Property & Bank

Bank Syariah Harus Di Perbanyak, Ini Loh… Kata Erick Thohir

syariah
Foto : Ilustrasi

Propertynbank : Pertumbuhan bisnis perbankan syariah di tahun 2023 diprediksi berada di atas rata-rata pertumbuhan perbankan nasional. Konsep perbankan syariah yang mulai berkembang sejak tahun 1990an ini, mengalami perkembangan yang signifikan.

Adanya Penguatan ekonomi dan keuangan syariah hingga saat ini, kian membentuk sektor ekonomi berbasis syariah di Indonesia. Meskipun Kontribusi sektor ekonomi syariah meningkat, namun bisa dikatakan belum maksimal.

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode bakti 2023-2025 Erick Thohir optimitis target perbankan syariah tumbuh hingga 25 persen dapat tercapai. Untuk mewujudkan mimpi tersebut perlu didukung dengan memperbanyak jumlah bank syariah di Indonesia.

“Mungkin (mencapai target 25%) makanya kita dorong dulu itu kebijakan bank internasional kalau bisa untuk memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS) dan bank konvensionalnya. Sehingga tidak banyak sayap. Kalau dipisahkan akan banyak bank syariah jadinya kan ada persaingan lebih terbuka. Ini yang kita dorong,” katanya.

Lebih jauh dikatakan Erick, akan mendorong lebih banyak lagi Unit Usaha Syariah (UUS) untuk dapat memisahkan diri dari bank induknya, untuk segera membentuk bank umum syariah (BUS). Langkah ini, baginya perlu dilakukan agar perbankan syariah tidak hanya dimonopoli oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Harus ada persaingan bank syariah. Saya harapkan bank syariah lain harus besar lagi,” tambahnya.

Terkait pemisahan unit usaha syariah BTN, Erick mengungkapkan saat ini pihaknya masih mempelajari langkah terbaik untuk bank tersebut. Menurutnya, dengan semakin banyak bank syariah akan mendorong kompetisi yang lebih positif.

“Seperti BTN, kami masih pelajari apakah akan menjadi bagian BSO atau mungkin bergabung demgan bank syariah lainnya seperti dengan bank Muamalat atau dibesarkan sendiri dengan investasi lainnya itu konteks terbuka bagi saya,”paparnya.

Erick menambahkan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berhasil didapatkan, hingga saat ini total aset industri keuangan syariah di Indonesia pada akhir 2022 mencapai lebih dari Rp2.813 triliun, tumbuh sebesar 13,4 persen dari tahun sebelumnya.

Erick juga menyebut tingkat literasi dan inklusi keuangan Syariah masih rendah, yaitu tercatat 9,14 persen dan 12,12 persen. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan indeks relasi dan inklusi keuangan nasional, yaitu sebesar 49,68 dan 85 persen.

“Untuk itu diperlukan kerjasama dan berbagai pihak. Disini lah peran besar Masyarakat Ekonomi Syariah yang diharapkan dapat berkontribusi secara optimal dalam mengembangkan ekonomi Syariah demi kemaslahan umat,” pungkas Erick.

Nabilla Chika Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *