scatter hitam
Knight Frank Prediksi Sektor Properti Tahun 2025 Masih Penuh Tantangan - Property & Bank

Property & Bank

Knight Frank Prediksi Sektor Properti Tahun 2025 Masih Penuh Tantangan

knight frank
Kawasan Semanggi, Jakarta

Propertynbank.com – Knight Frank Indonesia dalam Survey terkait Property Outlook 2025 menyebutkan, Memasuki tahun 2025, kondisi masih dibayangi berbagai tantangan, baik skala nasional maupun global. Survey tersebut melihat bagaimana refleksi dan prediksi para pelaku properti terhadap sensitivitas sektor properti di tengah berbagai tantangan yang masih berlanjut.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat menjelaskan, meski perekonomian global dan kondisi geopolitik masih tegang, para pelaku properti memprediksi bahwa hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian nasional, yang diprediksi akan tetap stabil, meski di tengah berbagai tantangan untuk mencapai akselerasi pertumbuhan di atas 5%.

“Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah gangguan supply chain, peningkatan suku bunga dan deflasi. Sementara itu, pengaruh kondisi global seperti pemilu di Amerika Serikat diprediksi tidak terlalu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Syarifah dalam siaran pers yang diterima propertynbank.com.

Baca Juga : PPN Naik Tahun 2025 Tantangan Baru Bagi Sektor Properti dan Konstruksi

Namun demikian, sambung Syarifah, tren kenaikan investasi asing diprediksi bakal berlanjut, terutama ditopang aliran dana yang bergulir sejalan dengan relokasi manufaktur China akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang membuka peluang terhadap sektor logistik dan industri nasional. Keputusan manufaktur China merelokasi pabrik, ujarnya, menjadi salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat rantai pasok regional, serta meminimalkan tantangan distribusi.

Properti dan Tantangannya

Menurut survey Knight Frank Indonesia, para pelaku properti masih optimis di tengah berbagai tantangan global yang belum kunjung mereda. Bahkan sebagian besar percaya bahwa harga properti tetap akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

“Beberapa isu, seperti pelemahan daya beli segmen menengah, tingginya harga tanah, dan kenaikan suku bunga diprediksi akan menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pertumbuhan sektor properti di tahun 2025,” sebut Syarifah.

Stakeholders, kata dia, juga memprediksi bahwa, subsektor industri, data center dan pergudangan akan tumbuh positif di tahun 2025. Sementara itu, subsektor residensial, hotel, ritel, dan villa akan tumbuh moderat. Sedangkan subsektor yang lain diperkirakan masih tetap stagnant. Sejalan dengan itu, sektor pendidikan dan healthcare diprediksi akan tumbuh positif dan menjadi daya ungkit dalam pertumbuhan properti.

Baca Juga : Tingkat Permintaan Positif Sektor Properti Masih Berlanjut

“Program Pemerintah yang diharapkan memberi dampak signifikan terhadap sektor properti, diantaranya adalah PPN DTP & Free BPHTB, dan pengembangan infrastruktur,” tegasnya. Sementara, terkait IKN, ujarnya, sebagian besar pelaku properti menyatakan tidak yakin, atau belum pasti terkait keberlanjutan investasi dan pembangunan di IKN.

Peluang Properti Tahun 2025 Menurut Knight Frank

Knight Frank memprediksi, beberapa hal yang akan mendorong pertumbuhan properti di tahun 2025 antara lain, living sector, atau sektor hunian masih menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan properti Nasional saat ini. Ragam kebutuhan hunian menjadi penggerak transaksi, mulai dari hunian untuk kelompok menengah, asrama/hunian di sekitar perguruan tinggi, tumbuhnya co-living di area perkotaan menjadikan investasi di sektor hunian tetap menarik, dan diperkirakan akan terus tumbuh positif di tahun ini meski di tengah pelemahan daya beli masyarakat.

Lalu, Green Property akan mempengaruhi pengembangan properti di masa depan. Jackie Cheung, Director ESG Knight Frank Asia-Pacific dan Singapore, menyebutkan bahwa, Green Property akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan real estat masa depan di kawasan Asia, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya prinsip-prinsip ESG.

Baca Juga : Sektor Properti Bangkit di 2025, Pengembang Swasta Jadi Motor Penggerak

Sedangkan Jabodetabek dan beberapa Kota Utama di Pulau Bali diprediksi akan tetap tumbuh sebagai metropolitan yang sangat potensial untuk pertumbuhan properti. Selain itu, Makasar, Semarang dan Surabaya masuk sebagai kota yang berada dalam radar investasi properti di tahun 2025. “Meskipun masih dalam tahap awal, AI (artificial intelligence) diperkirakan akan memiliki efek yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan properti,” ungkap Syarifah.

Lebih lanjut disebutkan bahwa sektor pariwisata, hiburan, dan properti akan terus tumbuh saling melengkapi. Tren terbaru menunjukkan perpaduan unik antara hiburan dan olahraga, seperti yang terlihat pada pembukaan Topgolf di bilangan Jakarta Selatan. Fasilitas ini menawarkan pengalaman bermain golf untuk berbagai usia, tidak hanya untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana hiburan dan berinteraksi sosial dengan suasana lapangan golf yang dilengkapi dengan restoran dan berbagai hiburan yang menarik.

Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip menyebutkan bahwa, keberlanjutan dalam optimisme perlu diterapkan di tahun 2025 di tengah tantangan nasional dan global yang belum usai. “Meski penuh tantangan, berbagai peluang masih terbuka di tengah dinamika pasar properti yang masih mencari titik keseimbangan baru. Diantaranya digitalisasi dan pengembangan AI untuk optimalisasi pertumbuhan properti,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini