
Propertynbank.com – BP Tapera bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank BTN meluncurkan Program Rumah untuk Guru Indonesia, sebuah kolaborasi lintas sektor untuk membantu para guru di seluruh Indonesia memiliki rumah yang layak dan terjangkau Selasa (25/3) di Pesona Kahuripan, Bogor.
Program tersebut merupakan hasil inisiasi dari pertemuan Menteri PKP, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Komisioner BP Tapera pada 7 Februari 2025, yang membahas pentingnya pembangunan perumahan untuk guru, didukung dengan konsolidasi data oleh BPS. Sinergi konkret antara kementerian dan Lembaga tersebut akhirnya menunjuk BTN sebagai bank pelaksana tunggal dalam Program Rumah untuk Guru Indonesia.
Peluncuran program ini ditandai dengan akad kredit serentak di delapan kota besar yakni Bogor (Jawa Barat), Banda Aceh (Aceh), Medan (Sumatera Utara), Pontianak (Kalimantan Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Bangkalan (Jawa Timur), Kupang (Nusa Tenggara Timur), dan Jayapura (Papua), dan dihadiri oleh Menteri PKP Maruarar Sirait, Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti, Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya serta Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu serta Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar.

Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho menyatakan akan terus mendukung program 3 juta rumah dengan pembiayaan terjangkau bagi semua masyarakat Indonesia. Saat ini BP Tapera mengelola dua program yaitu dari dana peserta yang dikenal dengan pembiayaan Tapera dan program kedua yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Sejak tahun 2022 hingga per saat ini kami telah menyalurkan dana FLPP sebesar Rp81,7 Triliun untuk 697.913 unit rumah. Sedangkan pada Pembiayaan Tapera sejak tahun 2021 hingga 2024 telah berhasil menyalurkan 19.267 unit rumah senilai Rp3,02 Triliun,” ungkap Komisioner Heru.
Baca Juga : Siapkan Rumah Untuk Guru Muhammadiyah, BP Tapera Gandeng BSI dan Perumnas
Heru menambahkan, sejak 20 Oktober 2024 – 24 Maret 2025 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi untuk pembiayaan Tapera dan KPR Sejahtera FLPP telah terealisasikan sebanyak 139.515 unit rumah. “Kami akan mengawal 20 ribu rumah untuk guru. Siap mempromosikan kualitas dan ketepatan sasaran KPR subsidi,” ungkap Komisioner Heru optimis.
Pemerintah menargetkan, pada tahun 2025, program ini dapat memberikan sebanyak 20.000 unit rumah subsidi kepada guru-guru di seluruh Indonesia dengan total nilai pembiayaan mencapai Rp3,4 triliun. Sasaran program ini adalah guru berstatus Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Honorer, maupun guru swasta yang memenuhi kriteria penerima KPR subsidi, antara lain: belum memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan pemerintah, memiliki masa kerja minimal dua tahun, dan penghasilan tidak lebih dari Rp7 juta (belum menikah) atau Rp8 juta (sudah menikah).
Skema pembiayaan yang dapat digunakan adalah KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk masyarakat umum dan guru non-PNS sedangkan KPR Tapera untuk guru PNS. Fasilitas KPR subsidi tersebut mencakup bunga tetap 5% sepanjang tenor, uang muka minimal 1% dari harga rumah dengan tenor pinjaman maksimal selama 20 tahun serta mendapatkan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp4 juta.
Enam Tahun BP Tapera Berkarya
Pada 24 Maret 2025, BP Tapera berusia tepat 6 tahun. Hal ini merupakan bukti nyata dari komitmen BP Tapera dalam menjaga Amanah MULIA (Melayani dengan hati, Unggul, Loyal, Inovatif dan Adaptif) untuk mewujudkan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia. Seiring bertambahnya usia, BP Tapera terus tumbuh dan berkembang, menghadirkan inovasi serta memperkuat peranannya dalam ekosistem pembiayaan perumahan.
Enam tahun perjalanan BP Tapera sejak tahun 2021 – 2024 telah menyalurkan pembiayaan perumahan subsidi bagi peserta Tapera (PNS) sebanyak 19.267 unit rumah senilai Rp3,02 Triliun. Sedangkan sejak menjadi Operator Investasi Pemerintah (OIP). BP Tapera juga telah menyalurkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 655.300 unit rumah subsidi senilai Rp76,04Triliun.

Saat ini BP Tapera selaku Operator Investasi Pemerintah (OIP) telah merealisasikan KPR Subsidi per 1 Januari – 21 Maret 2025 sebanyak 90.779 unit rumah subsidi. Terdiri dari data proses bangun s.d akad sebanyak 55.186 unit dan realisasi penyaluran KPR Subsidi FLPP dan Tapera sebanyak 35.593 unit rumah.
Sedangkan data realisasi KPR Subsidi per 20 Oktober 2024 – 21 Maret 2025 telah mencapai 133.891 unit rumah. Terdiri dari data proses s.d akad sebanyak 62.572 unit rumah dan realisasi KPR Subsidi sebanyak 71.319 unit rumah. “BP Tapera berupaya hadir untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia dan menjadi solusi bagi MBR,” ujar Heru.
Berdasarkan hasil survei Susenas tahun 2023, backlog perumahan secara kuantitatif mencapai 9,9 juta rumah tangga dan secara kualitatif mencapai 26,9 juta rumah tangga. Terdapat 4,5 juta rumah tangga yang menghadapi kedua jenis backlog tersebut; yaitu mereka yang tidak memiliki rumah dan tidak tinggal di rumah yang layak.
Sebanyak 83% hingga 86% backlog perumahan tergolong golongan berpendapatan rendah, dengan backlog kuantitatif yang dominan terkonsentrasi di wilayah perkotaan sebesar 78,87%. Penanganan inti kesenjangan pembiayaan, terutama bagi Kelompok Berpenghasilan Rendah (MBR), sangat penting. “Untuk itu penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan, terobosan dalam pengembangan sektor pembiayaan perumahan, mengurangi beban fiskal pemerintah dan mengurangi ketidaksesuaian jatuh tempo dengan dan jangka panjang menjadi suatu keniscayaan,” ungkap Heru.
Baca Juga : Tanggapi Curhat Pengembang Perumahan, Adian Bilang Jangan Ada Kesewenang-wenangan!
Untuk itu dirinya berharap dukungan penuh dari semua mitra kerja BP Tapera, baik dari Bank Penyalur penyaluran FLPP dan Tapera, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pengembang rumah subsidi serta semua stakeholder perumahan agar bisa bekerja optimal. “Mari bersama kita saling bergandengan tangan semua unsur yang tergabung dalam ekosistem perumahan untuk tersedianya rumah yang layak huni, dan terjangkau bagi MBR,” himbau Heru.
Sedangkan untuk meningkatkan layanan kepada penerima manfaat program pembiayaan perumahan di Indonesia dan juga melayani seluruh peserta Tapera, BP Tapera hadir dengan salam Tapera 156. Contact Center Salam Tapera ini tahun 2024 mampu menyelesaikan pengaduan hingga 95% dengan Tingkat kepuasan layanan contact center mencapai 91,92% (sangat puas). Tercatat dari data pengaduan dan permintaan tahun 2024 mencapai 10.764 terdiri dari 2.988 pengaduan dan 7.776 permintaan.