Sebagai leader pembiayaan perumahan di Indonesia, BTN meluncurkan Housing Finance Center (HFC) di Jakarta pada Kamis (16/10/2014) kemarin. HFC adalah salah satu terobosan yang dilakukan Bank BTN untuk menyelesaikan masalah perumahan di Indonesia. Jika tidak ada yang menelurkan solusi ini, backlog masalah penyedian perumahan akan terus bertambah. Kini, diperkirakan backlog mencapai 15 juta lebih unit rumah yang masih harus dipenuhi oleh pemerintah.
“BTN HFC akan menjadi salah satu solusi permasalahan perumahan di Indonesia. Ini merupakan komitmen Bank BTN untuk terus berinovasi dan tetap fokus menjadi bank terkemuka dalam pembiayaan perumahan di Indonesia,” kata Maryono, Direktur Utama Bank BTN.
Maryono menambahkan, BTN HFC akan menjadi pengelola pusat pembelajaran perbankan dan riset perumahan yang profesional. BTN HFC juga akan menjadi sumber inspirasi para pelaku bisnis di bidang pembiayaan perumahan. Selain itu, BTN HFC menjawab kebutuhan bisnis pembiayaan perumahan baik dari dunia perbankan atau pun para pelaku pembangun perumahan.
Tingginya permintaan rumah di negeri tercinta tidak berbanding lurus dengan ketersediaan rumah. Faktor penyababnya beragam. Mulai dari keterbatasan lahan, kebijakan yang kurang efektif, kemampuan pelaku usaha, sampai mahalnya pasokan bahan baku pembangunan rumah. Dari sisi permintaan, faktor pembiayaan yang terbatas menjadi kendala utama. Walaupun banyak bank-bank yang menawarkan produk KPR, tetapi umumnya berbiaya tinggi karena tidak didukung oleh dana jangka panjang.
“Situasi inilah yang menjadi alasan perlunya lembaga yang secara kontinu menjembatani ketidaksesuaian di atas. Melalui HFC, Bank BTN berusaha menjadi integrator pemangku kepentingan perumahan. Dari sisi demand misalnya, kami punya produk-produk seperti KPR. Dari sisi supply, kami menyediakan fasilitas pinjaman seperti kredit lahan. Dengan HFC, kami menambah riset dan advisory di bidang perumahan,” tutur Maryono.
Ke depannya, BTN HFC akan bertransformasi menjadi lembaga yang memiliki kompetensi besar dengan spesialisasi yang kuat. Dalam implementasinya, akan ada 3 fungsi utama, yaitu Learning Center, Research Center, dan Advisory Center. Ketiganya akan direalisasikan setahap demi setahap dan dijadwalkan dalam kurun waktu tiga tahun dapat diselesaikan secara sempurna.