Property & Bank

Moratorium Pembangunan Hotel Di Bali Bisa Berdampak Positif

moratorium pembangunan hotel di Bali
Garuda Wisnu Kencana, salah satu ikon pariwisata Bali

Propertynbank.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat ini sedang melakukan peninjauan terkait kebijakan untuk wacana moratorium pembangunan hotel di Bali, terutama di Bali Selatan. Saat ini wacana tersebut bertujuan untuk menahan pembangunan hotel baru demi mencegah alih fungsi lahan pertanian menjadi properti komersial.

Wilayah yang diusulkan untuk diterbitkan moratorium antara lain Badung, Denpasar, Gianyar dan Tabanan. Hal ini dikarenakan tingkat hunian dan distribusi pada area tersebut sudah tinggi dan memberikan dampak kepada alam yang semestinya dilindungi. Selain itu tingkat kenyamanan dan keamanan untuk masyarakat serta tamu yang berkunjung di area tersebut pun harus dijaga.

Head of Hospitality Services, Colliers Indonesia, Satria Wei mengatakan, apabila moratorium diterapkan, sektor pariwisata terutama dari segi investasi dapat terpengaruh. Hal ini akan cukup berdampak bagi investor yang berencana atau ingin berinvestasi di Bali Selatan. Akan tetapi tidak terlalu memberikan dampak signifikan bagi investor yang sudah mendapatkan izin dan lokasi yang tepat, terutama secara regulasi. Oleh sebab itu, walaupun moratorium berdampak terhadap area di area Bali Selatan, terlihat ada efek positif bagi area lainnya.

Baca Juga : Kembangkan Ecoverse, NPG Indonesia Usung Kearifan Lokal Budaya Bali

“Kami menilai dengan adanya wacana moratorium pembangunan hotel di Bali ini, efek terhadap konstruksi dan pembangunan hotel yang saat ini tengah berlangsung tidak akan terlalu berpengaruh, namun akan dirasakan dimasa mendatang,” jelas Satria Wei dalam keterangan tertulis.

Moratorium Pembangunan Hotel di Bali Harus Sesuai

Ditengah isu terkait dengan wacana ini, kata dia, Colliers melihat bahwa rencana tersebut bisa menjadi sesuatu yang baik apabila moratorium dilakukan dengan benar, penuh strategi, dan juga terbuka. Artinya, implementasi yang dilakukan harus sesuai dengan rencana, sehingga target yang ingin dicapai juga terealisasikan dengan benar.

“Guna agar hal tersebut tercapai, strategi juga harus dipikirkan dengan matang. Termasuk pemilihan area yang memang seharusnya memberlakukan moratorium ini. Sebab apabila semua tidak sesuai, maka akan berakibat pada hasil yang tidak semestinya,” ujarnya.

Baca Juga : Ditawarkan Mulai Dari Rp8 miliar, OXO The Residences Bali Terjual Habis Dalam 1 Hari

Menurut Satria Wei, moratorium ini seharusnya bisa membawa hasil yang positif, tidak hanya dalam distribusi pembangunan, tetapi juga terhadap penghasilan dan kesejahteraan bagi daerah lainnya. Pembangunan di area lain diproyeksikan bisa mengalami peningkatan, terutama bagi area yang menawarkan ataupun memiliki karakter yang serupa, atau bahkan sama dengan area Bali Selatan.

“Peluang bagi sektor perhotelan adalah peningkatan kualitas produk dan pelayanan yang harusnya dapat dinikmati oleh para pengusaha pariwisata. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka. Oleh sebab itu butuh persiapan dengan matang dan sesuai, tidak hanya untuk area di Bali Selatan saja tetapi juga area lain yang mendapatkan imbas positif dari moratorium pembangunan hotel di Bali tersebut,” pungkas Satria Wei.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *