PROPERTI – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., (Bank BJB) menandatangani nota kesepahaman, Kamis (2/9).
Penandatanganan kerjasama yang dilakukan di Harper Hotel, Jakarta itu semakin memperkuat kolaborasi di antara keduanya dalam hal layanan perbankan. Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB Nancy Adityasari mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman ini akan lebih meningkatkan kerjasama yang sudah terjalin.
“Kerjasama Bank BJB dan Apersi ini mencakup banyak hal, mulai dari transaksi jasa layanan perbankan, termasuk untuk penempatan dana, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan produk perbankan lainnya. Meskipun begitu, Bank BJB dan Apersi, sebelumnya memang sudah menjalin kerjasama untuk pembiayaan KPR,” ujar Nancy Adityasari.
Dikatakan Nancy, kerjasama ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh anggota Apersi di berbagai daerah. Bank BJB sudah memiliki cabang di 14 propinsi di Indonesia, sehingga bisa lebih memperluas layanan kepada Apersi yang bahkan sudah ada di 26 propinsi. Meskipun Bank BJB berpusat di Jawa Barat, dengan adanya kesepakatan ini, maka kerjasama bisa dilakukan di daerah luar Jawa Barat, dimana Bank BJB memiliki cabang disana.
Kerjasama dengan Apersi merupakan salah satu kolaborasi terbesar yang dilakukan oleh Bank BJB, meskipun sebelumnya sudah ada beberapa kerjasama dengan sejumlah pengembang. “Kami yakin banyak potensi kredit yang bisa digarap dari kerjasama ini. Kami juga sedang menyiapkan penyaluran kredit konstruksi bagi pengembang di Apersi,” tegas Nancy.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Apersi Daniel Djumali mengatakan, pihaknya menyambut baik kerjasama ini, dan bisa membantu semua anggota yang ada di berbagai lokasi. Saat ini, kata Daniel, Apersi memiliki sebanyak 4000 anggota, dapat memanfaatkan kerjasama ini untuk memudahkan mengembangkan properti.
“Kita berharap, selain KPR bisa juga dilakukan kerjasama dalam pembiayaan untuk kredit konstruksi. Teman-teman anggota Apersi memiliki alternatif pembiayaan dari perbankan, baik untuk KPR maupun kredit konstruksi. Apersi juga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa bank daerah lainnya, dalam rangka memberikan kemudahan kepada anggota Apersi di daerah,” kata Daniel.
Lebih lanjut dikatakan Daniel, pandemi Covid-19 memang sedikit mengganggu kinerja pengembang dalam membangun properti. Namun, untuk rumah sederhana, dirinya tetap optimis masih berpeluang terus berkembang karena kebutuhan terhadap tempat tinggal di segmen ini masih tinggi. Adanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah, ujarnya, juga sangat membantu masyarakat untuk membeli properti di tengah pandemi.
Hingga September 2021, Daniel mengklaim Apersi sudah membangun sekitar 90.000 unit rumah. Apersi menargetkan bisa membangun sebanyak 200.000 unit rumah pada tahun 2021. Oleh karena itu, untuk merealisasikan target tersebut, Apersi mengharapkan pemerintah agar tidak mengurangi kuota penyaluran FLPP. “Kami berharap akad KPR nya bisa dimundurkan hingga akhir tahun, sehingga bisa mengakomodir semua kebutuhan masyarakat dalam membeli hunian,” pungkas Daniel.