Property & Bank

Puji Cara Capres Anies Atasi Kemiskinan Perumahan, Muhammad Joni Contohkan Kampung Susun Akuarium

kemiskinan perumahan
Advokat Muhammad Joni menyampaikan narasi kepada Anies Baswedan

Propertynbank.com – Mengatasi kemiskinan perumahan termasuk defisit rumah (backlog) perlu reformasi pembiayaan perumahan dan penyediaan tanah. Advokat pro perumahan rakyat Muhammad Joni menyampaikan itu, menilai pidato Anies Baswedan mengatasi persoalan perumahan rakyat dan kemiskinan perumahan di Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) di Jakarta (10/11) lalu.

“Capres kudu peduli skala tinggi kepada kemiskinan perumahan rakyat,” ujar Joni mengomentari narasi Anies di depan  helat pengembang perumahan rakyat yang bergabung dalam APERSI. Joni menilai calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut telah memetakan masalah dan menyiapkan solusi terutama terkait backlog (kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan) saat ini, yang mencapai sebanyak 12,7 juta rumah.

“Saya memungut kata kunci pokok kebijakan, yakni transformasi perumahan rakyat dalam pembangunan perkotaan, dan reformasi pembiayaan alternatif pro perumahan rakyat.  Dengan memetakan masalah konkrit backlog, berapa siapa saja, lokasi di mana dan berapa lama bisa diselesaikan. Dia juga menyampaikan strategi dan terobosan dalam mengatasi kemiskinan perumahan. Jadi konkret, bukan cuma gagasan kebijakan. Langsung kepada karya dan kapan timeline dilaksanakan, berapa lama dibereskan,” ujarnya kepada propertynbank.com.

Baca Juga : PBG Jangan Hambat Perumahan MBR, Ini 5 Catatan Muhammad Joni

Hal tersebut disampaikan Joni, usai mengikuti pemaparan Anies Baswedan sebagai narasumber dalam talkshow “Masa Depan Penyediaan Rumah Rakyat pada Pemerintahan yang akan Datang” yang digelar APERSI.

Jejak Atasi Kemiskinan Perumahan

Keyakinan tersebut juga, karena Joni melihat rekam jejak Anies Baswedan semasa menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, Anies telah melakukan banyak terobosan terkait pemenuhan hunian rakyat ini yang dikenal dengan Jak Habitat. Salah satunya lewat transformasi Kampung Susun Bahari Akuarium.

“Banyak terobosan. Misalnya Kampung Susun Akuarium yang semula tergusur, KTP dibekukan, akses bantuan  dihempang,  menjadi  (warga) memiliki hak untuk bermukim,  mempunyai status legal hak yang pasti untuk lingkungan kehidupan yang layak, bahkan menjadikan mereka (penghuni) sebagai komunitas berdaya via koperasi (sebagai pengelola),” ujar Joni, yang juga  penulis buku ‘Ayat-Ayat Perumahan Rakyat’ (2018) dan ‘Ayat-Ayat Kolaborasi Jakarta Habitat’ (2022).

Menariknya lagi, bagi dia, istilah from zero to hero juga layak disematkan kepada hunian komunitas yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara tersebut. Karena Kampung Susun Akuarium berhasil menyabet penghargaan Innovation Awards 2023 dari Asia Pasific Housing Forum bulan lalu.

Baca Juga : Mengulik Visi Capres 2024: Menimbang Kementerian Perkotaan mengurus Perumahan

“Konsep kampung susun Akuarium jenis dan katut juara dalam hal pelibatan partisipasi bermakna warga masyarakat. Itu bukti warga Akuarium bisa diberdayakan, sanggup menjadi agen pembangunan, tak harus pakai pakar asing,” tegas Joni.

Terkait perumahan yang masih dilanda soal  kelangkaan tanah, Joni meminta Anies alokasikan tanah untuk perumahan rakyat. “Badan bank tanah musti bekerja untuk amanat konstitusi atas hak perumahan yang digariskan dalam kebijakan direktif-prestatif Presiden. Badan bank tanah harus bekerja demi benefit kepada rakyat salam skala besar, bukan demi profit seperti land bank swasta,”  pinta Joni.

Ia mengapresiasi Anies yang juga tetap melakukan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi persoalan kemiskinan perumahan dan ketersediaan perumahan rakyat dengan mengajak para pengembang seperti APERSI untuk bergerak bersama.

“Karena perumahan tidak cuma bisa dikerjakan pemerintah dan pemda tapi juga oleh pelaku usaha swasta pejuang MBR seperti APERSI. Tentu dengan memposisikan sebagai pembangunan perumahan rakyat yang berbasis kepada kebijakan sosial, bukan melulu kebijakan komersial. Beda lah kalau itu kebijakan komersial, perumahan mewah, apartemen mewah. Ini enggak,” ulasnya.

Menurut dia, ini kebutuhan atas hunian, kebutuhan atas rumah pertama dan tersebab itulah pemerintah harus hadir aktif-positif di garda terdepan dengan mengalokasi anggaran, mengalokasi penyediaan tanah dan untuk itu harus dioptimalkan sebagai dokumen  program strategis nasional,” tandasnya.

Baca Juga : Polusi Melanda Ibukota, Apa Kabar Kesehatan Perkotaan?

Joni mendukung Anies mengatasi kemiskinan perumahan yang akan melakukan reformasi akses pembiayaan perumahan rakyat. Untuk perumahan rakyat, bank penyedia KPR terutama BUMN mestinya lebih fokus kepada pemberian manfaat alias benefit, bukan profit.

“Cost of fund diefisienkan, biaya-biaya kapital dirasionalkan, good corporate governance digenjot demi persatuan dalam kemakmuran. Sebab itu  bunga bank misalnya 5 persen yang disampaikan Anies sampai selesai itu sangat rasional dan adil,” tegas advokat perumahan rakyat yang mengetuai Konsorsium Nasional Perumahan Rakyat.

Sangat memungkinkan, kata dia, karena cost of fund itu, demi satu perubahan pada keadilan, hal itu  bisa diefisienkan. “Cocok jika pembangunan perumahan rakyat, perlakuannya tidak harus sama dengan pembiyaan terhadap investasi komersial,” tandasnya.

Dirinya mengatakan, harus ada alternatif skema pembiayaan di luar skema perbankan komersial, yang itu bisa menekan cost of fund dan menekan biaya-biaya  sehingga efiensi terjadi dan akesibilitas terhadap pembiayaan perumahaan menjadi lebih dekat. “Dengan dekatnya akses pembiayaan maka semakin dekat akses kepada perumahan itu sendiri,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *