans di Surabaya, serta masih banyak lagi posisi yang sempat didudukinya, hingga akhirnya menjadi Deputy Group Head Consumer Loans Group Bank Mandiri.
[irp]
“Hampir semua perjalan karir di industry perbankan di dominasi pada bidang Bussiness consumer loans khususnya mortgage,” kilah pria yang telah mengantongi sertifikat management resiko level 4 di industry perbankan.
Bagi Djoko, Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup selalu berupaya menseimbangkan antara fisik, makanan dan pikiran. “Bekerja dengan profesional, menjaga integritas dan reputasi, menumbuhkan business secara sustainable dengan penerapan business strategy sesuai best practice dan implementasi balance scorecard,” tutur mantan Direktur Mandiri Axa General Insurance ini.
[irp]
Intinya, kita harus punya business plan yang berbasis balance scorecard, yang hingga saat ini saya percaya sebagai metode yang masih relevant. “secara umum strategy utama itu benarnya hanya satu, berfikir dahulu baru bekerja, bukan bekerja dulu terus karena gagal atau ada kendala baru berfikir,” papar Djoko yang juga telah memperoleh sertifikat management resiko level 5 dibidang asuransi.
Terkait pengaruh wabah pandemi Virus Corona, terhadap industry perbankan nasional, dipastikan akan menekan angka pertumbuhan ekonomi, bahkan pertumbuhannya bisa negative.
[irp]
Menyikapi hal ini, tambah Djoko, kecenderungan kalangan perbankan akan melakukan konsolidasi dengan focus ke merestructure portofolio kreditnya, karena hampir semua sector terdampak covid19. Pemerintah dan OJK sendiri sudah mengeluarkan kebijakan relaksasi terkait diperkreditan dan sekor ekonomi.
“Apa yang dilakukan pemerintah bersama OJK Ini tentu akan sangat membantu dunia perbankan dan masyarakat,” ujar pria yang memiliki filosofi hidup bekerja dengan profesional, menjaga integritas dan reputasi.