
Propertynbank : PT FAF Mitra Propertindo resmi menandatangani kontrak kerja sama konstruksi dengan CV Intech Powerindo sebagai kontraktor pelaksana proyek kawasan terpadu Kualanamu Aerocity.
Penandatanganan ini menjadi penanda dimulainya tahap pembangunan fisik proyek prestisius yang terletak di sekitar Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.
Direktur Utama PT FAF Mitra Propertindo, M. Afif Rahardian, mengatakan bahwa momentum ini penting untuk menunjukkan kepada publik bahwa proyek Kualanamu Aerocity bukan sekadar wacana.

“Ini adalah wujud komitmen kami sebagai pengembang. Kami ingin memberikan kepastian dan kepercayaan kepada konsumen bahwa proyek ini digarap serius, tepat waktu, dan memiliki arah pembangunan yang jelas,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Senin (05/05/2025).
Kris Rafiandi, Project Director PT FAF Mitra Propertindo menambahkan bahwa pembangunan tower pertama Kualanamu Aerocity ditargetkan akan selesai pada Desember 2025 dan akan diserahterimakan mulai Januari 2026.
“Serahterima ini sesuai dengan target awal kami, 2 tahun sejak penjualan perdana. Kami sangat komit kepada konsumen dan ini adalah upaya kami memberikan yang terbaik,” ungkap Kris.
Proyek Kualanamu Aerocity dikembangkan di atas lahan seluas 1,6 hektare, dan dirancang sebagai kawasan terpadu yang terdiri dari 10 tower apartemen, 1 tower hotel, 958 unit apartemen, serta 98 unit kios komersial.
Kawasan ini berada di lokasi yang sangat strategis: hanya 7 menit dari Gerbang Masuk Bandara Kualanamu, 5 menit dari pintu tol Batang Kuis, dan 3 menit dari Stasiun KA Aras Kabu. Lokasi ini menjadikan Kualanamu Aerocity sangat potensial sebagai pusat hunian, bisnis, maupun pariwisata.
“Dengan akses transportasi yang sangat lengkap, kami yakin kawasan ini akan menjadi pusat aktivitas baru yang menjanjikan. Apalagi didukung oleh infrastruktur yang terus berkembang di kawasan Medan dan Deli Serdang,” tambah Afif.
Sementara, Fauzi Farhat, Komisaris PT FAF Mitra Propertindo menekankan bahwa pengembangan kawasan ini turut didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, yang dalam beberapa tahun terakhir ditopang oleh sektor perkebunan, perdagangan, dan logistik.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,1% pada tahun 2023 dan meningkat menjadi 5,5% pada 2024. Medan sebagai ibu kota provinsi juga semakin berkembang menjadi kota bisnis utama di luar Pulau Jawa.
“Sumatera Utara sedang bergerak cepat, terutama dari sisi konektivitas dan perkembangan kawasan-kawasan produktif. Ini menciptakan peluang besar bagi pengembang, investor, dan masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor properti,” ujar Fauzi.
Lebih jauh, Kualanamu Aerocity juga mengambil posisi unik karena berdiri di sekitar salah satu bandara internasional tersibuk di luar Jawa yang memiliki peran penting sebagai pusat penerbangan haji dan umrah di Sumatera.
Potensi ini tidak bisa diabaikan. Pada tahun 2025 saja, tercatat sebanyak 8.328 jemaah berangkat haji dari Bandara Kualanamu, menjadikan kawasan ini sebagai titik lalu lintas keagamaan yang sangat aktif.
Hal senada juga diungkapkan Sales & Marketing Director PT FAF Mitra Propertindo, Rizki Hafiz, menilai fakta tersebut sebagai potensi pasar yang sangat besar untuk pengembangan hunian dan bisnis yang berorientasi pada kebutuhan jemaah serta pelaku industri perjalanan ibadah.
“Kita bicara tentang ribuan orang yang keluar masuk setiap musim haji dan umrah. Ini tentu membuka peluang besar bagi properti sewa jangka pendek seperti apartemen transit, hotel, hingga kios untuk mendukung kebutuhan logistik jemaah,” jelasnya.
Rizki menambahkan bahwa Kualanamu Aerocity tidak hanya akan menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan konsep kawasan terpadu, pengembang ingin menciptakan ekosistem hunian modern yang terintegrasi dengan aktivitas komersial, perhotelan, dan konektivitas transportasi.
Fauzan Farhat, Komisaris PT FAF Mitra Propertindo menyebut potensi pasar juga semakin besar karena Bandara Kualanamu sudah menjadi pintu masuk utama bagi pelaku bisnis dan ekspatriat dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
“Apartemen yang kami bangun tidak hanya menyasar end user, tapi juga investor yang ingin menyewakan unitnya. Potensi return dari sewa sangat tinggi, apalagi dipadukan dengan proyeksi capital gain sebesar 15–20% per tahun,” ujar Fauzan.
Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan menjadi katalis bagi pembangunan kawasan sekitar, menciptakan lapangan kerja baru, serta menarik lebih banyak arus investasi ke Sumatera Utara.