slot gacor
REI DKI Jakarta Ajak Stakeholders Berkolaborasi Menghadapi Pandemi - Property & Bank

Property & Bank

REI DKI Jakarta Ajak Stakeholders Berkolaborasi Menghadapi Pandemi

Ketua DPD REI DKI Jakarta, Arvin F. Iskandar

PROPERTI – Pandemi Covid-19 sudah dua tahun melanda dan berdampak terhadap seluruh kegiatan usaha.

Sektor properti dan realestat  merupakan salah satu industri yang tergungcang akibat pandemi. Namun, pelaku usaha sektor ini tetap harus mampu menjaga optimismenya untuk bisa survive dan keluar dari pandemi. Oleh karena itu, perlu dilakukan terobosan-terobosan agar bisa bertahan, sebagaimana pengalaman melalui krisis demi krisis sebelumnya.

Apalagi, saat ini dukungan pemerintah untuk tetap menjaga pertumbuhan bisnis properti melalui berbagai stimulus dan kemudahan, ikut mendorong optimisme pasar di tengah pandemi. Selain pemerintah, perbankan dan stakeholders lainnya juga perlu melakukan percepatan, sinkronisasi dan konsistensi sehingga pasar properti kembali tumbuh.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta, Arvin Fibrianto Iskandar mengakui, saat ini permintaan pasar properti belum membaik. Walaupun data yang dirilis Badan Pusat Statistik baru-baru ini, memang memperlihatkan tren membaik. Namun, kata dia, banyak pengembang khususnya yang bergerak dalam pembangunan apartemen, perkantoran, mal dan hotel masih cukup berat.

“Kami pelaku realestat berharap agar para stakeholder khususnya dibidang perbankan mengetahui secara persis kesulitan yang dihadapi pengembang saat ini. Kami minta kebijakan selektif perbankan dalam memberikan kredit dilihat kembali. Dilapangan laporan cancellation pengajuan KPR dan KPA masih sangat  tinggi,” ujar Arvin pada webinar Bertahan Menghadapi Pandemi ; Realita Pengembang & Solusi Dukungan Perbankan, yang diselenggarakan DPD REI DKI Jakarta, Kamis, (12/8).

Arvin mengajak seluruh stakeholder bisnis properti untuk bersama-sama mencari solusi, sehingga industri realestat bisa kembali normal dan bertumbuh. Saat ini, ujar Arvin, pengembang sudah melakukan berbagai strategi  agar efisien dan menjaga untuk bertahan agar cashflow perusahaan tidak terus terpuruk.

“Kami meminta beberapa kebijakan antara lain berupa Fleksibilitas KPR yaitu approval KPR & KPA dipercepat, cancelation konsumen juga dapat di-minimize. Kemudian kami juga berharap adanya Restrukturisasi Modal Kerja & Project Loan serta Recheduling Pembayaran. Kebijakan-kebijakan diharapkan ikut mendorong tahun 2021 menjadi time to buy property karena jaminan dari debitur properti itu adalah jaminan agunan yang solid yang nilainya akan terus naik setiap tahun,” tegas Arvin.

Di kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Departemen Pengendalian Kualitas Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  Eddy Manindo Harahap mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan POJK terkait stimulus covid-19 dan melakukan sinkronisasi terhadap aturan-aturan agar implementasi kebijakan berjalan dengan cepat dan tepat.

Menurut Eddy, kebijakan relaksasi dimaksudkan agar bank dapat membantu debitur pada sektor yang terdampak dan bank segera melakukan restrukturisasi untuk debitur yang berkinerja baik namun terdampak, termasuk debitur pengembang. OJK, katadia, juga meminta Bank tidak ragu membantu debitur terdampak yang memang membutuhkan dana segar untuk menjalankan bisnisnya

“Terdapat beberapa kebijakan untuk debitur terkena dampak covid-19 diantaranya bahwa bank dapat memberikan kredit yang baru kepada debitur terdampak Covid-19 dan Penetapan kualitas kredit tersebut dilakukan secara terpisah dengan kualitas kredit sebelumnya. Namun Bank dapat menyesuaikan mekanisme persetujuan restrukturisasi kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” ungkap Eddy.

Dikatakan Eddy, selama pandemi covid-19 ada 101 bank yang telah melakukan restrukturisasi kredit  terhadap 5,16 juta debitur dengan total outstanding sebesar Rp772 triliun.

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Kurniawan Agung Wijayanto menjelaskan,  kondisi industri realestat  sampai dengan Juli 2021 jauh lebih baik dari tahun lalu. Hasil riset BI terbaru menggambarkan bahwa hampir semua segmen angka pertumbuhannya positif.

“Pertumbuhan KPR meningkat seiring stimulus kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, BI dan otoritas terkait. Walaupun kembali kontraksi akibat pemberlakuan PPKM namun seiring demand yang cukup kuat diperkirakan akan kembali menguat,” jelas Kurniawan.

Executive Vice President Consumers Loan Group PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ignatius Susatyo Wijoyo menambahkan, Bank Mandiri telah melakukan beberapa langkah antisipasi selama pandemi, menyesuaikan kebutuhan pasar.

“Beberapa langkah antisipasi untuk meningkatkan penyaluran KPR/KPA diantaranya adalah  suku bunga rendah satu digit sampai 3,88%, keringanan biaya-biaya KPR, Pembiayaan KPR sampai 100 persen,  dengan memberikan kemudahan dan persyarat KPR/KPA calon debitur,” terangnya.

Terkait banyaknya cancellation KPR/KPA yang dirasakan pengembang selama pandemi hal itu adalah karena sikap hati-hati perbankan. Dan menurutnya hanya terjadi untuk beberapa sektor yang memang debiturnya sangat terdampak. Diantaranya industri penerbangan dan turunannya, industri otomotif dan turunannya, hotel, restoran, café dan industri pariwisata.

Sedangkan Suryanti Agustinar, Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), menyebutkan bahwa BTN tetap menjadi bank yang konsisten dalam menyalurkan pembiayaan properti, dengan resiko yang terukur, pruden dan konsisten.

Menurutnya, semua usulan stimulus dan fleksibilias yang diminta REI sudah dilakukan BTN. Sikap selektif yang dilakukan perbankan selama Pandemi semata guna menghindari adanya penumpang gelap, sehingga kepada debitur harus tetap dilakukan verifikasi. Selama pandemi lanjut Suryanti, BTN tetap mengalami pertumbuhan pembiayaan baik dari hulu maupun hilir.

“BTN saat ini sudah bekerjasama dengan 7.000-8.000 pengembang yang bisa mendapatkan pinjaman, khususnya untuk mendukung penyediaan rumah. Konsisten memberikan pembiayaan kredit pemilikan lahan sampai 75%, Kredit kostruksi dan kredit investasi lainnya. Dari Hulu menciptakan iklim yang sesuai dengan kebutuhan pengembang dan ke hilirnya kami sediakan KPR/KPA sesuai segmen kebutuhan debitur,”pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini