
Propertynbank.com – Sebagai pusat bisnis utama, Jakarta didominasi oleh hotel bisnis yang mendukung kegiatan MICE atau Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition. Hotel-hotel ini memiliki fasilitas seperti ruang kerja, berbagai ruang meeting, aula konvensi, lounge, internet dengan kecepatan tinggi, dan fasilitas lain lainnya dan secara umum dapat ditemukan pada hotel berbintang 4 dan bintang 5. Inilah yang terus menarik minat investor.
Terkait dengan hal tersebut, kinerja hotel di Jakarta pada awal kuartal keempat 2024 dinilai cukup kuat. Meskipun pemerintah mengumumkan adanya pengurangan anggaran sekitar 50% untuk ASN pada bulan November, awalnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengelola hotel, namun dampaknya terhadap hotel-hotel di Jakarta tidak terlalu signifikan. Ketahanan ini dapat dikaitkan dengan aktivitas bisnis korporat yang berkelanjutan dan beberapa acara offline yang terus menarik tamu.
Baca Juga : Pasokan Meningkat, Banyak Hotel Baru Di Jakarta

Ferry Salanto, Head of Research Colliers mengatakan bahwa dari kuartal ketiga hingga pertengahan Desember, aktivitas pemerintah dan korporat biasanya mencapai puncaknya sebelum liburan Natal dan Tahun Baru. “Selama bulan Oktober dan November, hotel mengalami tingkat hunian tinggi karena banyaknya acara MICE,” ujarnya.
Menurut Ferry, pada paruh kedua bulan Desember, aktivitas bisnis dari sektor pemerintah maupun korporat terlihat mengalami penurunan, dikarenakan banyak yang memilih untuk berlibur di luar Jakarta. Tren ini menyebabkan adanya penurunan tingkat hunian hotel yang cukup signifikan.
Baca Juga : Kinerja Hotel Pada Paruh Kedua Tahun 2024 Diperkirakan Meningkat
Sementara menghadapi tahun 2025, Ferry menyebutkan pengelola hotel diharapkan harus lebih bersiap untuk kemungkinan penurunan performa kinerja. Ini menjadi sebuah pola umum yang menunjukkan bahwa kinerja hotel cenderung menurun pada kuartal pertama dikarenakan aktivitas bisnis yang melambat.
“Performa kinerja pada tahun 2025 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena Ramadan yang akan jatuh pada bulan Maret. Meskipun demikian, beberapa kegiatan konser yang dijadwalkan di Jakarta sebelum bulan puasa diharapkan dapat memberikan dorongan kinerja, walaupun hanya untuk di area tertentu,” pungkas Ferry.