Propertynbank : Maret 2024 menjadi saksi perubahan dalam kebijakan tarif tol Jakarta-Cikampek, menciptakan gelombang diskusi dan reaksi di kalangan masyarakat. Pasalnya penyesuaian tarif ini bersamaan dengan awal bulan suci Ramadhan ini menimbulkan beragam pandangan dan tanggapan.
Kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek dan jalan layang MBZ ini disebabkan oleh penambahan jalur pada Tol Jakarta – Cikampek dan fasilitas Emergency Parking Bay di jalan layang MBZ.
Vice President Corporate Secretary and Legal PT JTT, Ria Marlinda Paallo, menyatakan bahwa kenaikan tarif tol ini dilakukan sebagai kompensasi atas penambahan lajur pada Tol Jakarta – Cikampek dan fasilitas Emergency Parking Bay di Jalhan Layang MBZ.
Kenaikan tarif tol ini mendapatkan keluhan dari beberapa pengendara dari Jakarta yang ingin menuju Bandung. Mereka berpendapat bahwa kenaikan tarif tol ini dapat merugikan banyak pihak, mulai dari pengemudi kendaraan pribadi hingga kendaraan umum.
Bagi pengguna kendaraan pribadi, mereka juga mengeluhkan masih banyaknya jalan berlubang di sepanjang jalan tol. Beberapa sopir kendaraan umum juga mengeluh bahwa kenaikan tarif tol ini akan membuat mereka merugi karena uang makan akan terpotong, sementara penumpang sepi. Selain itu, kemacetan masih menjadi masalah di Tol Jakarta – Cikampek ini.
Diketahui penyesuaian tarif tol telah diatur dalam Undang – Undang No. 22 Tahun 2022 tentang perubahan kedua atas Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, yang menyebutkan bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali.
Pihak Jasa Marga juga menjelaskan bahwa penyesuaian tarif tol baru ini dibutuhkan karena melihat tingkat inflasi untuk ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek dari September 2016 hingga Desember 2023.
“Penyesuaian tarif ini dibutuhkan untuk memastikan iklim investasi jalan tol yang kondusif, menjaga kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap industri jalan tol yang prospektif di Indonesia, serta menjamin level of service pengelola jalan tol tetap sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) jalan tol,” kata Vice President Corporate Secretary and Legal PT JTT, Ria Marlinda Paallo.
Rute-rute yang paling terdampak oleh kenaikan tarif tol ini adalah dari Jakarta menuju Bandung dan keluar di exit Tol Pasteur, Pasir Koja, Kopo, Moh. Toha, Buah Batu, dan Cileunyi. Jadi, jika diakumulasikan, masuk tol dalam kota membayar sejumlah Rp. 10.500, masuk Tol Jakarta – Cikampek Rp. 27.000, kemudian membayar lagi untuk Pintu Tol Cipularang dan exit di Tol Padaleunyi (Exit Pasteur) Rp. 45.000 dan Rp. 3.500. Maka saldo E-money yang harus disiapkan hanya untuk satu kali perjalanan ini adalah Rp. 86.000, tarif yang dikeluarkan untuk para pengguna kendaraan pribadi golongan I.
Beberapa cuitan di media sosial seperti TikTok dan Instagram ramai mengomentari kebijakan kenaikan tarif tol ini. “Dulu Karawang Barat-Karawang Timur 2500, sekarang 20.000, sekarang udah mau naik lagi,” ujar akun TikTok A’ J0EY25. “Parah sih naiknya ga ketulungan, dari 7000 jadi 9500, dari 20.000 jadi 27.000, udah gitu kualitas jalannya masih banyak yang rusak, berlubang, belum lagi sambungan MBZ, kesempatan mau musim mudik lebaran jadi dinaikin. HARGA PLUS, KUALITAS MINUS,” kata akun Instagram Komarudin_komaru.
Harapan kedepannya Dalam menghadapi kenaikan tarif tol, diharapkan pemerintah dan pihak terkait dapat terus berkomunikasi dengan masyarakat untuk menjelaskan alasan dan manfaat dari penyesuaian tarif ini. Transparansi dan partisipasi masyarakat dianggap krusial untuk menciptakan pemahaman bersama dan meredakan potensi ketidakpuasan.
Seiring berjalannya waktu, diharapkan penyesuaian tarif ini dapat memberikan dampak positif pada kualitas layanan dan infrastruktur jalan tol, sekaligus memberikan solusi yang berkelanjutan untuk kebutuhan transportasi masyarakat.
(Haikal)
