
Propertynbank.com – Meskipun tidak sekuat capaian tahun lalu, sektor industri nasional tetap menunjukkan performa yang positif di semester pertama tahun 2025. Dampak perang dagang Amerika Serikat–Tiongkok serta kebijakan tarif dari pemerintahan Trump menimbulkan tantangan baru bagi rantai pasokan global, namun di saat bersamaan menciptakan peluang relokasi industri ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Sektor Electric Vehicle (EV) menjadi salah satu yang paling dominan dalam menyerap lahan di kawasan industri sepanjang awal tahun ini, khususnya di koridor timur Jakarta. Fenomena ini merupakan kelanjutan dari gelombang investasi dari Tiongkok dan Vietnam yang sudah mulai tereksekusi sejak 2024.
“Serapan lahan kawasan industri masih menunjukkan tren positif, meski tidak sekuat tahun 2024. Kebijakan tarif Presiden Trump menjadi alarm bagi industri global, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi bagian dari rantai pasok baru yang lebih strategis,” jelas Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia beberapa waktu lalu.
Di saat koridor timur mendulang minat dari industri EV dan turunannya, koridor barat Jakarta juga menunjukkan geliat positif, dengan sektor tekstil sebagai penyerap utama lahan di wilayah ini. Hal ini menunjukkan terjadinya diferensiasi fokus kawasan industri, yang secara tidak langsung menciptakan segmentasi pasar dan mempermudah strategi penataan kawasan oleh para pengembang.
Sementara itu, sektor data center yang selama tiga tahun terakhir menjadi primadona, menunjukkan penurunan tipis dalam serapan lahannya. Meski tetap aktif, permintaan dari sektor ini tidak seagresif sebelumnya.
Baca Juga : Suku Bunga Turun, Investor Singapura Makin Percaya Diri Beli Kondominium
Knight Frank juga menyoroti bahwa stabilitas politik dan keamanan nasional kini menjadi perhatian utama bagi investor, terutama dalam menghadapi dinamika sosial seperti aksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini. Respons dan langkah Pemerintah dalam menjamin situasi kondusif akan sangat menentukan kepercayaan investor jangka menengah hingga panjang.
“Indonesia memiliki potensi besar sebagai destinasi ekspansi industri. Namun, menjaga iklim investasi dan kepercayaan pasar adalah kunci,” ungkap Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia.
Data Sektor Industri
Knight Frank menyebut, data pasar industri 1H25, di Greater Jakarta dan Sekitarnya antara lain, total stok kawasan industri : ±15.850 hektare, total serapan lahan: ±125,8 hektare, wilayah serapan tertinggi : Karawang, Cilegon-Serang, dan Bekasi, harga lahan: masih relatif stabil, meski terjadi penyesuaian di Karawang dan Tangerang, sektor paling aktif: EV-related masih menjadi occupier utama di awal 2025.
Baca Juga : Nusantara Infrastructure Siap Bangun Tol JORR Elevated Cikunir–Ulujami, Investasi Hingga Rp21 T
Willson Kalip menambahkan bahwa pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia diharapkan dapat menjadi pemicu bagi sektor-sektor lain untuk ikut berkembang, seperti elektronik, data center, hingga tekstil. “Ragam sektor industri ini akan menjadi engine baru untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” pungkasnya.