Property & Bank

Tetap Fokus Sebagai Housing Bank

Sebagai bank yang fokus memberikan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat Indonesia, Bank BTN ingin berperan lebih besar dalam upaya mengurangi backlog perumahan yang terus meningkat tiap tahunnya. Manajemen bank plat merah ini berkomitmen untuk mempertahankan market share pada pembiayaan di sektor perumahan rakyat, khususnya kelas menengah bawah, serta meningkatkan porsi pembiayaan perumahan kelas menengah atas.
“Tahun ini  manajemen  berkomitmen untuk menciptakan engine-engine baru sebagai lokomotif dalam menciptakan performa usaha yang lebih baik. Kita tetap akan serius melakukan perbaikan kualitas kredit, kemudian meningkatkan porsi dana murah, diversifikasi usaha, dengan penerapan Good Corporate Governance. Artinya kami ingin bisnis berkembang dengan sinergi dengan meningkatnya fee based income sebagai pendongkrak laba usaha dari produk-produk baru yang akan melengkapi layanan yang sudah ada,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB ) 2014, di Jakarta 21 Mei 2014.  
Maryono menjelaskan, Bank BTN tetap akan fokus sebagai housing bank yang memberikan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat Indonesia termasuk mendukung pembiayaan program FLPP tahun 2014. Penyediaan rumah bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar dan Bank BTN akan bekerja keras menjadi pendamping pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan rumah tersebut.
“Kami optimis target bisnis akhir tahun akan dapat dipenuhi dan untuk itu manajemen tidak melakukan perubahan atas rencana bisnis pada tahun 2014. Kami yakin bahwa rencana bisnis yang sudah kami tetapkan akan tetap sejalan dengan kondisi sampai dengan akhir tahun 2014,” tegas Maryono.
Bank BTN berada dalam kondisi likuiditas yang sangat kuat. Khusus untuk rasio tentang LDR  (loan to deposit ratio)  perseroan, tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi likuiditas Bank BTN. Dalam formula perhitungan LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, tidak memasukkan komponen sumber dana Perseroan lainnya seperti obligasi, pinjaman berjangka waktu panjang dan sumber dana lainnya.
“Untuk melihat kondisi likuiditas Perseroan, Bank BTN  menggunakan perhitungan Loan to Funding Ratio (LFR). Apabila  seluruh komponen pendanaan yang dimiliki Perseroan dimasukkan dalam perhitungan LFR , maka rasionya hanya sebesar 85,32% yang berarti masih berada dalam rentang normal. Apalagi jika melihat secondary reserve Bank BTN yang saat ini mencapai lebih dari Rp.12 Triliun, maka dapat dikatakan Bank BTN dalam kondisi likuiditas yang sangat aman,” ujarnya.
Pada RUPSLB 2014 Bank BTN menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan dengan mengangkat Herman Hidayat sebagai Komisaris Bank BTN,  menggantikan Dwijanti Tjahjaningsih sebagai Komisaris Bank BTN terhitung sejak tanggal keputusan RUPSLB Bank BTN tersebut. RUPSLB tidak memutuskan perubahan susunan Direksi Bank BTN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *