Ketua Umum DPP ABPEDNAS Indonesia & Bendahara Umum DPP Asosiasi Desa Bersatu, CEO Journalist Media Network
Propertynbank.com – Angka mega korupsi oleh koruptor yang belakangan dibongkar Kejaksaan Agung dan KPK, membuat kita semua marah dan sulit menerimanya. Andai saja Indonesia tidak memiliki koruptor yang mencuri triliunan rupiah, dipastikan pembangunan negeri ini pada tahun 2030 bisa mencapai potensi maksimal dengan dampak positif yang signifikan di berbagai sektor oleh masyarakat.
Bagaimana kira-kira gambaran kondisi yang mungkin terjadi di Indonesia jika tidak ada para koruptor yang menggarong uang negara ini?
- Infrastruktur Lebih Maju dan Merata*
– Dana yang sebelumnya dikorupsi (triliunan rupiah per tahun) dapat dialokasikan untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan jaringan kereta api yang lebih luas.
– Proyek seperti *Trans-Sumatera, Trans-Kalimantan, dan Trans-Papua* bisa selesai tepat waktu.
– Listrik dan air bersih menjangkau daerah terpencil, mengurangi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa.
- Pendidikan dan Kesehatan yang Lebih Berkualitas*
– Anggaran pendidikan (20% APBN) digunakan secara optimal:
– Sekolah dan universitas negeri memiliki fasilitas modern.
– Beasiswa lebih banyak tersedia untuk siswa kurang mampu.
– Sistem kesehatan (BPJS) lebih stabil karena dana tidak bocor, sehingga layanan rumah sakit dan puskesmas lebih baik.
Baca Juga : Program 3 Juta Jalan Ditempat, Pengembang Lapor ke DPR
- Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Tinggi*
– Korupsi di proyek pemerintah sering menghambat investasi. Tanpa korupsi, *Indonesia bisa tumbuh 6-7% per tahun* (bandingkan dengan rata-rata 5% sekarang).
– *Ease of Doing Business* meningkat, menarik lebih banyak investasi asing dan menciptakan lapangan kerja.
- Pengentasan Kemiskinan dan Pengurangan Kesenjangan*
– Program bansos (seperti PKH, BLT) tepat sasaran karena tidak ada korupsi di penyaluran.
– UMKM mendapat lebih banyak bantuan modal, mengurangi kesenjangan ekonomi.
- Teknologi dan Inovasi Berkembang Pesat*
– Dana riset dan pengembangan (R&D) tidak dikorupsi, sehingga Indonesia bisa lebih mandiri di bidang:
– Teknologi digital (startup lokal seperti Gojek, Bukalapak, bisa lebih kompetitif).
– Energi terbarukan (PLTS, PLTA, biodiesel).
- Lingkungan dan Ketahanan Iklim Lebih Baik*
– Dana untuk penanganan banjir, reboisasi, dan pengendalian polusi digunakan secara efektif.
– Indonesia bisa memenuhi target *Net Zero Emission* lebih cepat.
Baca Juga : Tanggapi Curhat Pengembang Perumahan, Adian Bilang Jangan Ada Kesewenang-wenangan!
- Politik Stabil & Kepercayaan Publik Meningkat*
– Korupsi adalah salah satu penyebab ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Tanpa korupsi besar-besaran:
– Birokrasi lebih efisien, tidak ada “pungli”.
– Demokrasi lebih sehat karena uang tidak mengendalikan politik.
Estimasi Dana yang Bisa Diselamatkan (2024-2030)*
Jika setiap tahun *Rp 100-200 triliun* tidak dikorupsi, maka dalam 6 tahun (2024-2030), *Rp 600-1.200 triliun* bisa dipakai untuk:
– Membangun *10.000 km jalan baru* (sekitar Rp 300 triliun).
– Membiayai *beasiswa untuk 5 juta mahasiswa* (Rp 100 triliun).
– Membangun *50 rumah sakit modern* (Rp 50 triliun).
Kesimpulan*
Tanpa korupsi triliunan rupiah, Indonesia pada 2030 bisa menjadi negara dengan:
✅ Infrastruktur setara negara maju.
✅ Ekonomi terkuat di ASEAN (potensi GDP > USD 2 triliun).
✅ Tingkat kemiskinan di bawah 5%.
✅ Sistem pendidikan & kesehatan yang kompetitif secara global.
Sayangnya, selama korupsi masih masif, target ini akan sulit tercapai. *Pemberantasan korupsi yang konsisten adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045.
—
Catatan:* Skenario ini asumsikan tidak ada faktor eksternal besar seperti resesi global atau bencana alam yang mengganggu pembangunan.
Penulis : Ketua Umum DPP ABPEDNAS Indonesia & Bendahara Umum DPP Asosiasi Desa Bersatu, CEO Journalist Media Network
