Propertynbank.com – Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan, untuk sektor perkantoran pada tahun 2022 diawali dengan perkembangan tingkat hunian yang relatif stabil, yaitu di angka 73% untuk kawasan CBD dan 74% untuk kawasan Non-CBD.
Head of Research JLL Yunus Karim mengatakan, sebanyak 4 gedung di kawasan CBD diperkirakan akan rampung dibangun pada triwulan-triwulan kedepan, berpotensi menambah pasokan sebanyak 270 ribu meter persegi di tahun 2022. “Sedangkan untuk kawasan Non-CBD, diperkirakan bertambah sebanyak 130 ribu meter persegi pada tahun 2022,” ujarnya, Rabu (20/4).
Sementara untuk pusat perbelanjaan di Jakarta, terlihat bahwa restoran dan fasilitas hiburan ramah keluarga menjadi daya tarik untuk pengunjung, didukung oleh taman bermain anak-anak yang diizinkan beroperasi dengan kapasitas 70%.
Selain kedua kategori diatas, kategori peralatan rumah tangga juga terlihat cukup aktif untuk dalam membuka toko-toko mereka. Secara umum, tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil yaitu 87%. Pasokan pusat perbelanjaan baru diperkirakan bertambah sebesar ±150 ribu meter persegi pada tahun 2022.
Menurut JLL, aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan pertama masih menunjukkan tren yang sama yang terlihat selama pandemi. Lemahnya permintaan kondominium di Jakarta masih berlanjut dari tahun lalu mengingat para calon pembeli, khususnya investor, masih berhati-hati dalam melakukan pembelian kondominium.
“Terdapat dua proyek kelas atas yang diluncurkan oleh pengembang internasional di triwulan ini. Secara umum, para pengembang masih fokus untuk menjual produk eksisting,” jelas Yunus Karim.
Head of Office Leasing Advisory JLL, Angela Wibawa menambahkan, aktivitas di awal tahun 2022 kembali didominasi oleh perusahaan yang beroperasi di sektor teknologi. Dengan tingkat permintaan yang masih terbatas dan tertekannya tingkat hunian, harga sewa menjadi terus tertekan.
Selain tren pengurangan area kantor, kata dia, permintaan area kantor dengan ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan sebelumnya mulai sering terlihat sebagai bagian dari strategi real estat mereka. “Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih tertekan di angka 66%,” tegasnya.
Terkait dengan tren permintaan kondominium di Jakarta, Head of Advisory JLL, Vivin Harsanto menjelaskan, aktivitas penjualan kondominium di area BODETABEK juga terpantau belum sepenuhnya pulih. Tingkat penjualan dan peluncuran proyek kondominium baru mengalami sedikit penurunan pada enam bulan terakhir.
“Tercatat hanya ada dua proyek kondominium baru yang diluncurkan di area Depok dan Tangerang di kelas menengah. Penjualan dan pasokan kondominium masih di dominasi oleh tipe studio karena harga yang relatif lebih terjangkau,” jelasnya.
Sedangkan Head of Logistics and Industrial JLL Farazia Basarah mengungkapkan, satu gudang modern di Karawang baru selesai dibangun pada triwulan pertama ini sehingga menyebabkan tingkat hunian sedikit tertekan di angka 93%. Beberapa proyek masih dalam proses konstruksi dan akan mulai beroperasi di pertengahan tahun 2022.
“Mayoritas permintaan terhadap wilayah Cikarang, diikuti oleh area kota Bekasi dan Jakarta. Di tengah dominasi gudang multitenant, permintaan gudang built-to-suit kepada pengembang juga masih tetap terlihat di beberapa lokasi,” tuturnya.
Pada bagian lain, Vice President, Investment Sales Hotels & Hospitality Group, Asia Pacific JLL, Julien Naouri menyebutkan, industri perhotelan Indonesia saat ini sedang dalam masa pemulihan dan kondisi ini dapat terus terjadi seiring dibukanya kembali perjalanan domestik dan internasional yang lebih luas untuk mempertahankan momentum tersebut.
“Pencabutan syarat untuk karantina di Indonesia juga akan memberikan tingkat kepercayaan lebih tinggi kepada para operator dan pemilik hotel. Tidak mengherankan bahwa pasar destinasi wisata utama seperti Jakarta dan Bali diperkirakan akan mendorong pemulihan tingkat hunian dan juga menerima sebagian besar dari total investasi 300 juta dolar AS yang kami perkirakan akan terjadi pada tahun 2022,” ucapnya.
Menurut James Allan, Country Head JLL, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, proporsi penduduk usia produktif yang besar, dan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, kata dia, Indonesia merupakan tujuan yang menarik untuk investasi. Saat ini, investor asing dan lokal terlihat aktif dalam mencari peluang di beberapa sektor properti, seperti logistik, pusat data (data centre), dan residensial.
“Salah satu pengembangan infrastruktur yang dinantikan tahun ini yang diharapkan akan berdampak positif pada sektor properti antara lain adalah LRT Jabodebek dan pembangunan beberapa ruas jalan tol baru,” pungkasnya.