Propertynbank.com – Kebijakan reopen border after pandemic dari Pemerintah China pada Maret 2023 lalu diprediksi akan memberikan pengaruh positif terhadap berbagai sektor ekonomi, terutama pada wilayah sekitarnya seperti di Asia Pasifik. Melalui laporan terakhir dari Knight Frank Asia Pasifik, kebijakan ini akan berpengaruh positif terhadap beberapa sektor properti dimana salah satunya adalah sektor industri.
Laporan Asia Pacific Logistics Highlights H1 2023 yang dirilis oleh Knight Frank Asia Pasifik menyebutkan bahwa, rerata pertumbuhan harga sewa pergudangan logistik pada semester awal tahun ini menunjukan peningkatan, yaitu berkisar 10,4% (yoy). Dan harga sewa juga diprediksi bersifat tempered optimism sampai semester kedua tahun ini.
Berdasarkan laporan terbaru dari Jakarta Property Highlights H1 2023 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, performa sektor industri di kawasan Jakarta juga tercatat stabil. Laporan mencatat bahwa Koridor Timur Jakarta masih menjadi wilayah dengan jumlah serapan terbanyak dimana hampir seluruh serapan lahan di semester pertama 2023 terjadi di wilayah tersebut.
Baca Juga : Survei Knight Frank, Sektor Properti 2023 Masih Dilematis
Hal ini ditandai dengan tercatatnya Bekasi sebagai area dengan serapan industri tertinggi hingga saat ini, yaitu sekitar 65% dari total serapan di seluruh Greater Jakarta. Untuk total serapan lahan industri di Greater Jakarta sendiri tercatat berjumlah sekitar 66,18 hektar.
Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia menyebutkan dalam skala yang lebih besar, performa sektor industri di awal tahun ini cenderung terkoreksi jika dibandingkan dengan tahun lalu. Namun jika dilihat dan dibandingkan faktor lainnya secara umum, performa pertumbuhan sektor logistik di Greater Jakarta bisa dikatakan cukup baik untuk semester pertama tahun ini.
“Hal ini bisa dilihat dari adanya tambahan stok yang siginifikan, harga yang masih stabil, dan juga diikuti dengan permintaan yang terus berdatangan dari beberapa sektor. Manufaktur dan auto-derived merupakan beberapa sektor yang kami catat paling aktif dalam menyerap lahan industri di awal tahun ini,” ujar Syarifah dalam Press Conference Jakarta Property Highlight H1 (Retail and Industrial Sectors), Kamis (7/9).
Performa Sektor Industri
Jakarta Property Highlight H1 2023 juga mencatat bahwa di semester pertama tahun 2023 tercatat total penjualan lahan untuk sektor industri berada di angka kisaran 67,47%. Sementara itu, untuk performa dari segi harga sendiri tercatat bahwa harga cenderung masih stabil jika dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Sementara itu, Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menambahkan, performa sektor industri terhitung masih positif di awal tahun ini, meski diharapkan akhir tahun performa ditutup dengan serapan yang lebih baik. Tantangan kedepan juga datang dari stok yang diperkirakan akan bertambah di area Jabodetabek, termasuk di beberapa wilayah aglomerasi lain, seperti Subang dan Jawa Tengah. “Persiapan tahun politik diharapkan dapat memberikan implikasi positif terhadap pertumbuhan sektor industri, khususnya warehouse,” tegasnya.
Mal Baru Di Jakarta
Laporan terbaru dari Jakarta Property Highlight juga mencatat tidak adanya penambahan stok baru dimana total angka pasokan mal Jakarta tetap berada di angka 4.913.911 m2. Laporan mencatat beberapa faktor yang menyebabkan tidak berubahnya angka pasokan mal di Jakarta yaitu salah satunya disebabkan oleh beberapa proyek ritel baru yang menunda untuk masuk ke pasar hingga 3 tahun ke depan.
Selain hal tersebut, tutupnya seluruh gerai ritel Hypermart dan mulai masuknya tenant department store lokal ataupun asing, juga turut menjadi penyebab tetapnya jumlah angka pasokan ritel di Jakarta untuk semester pertama 2023. Sementara itu, walau tidak adanya penambahan pasokan baru di semester ini, laporan mencatat bahwa Jakarta masih tetap akan kedatangan sejumlah 3 proyek ritel baru yang diprediksi akan masuk per akhir tahun ini.
Baca Juga : Knight Frank Catat Harga Rumah di Dunia Melonjak 11%, Tertinggi Semenjak 2004
Dari segi tingkat okupansi, laporan mencatat bahwa tingkat okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 78,84% atau relatif sama dengan tingkat okupansi di tahun 2022 lalu. Walau tingkat okupansi cenderung stagnan atau berada di titik setara dengan tahun sebelumnya, semester ini mencatat adanya peningkatan untuk harga sewa ruang ritel di Jakarta. Tercatat harga sewa meningkat sebesar 3,8% jika dibandingkan dengan tahun lalu (yoy).
Syarifah Syaukat mengatakan, bisa dilihat bahwa ritel sewa memang relatif memiliki performa yang lebih baik dibandingkan ritel strata di Jakarta saat ini. Kemampuan adaptasi ritel sewa terlihat lebih cepat dan mampu memenuhi level of requirement dari kebutuhan konsumen saat ini.
“Secara umum performa ritel di tahun ini disebutkan seperti Drivers in the Storm (DOORS) dimana saat ini walau berada ditengah situasi tak menentu, beberapa pengelola ritel dan peritel di Jakarta tengah melakukan renovasi dan rebranding untuk mempertahankan tingkat okupansinya, sekaligus meningkatkan kunjungan konsumen melalui ruang-ruang baru yang lebih segar. Mal atau ritel saat ini diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai ruang belanja, tetapi juga ruang untuk interaksi dan hobi misalnya untuk pameran dan galeri,” ungkap Syarifah.
Willson Kalip menambahkan, di tengah pelemahan daya beli konsumen di era krisis global, peritel tetap dituntut melakukan berbagai strategi untuk memberikan warna baru dalam lansekap ruang ritelnya. “Meski memiliki karakter shorter bounce, sektor ritel tetap perlu melakukan pembaruan agar tetap dapat menarik traffic konsumen seperti yang umumnya dilakukan peritel untuk kategori food and beverage dimana bisa dikatakan terbilang cukup adaptif dalam menciptakan inovasi layanan dan ekspansi di ruang ritel Jakarta,” pungkasnya.