
Propertynbank.com – PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI), salah satu perusahaan jasa kurir nasional tertua di Indonesia, menginisiasi kampanye edukatif untuk mengajak masyarakat lebih peduli dalam mengelola resi dan kemasan bekas kiriman. Inisiatif ini menjadi bagian dari komitmen dalam membangun ekosistem logistik yang aman, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti, menjelaskan bahwa di balik setiap paket yang diterima konsumen, terdapat potensi risiko yang tidak disadari: bocornya data pribadi melalui label pengiriman.
“Resi pengiriman berisi data sensitif seperti nama lengkap, nomor telepon, hingga alamat penerima. Bila dibuang begitu saja tanpa dihapus, informasi ini bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di sisi lain, meningkatnya volume pengiriman juga berarti meningkatnya limbah kemasan. Karena itu, kami ingin mengajak konsumen untuk lebih sadar dan bertanggung jawab,” ujar Yulina.
Sebagai bagian dari edukasi publik, perusahaan ini memperkenalkan kebiasaan baru yang disebut Smart Shipping Habit, gaya hidup cerdas dalam menerima dan mengelola paket.
Tiga Langkah Cerdas Dari TIKI
TIKI mendorong masyarakat untuk menerapkan tiga langkah sederhana yaitu Hapus atau robek bagian resi sebelum dibuang. Resi berisi data pribadi yang bisa disalahgunakan. Dengan menghapus atau merobek informasi penting sebelum membuang kemasan, konsumen dapat melindungi diri dari potensi kebocoran data.
Baca Juga : Resensi Buku : Professional Building Management, Standar Baru Dalam Pengelolaan Gedung
Gunakan kembali kemasan yang masih layak. Kardus, paper wrap, dan bubble wrap sering kali masih bisa digunakan kembali. Perusahaan pengiriman ini mengampanyekan prinsip Reuse Before You Throw, yang membantu menghemat sumber daya dan mengurangi timbunan sampah kemasan.
Pisahkan dan kirim limbah ke tempat daur ulang. Masyarakat diimbau memilah kardus, plastik, dan kertas sesuai jenisnya, lalu mengirimkannya ke bank sampah atau pusat daur ulang terdekat. Dengan cara ini, setiap konsumen bisa berkontribusi langsung pada pengurangan limbah logistik nasional.
Tidak hanya dari sisi konsumen, TIKI juga menerapkan sejumlah inovasi internal untuk memperkuat keamanan data dan mengurangi dampak lingkungan.
Perusahaan kini menggunakan label resi berukuran kecil agar data tidak tercetak berlebihan, serta mendorong pelanggan beralih ke resi digital melalui Aplikasi TIKI, sehingga tidak perlu menyimpan label fisik. Dari sisi sistem, TIKI mengimplementasikan enkripsi data, autentikasi berlapis, dan pemantauan real-time untuk memastikan keamanan pelanggan terjaga.
Baca Juga : Sinar Mas Land Jalankan Program Kemitraan Pertanian Lokal dan Kampung Dolanan Khatulistiwa
Di sisi lingkungan, TIKI secara aktif menjalankan berbagai inisiatif keberlanjutan operasional antara lain menggunakan plastik dengan kandungan OXIUM, yang dapat terurai lebih cepat. Mengurangi penggunaan kertas melalui digitalisasi dokumen pengiriman. Memanfaatkan kembali kardus dan karung yang masih layak pakai. Mengedukasi mitra dan karyawan mengenai prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam seluruh proses operasional.
Sebagai bagian dari transformasi hijau, TIKI juga menerapkan sistem reverse logistics, yaitu pengumpulan kembali kemasan bekas dari jaringan agen dan cabang untuk digunakan ulang. Dengan pendekatan ini, TIKI berupaya mengurangi jumlah sampah kemasan sekaligus memperpanjang umur pakai material.
“Kami percaya keberlanjutan bukan hanya tren, tapi tanggung jawab yang harus dijalankan setiap hari. Melalui digitalisasi, penggunaan kemasan ramah lingkungan, dan sistem reverse logistics, kami ingin menciptakan rantai logistik yang lebih hijau dan efisien,” tambah Yulina.
Baca Juga : Bersiap Gelar Topping Off, Universitas Ciputra Jakarta Hadirkan Kampus Berbasis AI dan Entrepreneurship
Melalui kampanye ini, TIKI berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi serta mengelola limbah kemasan secara bijak. Kedua hal tersebut kini menjadi isu penting dalam ekosistem digital dan logistik modern.
“Di era digital, keamanan data dan kepedulian terhadap lingkungan tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan agar aktivitas pengiriman menjadi lebih aman, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Yulina.
Dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, kata dia, TIKI berupaya menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap lingkungan dan keamanan informasi bukan hanya tugas perusahaan, tetapi juga gerakan bersama seluruh konsumen Indonesia.
















