Propertynbank.com – Perusahaan pengembang yang sedang tumbuh pesat, PT Kesuma Agung Selaras (PT KAS) tetap optimis dalam menyambut tahun 2023 yang hanya tinggal hitungan hari. Sebagai pelaku properti, PT KAS tak kuatir dengan adanya ancaman resesi global, yang bahkan sudah terjadi di beberapa negara karena efek dari pandemi.
Optimisme PT KAS bukan hanya basa basi, tapi dibuktikan dengan sejumlah rencana yang akan dilakukan pada tahun 2023. Selain tetap fokus mengembangkan Graha Laras Sentul (GLS), PT KAS juga sedang mempersiapkan pengembangan baru, seluas 10 hektar di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
I Wayan Madik Kesuma, Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras mengatakan, beberapa negara mengalami resesi dan juga belum puilih perekonomiannya karena efek pandemi. Tapi, dirinya yakin Indonesia masih kuat dan karakternya yang berbeda dengan sejumlah negara tersebut.
“Contohnya pada tahun 2021 lalu proyek Graha Laras Sentul dalam setahun terjual 180 unit, dan Griya Selaras Resort terjual 100 unit,” jelas Wayan dalam Talshow Pasar Properti 2023 dengan tema Menelisik Potensi Pasar Properti di Selatan Jakarta, Kamis (22/12) yang digelar di proyek Graha Laras Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Wayan mengakui tahun ini ada penurunan penjualan, hingga akhir November terjual 130 unit. Menurut Wayan, efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan berhentinya stimulus dari pemerintah di sektor properti jadi salah satu penyebab turunnya daya beli. Sebelumnya pemerintah memberikan kemudahan dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.
“Kami akui daya beli tahun ini menurun, tapi kita akan tetap berusaha dan berstrategi lebih matang tekait konsep produk dan pola pembiayaannya yang melibatkan perbankan seperti dengan BTN yang banyak support kita terkait kredit pemilikan rumah (KPR). Saya yakin pasar properti khususnya perumahan akan tetap tumbuh. karena jika properti bergerak ekosistem disekitarnya juga bergerak, mudah-mudahan pemerintah akan memberikan kemudahan lagi,” imbuh Wayan.
Sementara itu, Iriska Dewayani, Senior Vice President (SVP) Nonsubsidize Mortgage and Personal Lending PT Bank Tabungan Negara Tbk, menyatakan kawasan Selatan Jakarta itu memang berbeda dan hingga kini BTN telah bekerjasama dengan sekitar 5 ribu pengembang di Bogor Raya (Kota dan Kabupaten Bogor).
Menurutnya, dari jumlah pengembang tersebut pasar terbesar KPR BTN masih rumah dengan harga Rp500 juta ke bawah, dan ini potensinya besar. “Kita akan terus garap pasar ini dan di kawasan Bogor Raya potensinya masih besar. Selain itu kawasan ini memiliki aksesbiltas yang bagus, dan kedepannnya juga semakin berkembang,” imbuh Iriska Dewayani.
Terkait PT KAS , Iriska menegaskan bahwa PT KAS di BTN termasuk pengembang Top 20 yang jumlah transaksinya setahun minimal Rp100 miliar. Dan sudah beberapa tahun ini selalu berada dalam circle Top 20 tersebut, “Untuk itu kami banyak beri kemudahan kepada PT KAS. Mulai dari suku bunga fixed setahun 2,47% setahun, KPR Ekspres yang hanya 3 hari hingga tenor panjang hingga 30 tahun dan kemudahan lainnya. Ujung-ujungnya konsumen yang akan dimudahkan untuk membeli rumah di proyek PT KAS,”
PT KAS Bidik Potensi Pasar Selatan Jakarta
I Wayan Madik Kesuma mengakui, lokasi Graha Laras Sentul (GLS) saat ini semakin strategis pasca PT KAS membuka akses jalan dan membuat jembatan penghubung ke proyeknya sejauh 1 kilometer. Dari pintu tol Srikuit Sentul kurang dari 10 menit menuju GLS dan ini jadi branding tersendiri ke konsumen.
Menurutnya lagi pengembangan infrastruktur yang massif dalam beberapa tahun terakhir sedikit banyak membuat kawasan Bogor kian terbuka di akses dari berbagai kawasan sekitarnya. “Dan tak bisa dipungkiri pilihan moda transportasi yang beragam seperti commuterline menjadi kelebihn tinggal di Bogor yang memiliki kondisi udara yang bagus dan view berbeda dibanding kawasan disekitar Jakarta lainnya.
Untuk itu dalam pengembang poryeknya PT KAS selalu memberikan hal baru dan menurut Wayan yang di jual adalah konsep. Dipasarkan sejak pertengahan 2019, GLS yang luasnya 23,5 hektar sudah terjual sebanyak 350 unit. Saat pandemi menurut Wayan penjualan malah terkerek naik karena mereka melihat produk yang kita kembangkan dan kita juga mempunyai unit yang ready stock yang jadi kunci cepatnya pemasaran GLS
“Saat ini di GLS kita fokus memasarkan Cluster London, rumah harga Rp900 jutaan ini terdiri dari 2 lantai dengan luas bangunan 60 dan tanahnya 60.Desainnya kita buat compact bergaya apartemen, dan dilengkapi smart home dan juga solar panel,Puji Tuhan penjualan kita tahun ini banyak dari Cluster London,” tegas Wayan.
Nah, di Griya Selaras Resort yang sudah dikembangkan lebih dulu lahan pengembangannya 21,5 hektar dari sebelumnya 6 hektar. Rencananya pada awal tahun depan akan diluncurkan produk baru dengan harga di bawah Rp500 juta. “Menariknya, potensi pasar di Bogor ini seperti di Griya Selaras Resort kebanyakan berada di ring satu, radius 5 kilometer dari proyek dan kita melihat adanya captive market,” pungkas Wayan.