Property & Bank

Permintaan Masih Tinggi, Harga Rumah Tapak Meningkat Di Kuartal III 2024

BP tapera, rumah tapak
Ilustrasi rumah yang didukung oleh pembiayaan dari BP Tapera

Propertynbank.com – Harga rumah tapak dan lahan industri di Jabodetabek menunjukkan peningkatan pada kuartal III. Peningkatan signifikan pada kuartal III 2024. Leads Property Indonesia menyebutkan, peningkatan ini mencerminkan tingginya permintaan di tengah berbagai tantangan ekonomi global, sekaligus menunjukkan daya tarik kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada kuartal III 2024 pergerakan pasar rumah tapak JABODETABEK masih mengalami pertumbuhan yang positif. Permintaan rumah tapak cenderung mempertahankan posisinya dibanding kuartal sebelumnya, meskipun tekanan ekonomi global dan inflasi domestik masih menjadi kendala utama.

Pasokan rumah tapak masih tetap mengalami pertumbuhan, terutama di kawasan Tangerang dan Bekasi. Munculnya cluster baru dengan harga cukup kompetitif, menyebabkan penurunan rerata harga pasar untuk beberapa kawasan. Secara kuartalan, pasar rumah tapak mencatat adanya peluncuran 2,800 unit baru, serta jumlah penjualan yang tercatat sebesar 1,900 unit, di mana mayoritas masih berasal dari area Tangerang.

Baca Juga : Tak Cukup Dari APBN, Pendanaan Program 3 Juta Rumah Harus Bersinergi

Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea mengatakan rata-rata harga untuk area Jabodetabek mengalami peningkatan sebesar 3% dari kuartal sebelumnya.

”Pertumbuhan harga rumah di Tangerang berada pada 3,5% tahunan, di daerah Jakarta berada di 5.2%, di depok berada di 12,3%, Bekasi berada di 3%, dan Bogor berada di 4,3%,” ujar Martin.

Harga Rumah Tapak

Kawasan perumahan dengan harga terjangkau dan akses mudah ke transportasi umum, seperti KRL di area sekitar Jakarta, cenderung lebih diminati dibandingkan perumahan yang dekat dengan jalan tol. Hal ini karena akses KRL dianggap lebih ekonomis dan efektif untuk menghindari kemacetan.

Sementara itu, di sektor industri terdapat tambahan pasokan baru seluas 85 hektar pada kuartal ini, yang berasal dari wilayah Bekasi dan Karawang-Purwakarta. Akibatnya, total pasokan kumulatif meningkat menjadi 13.722 hektar, mencatat pertumbuhan sebesar 0,62% QoQ. Para pemilik lahan terus aktif memperluas area mereka untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan dan mendukung masuknya investasi.

Baca Juga : Kunjungi Perumahan MGK Serang, Menko AHY dan Menteri Ara Puji Infinity Realty

Permintaan kumulatif tercatat mencapai 12.463 hektar, didorong oleh penyerapan lahan sebesar 79,3 hektar, yang mencerminkan pertumbuhan kuartalan sebesar 0,64% QoQ. Bekasi dan Karawang, sebagai wilayah yang paling diminati di kawasan Jabodetabek, memimpin permintaan tersebut, diikuti oleh kontribusi kecil dari subpasar lainnya.

Martin Samuel Hutapea mengatakan permintaan terbesar berasal dari industri terkait otomotif. ”Manufaktur baterai kendaraan listrik (EV) dan suku cadang, yang menyumbang 40% dari total permintaan, diikuti oleh pusat data sebesar 28% dan logistik sebesar 10%. Dari segi asal, lebih dari 80% volume penjualan lahan berasal dari investor asing,” ujarnya.

Beberapa pemilik lahan memutuskan untuk menaikkan harga mereka. Rata-rata harga lahan meningkat sebesar 1,5% QoQ, mencapai angka Rp2,94 juta per meter persegi. Penyesuaian harga lahan ini dilakukan sebagai respons terhadap permintaan yang terus berlanjut, seiring dengan masuknya pertanyaan dari calon pembeli. (Laporan Rafi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan

Slot Bet 200 Slot Qris Situs Live Casino https://www.icarthejournal.org/ Slot Gacor Slot Pulsa Slot Toto Scatter Hitam https://jurnalkearsipan.anri.go.id/