scatter hitam
Kembangkan Bisnis Non Tol, JSMR Bidik Pendapatan Dari Properti Rp 268,5 M - Property & Bank

Property & Bank

Kembangkan Bisnis Non Tol, JSMR Bidik Pendapatan Dari Properti Rp 268,5 M

Salah satu pintu tol. Pemerintah ajak investor Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk 4 ruas jalan tol sepanjang 424,27 km.

PROPERTI – PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang selama ini dikenal menjalankan bisnis jalan tol, mulai memperkuat non jalan tol. Hingga tutup tahun 2020, Jasa Marga menargetkan pendapatan bisnis non tol sebesar Rp 268,5 miliar.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Subakti Syukur menyebutkan, ada empat aktivitas Jasa Marga di bisnis non jalan tol. Keempat bisnis itu adalah pengembangan kawasan atau Toll Corridor Development (TCD), pengembangan iklan dan utilitas, pengembangan rest area dan pengelolaan gedung, serta pengembangan real estat.

[irp]

Di lini TCD, operator jalan tol pelat merah ini menyiapkan dua proyek, yaitu TCD Jasamarga Tower (Koridor JORR) dan TCD/TOD LRT Taman Mini. Di TCD Jasamarga Tower, Subakti menyebut, JSMR mengembangkan proyek di atas lahan seluas 1,8 hektare di Jl. TB Simatupang, Jakarta Selatan, dengan rencana pengembangan mixed use development antara lain perkantoran, apartemen dan ritel.

Sedangkan proyek TCD atau TOD LRT Taman Mini, Jasa Marga mengembangkannya di atas lahan seluas 3 ha di kawasan Taman Mini, Jakarta Timur. Di proyek ini, JSMR berencana mengembangkan mixed use development, yang di dalamnya terdapat hotel dan ruang ritel. “Keduanya akan meluncur pada pertengahan 2021 mendatang,” ujar Subakti, pada Senin (19/10/2020).

[irp]

Manajemen Jasa Marga memproyeksikan kedua proyek itu akan menelan total investasi mencapai Rp 1 triliun. Perinciannya, TCD Jasamarga Tower sebesar Rp 800 miliar dan TCD/TOD LRT Taman Mini sebesar Rp 200 miliar. Pada pengembangan bisnis lainnya, JSMR juga memiliki beberapa rencana kongsi dengan sesama BUMN. Pertama, Jasa Marga akan menjalin kerjasama dengan Pertamina, Wijaya Karya dan Waskita Karya untuk utilitas pipanisasi BBM pada ruas tol Balikpapan-Samarinda dan rua tol Cikampek-Plumpang. Kedua, kerjasama pemasangan fiber optic di ruas tol Jasa Marga.

Sementara untuk pengembangan rest area dan pengelolaan gedung, Subakti menerangkan, Jasa Marga masih fokus pada pengelolaan sebanyak 26 rest area di seluruh Indonesia dan pengelolaan gedung milik sendiri. Terakhir, Jasa Marga juga menyiapkan pengembangan properti perumahan di sekitar jalan tol mereka. Saat ini, JSMR dalam pengembangan dua proyek di Jawa Timur, yakni proyek Perumahan Royal Pandaan seluas 6 ha dengan total 439 unit rumah, dan pengembangan proyek perumahan Spring Residence Sidoarjo, seluas lebih kurang 7 ha dengan total 474 unit rumah dan ruko.

Untuk menyelesaikan proyek perumahan Royal Pandaan, Subakti menerangkan, JSMR merencanakan investasi sekitar Rp 208 miliar dengan membidik pendapatan kurang lebih Rp 305 miliar. Anggaran tersebut meliputi pengadaan lahan, perizinan dan legalitas, konsultan, konstruksi dan overhead. “Sampai pertengahan 2020, tercatat penjualan 12 unit rumah,” sebutnya.

[irp]

Pada 2018 lalu, JSMR sebenarnya berencana membangun tiga hotel di ruas tol mereka, yaitu tol Batang-Semarang, Solo-Ngawi dan Mojokerto-Surabaya. Namun, Subakti mengaku hingga saat ini rencana pengembangan proyek itu belum jelas. Kelak, seluruh aktivitas bisnis properti ini berada di bawah naungan anak usaha Jasa Marga, yakni PT Jasa Marga Related Business (JMRB) yang sebelumnya bernama PT Jasa Marga Properti.

Dengan berbagai aktivitas tersebut, diharapkan bisnis non jalan tol tetap mampu berkontribusi bagi kinerja tahun ini. “Hingga tutup tahun, target pendapatan JMRB berdasarkan RKAP 2020 sebesar Rp 268,5 miliar,” pungkas Subakti. Hingga semester pertama tahun ini, Jasa Marga mengantongi pendapatan Rp 6,77 triliun. Jumlah itu, turun 51% dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun laba bersih JSMR merosot 90% year on year (yoy) menjadi Rp 105,7 miliar. (Artha Tidar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini