Properti : Tekanan Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap perekonomian nasional termasuk sektor properti yang terkontraksi cukup dalam. Sejumlah regulasi maupun relaksasi pun digelontorkan pemerintah untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi pada sektor properti. Termasuk dukungan perbankan yang memberikan program suku bunga terjangkau, begitu juga para pengembang yang memberikan program menarik, di antaranya down payment (DP) dibayar oleh pengembang.
Disisi lain, sejumlah pengamat properti meyakini kondisi pandemi covid-19 ini merupakan momen yang tepat bagi investor maupun masyarakat untuk membeli properti, baik residensial, ruko maupun apartemen.
[irp]
Kondisi ini tentunya memberikan angin segar bagi para pemasar properti (broker). Apa yang dikatakan para pengamat properti, di amini Alfin Siregar, seorang agen properti yang bernaung dibawah bendera Ray White Cabang Tebet, Jakarta Selatan.
Alfin mengaku sangat setuju apa yang dikatakan para pengamat properti tersebut. Pasalnya, saat ini memang waktu yang tepat untuk membeli properti terutama rumah secondary di sejumlah kawasan di Jakarta, termasuk kawasan Tebet ini. Begitu juga dengan ruko di kawasan Tebet ini, sangat menjanjikan sebagai investasi.
[irp]
“kalau dari segi harga, beberapa ruko yang ada di kawasan Tebet ini mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Misalnya ruko kategori green stock, saat ini dijual dengan harga di kisaran Rp 4 milyar- Rp 5 milyar. Padahal sebelum pandemi harganya bisa mencapai Rp6 Milyar dengan luas bangunan antara 130-150 m2, “meski harga turun, tapi tetap saja terkadang pembeli minta lebih murah,” ujarnya.
Untuk rumah tapak, tambah Alfin, sebelum pandemi harga rumah secondary di kawasan Tebet rata-rata ditawarkan dengan harga diatas Rp 20 milyar tapi saat ini harga rumah secondary tersebut sudah menyentuh di bawah Rp15 Milyar, itu juga tergantung dari kesepakatan antara si penjual dengan calon buyer.
[irp]
“jadi kalau melihat kondisi pandemi sekarang, memang benar saat ini merupakan waktu yang tepat jika ingin berinvestasi properti. Namun demikian, dimasa pandemi ini masih banyak orang yang lebih memilih untuk menyimpan uangnya dibanding berinvestasi properti,” tutupnya.