Propertynbank.com – Sektor industri menjadi salah satu subsektor properti yang memiliki performa positif dan terus stabil. Bahkan saat di tengah pandemi, sektor ini menunjukan resiliensi dan terus menggeliat di Jabodetabek. Kekuatan performa sektor industri didasari oleh pertumbuhan sektor data center (pusat data), chemical (kimia), logistik, dan tentu saja ecommerce yang terus tumbuh menyerap ruang-ruang di dalam kawasan industri.
Dalam 2 tahun terakhir, sektor data center mendominasi serapan ruang di kawasan industri. Demikian juga ecommerce yang menyerap ruang pergudangan di kawasan industri. Sektor-sektor tersebut tumbuh di tengah kekuatan profil demografi Indonesia saat ini.
Performa pertumbuhan sektor logistik di Greater Jakarta di akhir tahun lalu cukup baik, dengan tambahan stok yang meningkat sekitar 18% (yoy), permintaan yang terus berdatangan, namun dengan harga tertekan karena tambahan stok yang datang.
Baca Juga : Bekasi Masih Jadi Primadona Sektor Industri di 2023
“Secara keseluruhan, performa sektor industri di akhir tahun 2023 lebih baik dibanding tahun sebelumnya (HoH),” ujar Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, dalam press conference Jakarta Property Highlight, 2H23 beberapa waktu lalu. Menurut dia, total stok kawasan industri di Jabodetabek bertambah, dan ada ekspansi land bank dari kawasan di koridor Barat dan Timur.
Performa Sektor Industri Positif
Selain itu, kata Syarifah, pada semester kedua tahun ini total penjualan lahan di angka kisaran 66,4%, sehingga total serapan lahan sektor industri di semester ini berkisar 116,5 ha. Bekasi dan Karawang, masih menjadi penyerap terbesar hingga saat ini, yaitu sekitar 87% dari total serapan. Sedangkan serapan cukup merata di koridor Timur juga di koridor Barat.
Untuk harga masih stabil, meski cenderung mulai meningkat, dan Data Center, Chemical, Logistik, dan Elektronik menjadi sektor paling aktif mewarnai serapan lahan industri di akhir tahun 2023.
Baca Juga : Tak Ada Pasokan Baru, 3 Sektor Di Industri Properti Ini Terpantau Stabil
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip mengatakan, performa sektor industri terhitung masih positif sampai akhir tahun 2023. Dalam 3 tahun terakhir, data center menjadi occupier yang mendominasi serapan di kawasan industri. “Hal ini menjadi peluang untuk terus memelihara pertumbuhan sektor data center di tengah keunggulan profil demografi Indonesia saat ini, sekaligus tantangan untuk meningkatkan daya saing sektor data center di ranah regional,” tegasnya.
Ritel Alfresco Makin Banyak
Dalam skala regional, pertumbuhan ritel setelah pandemi telah melampaui masa brick and mortar, artinya bahwa transaksi tatap muka, diperluas melalui penjualan multi channel, baik online maupun melalui media sosial.
Selain itu, inovasi menjadi keharusan dari peritel dan pengelola ritel untuk memberikan new experience kepada pengunjung. Di Jakarta, saat ini setidaknya 7% ritel melakukan renovasi, hal ini dibutuhkan sebagai bentuk adaptasi lansekap ruang ritel terhadap kebutuhan pengunjung ritel saat ini.
Baca Juga : Metland Puri Tawarkan Ruko Eksklusif Veranda Berkonsep Alfresco Dining
“Di Jakarta, tidak kurang dari 13 street mall, atau alfresco retail tumbuh dalam 3 tahun terakhir ini. Konsep ini menawarkan ruang terbuka dengan ruang interaksi yang lebih fleksibel. Dalam pantauan Knight Frank, new look model dari ritel ini cukup digandrungi oleh para pengunjung ritel saat ini, karena dinilai lebih praktis, dengan lansekap yang menarik, dan lokasi yang mudah dicapai,” jelas Director Strategis Consultancy Knight Frank Indonesia, Sindiani S. Adinata.
Secara umum, ujar Sindi, performa dari sektor ritel di semester kedua tahun 2023 adalah total pasokan mall tetap di angka 4.914.911 m2, rerata tingkat okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 79%, atau meningkat tipis dari tahun lalu, rerata harga sewa meningkat sekitar 0,8% dari tahun lalu.
Selain itu, setidaknya 3 ritel baru, akan masuk pada tahun 2024. Sampai akhir tahun ini, Jakarta akan mendapatkan 3 project ritel baru. Sedangkan tenant baru, atau peritel yang aktif di akhir tahun 2023 didominasi dari hypermarket dan FnB, baik dari lokal maupun asing.
“Strategic Shift harus diterapkan oleh pengelola ritel dan peritel agar dapat bertahan di masa pasca pandemi. Hal ini mengingat pola belanja telah bergeser saat ini, demikian juga kebutuhan ruang pengunjung ritel. Untuk itu, tidak heran jika refurbish mewarnai ruang ritel di Jakarta saat ini,” tutup Willson Kalip.