Property & Bank

Diprakarsai PEC, Mantan Menlu Singapura George Yeo Luncurkan Buku Berjudul Musings

George Yeo
Peluncuran buku berjudul Musings yang ditulis oleh Mantan Menlu Singapura

Propertynbank.com – President Executive Club (PEC) menggelar peluncuran buku George Yeo, Menteri Luar Negeri Singapura periode 2004-2011 berjudul Musings, pada hari Selasa (16/1), di President Lounge, lobi Menara Batavia, Jakarta. George Yeo merupakan mantan politisi, diplomat, dan salah satu pemikir terbaik dari Singapura.

Selain itu, ia adalah pejabat penting dalam pemerintahan Singapura selama 23 tahun, yaitu dari 1988 hingga 2011. Selama 23 tahun, pria kelahiran 13 September 1954 ini pernah menjabat Menteri Informasi dan Seni, Kesehatan, Perdagangan dan Industri, dan Menteri Luar Negeri Singapura dari 2004 hingga 2011. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang diplomat internasional yang menjabat Presiden Forum Ekonomi Dunia Asia Timur (World Economic Forum East Asia).

George Yeo mengatakan, buku Musings berisi berbagai topik mengenai tentang sosoknya, pengalaman diplomasi, harapannya untuk Singapura, pentingnya keberagaman dan refleksi terhadap Singapura dalam melihat dunia.

Baca Juga : Gerai Perdana di Singapura, Miracle Coffee Hadir di ArtScience Museum

“Buku ini membahas banyak hal, ini hampir seperti ngobrol dengan teman baik. Kami membahas mengenai pandangan-pandangan, refleksi, teman, insiden dan kesalahan yang kami buat. Buku ini merupakan menceritakan sebuah catatan refleksi perjalanan hidup saya, yang saya pikirkan dan rasakan,” kata George Yeo.

Bagi Indonesia, George Yeo merupakan sosok yang punya peran penting sebagai kolaborator bagi ASEAN. Dirinya bercerita, selalu mengedepankan konsensus demi kebaikan bersama saat menjabat Menteri Luar Negeri Singapura, sehingga hubungan bilateral antar negara bisa terjadi sangat produktif, termasuk ke negara Indonesia.

Dalam kepemimpinannya, ia berupaya bisa menjadi tetangga yang baik dengan Indonesia. Hal itu terlihat saat kebakaran lahan gambut di Riau pada 2013 yang asapnya masuk ke Singapura dan menggangu masyarakatnya, ia mengambil sikap yang bijaksana. Ia berkata dalam buku Musings seri keduanya (Hal 467),“We cannot, when our neighbour’s house is burning, complain that the smoke is affecting our health. We have to show more understanding before complaining. We achieve more by being sensitive.”

Pada kesempatan tersebut, Hassan Wirajuda Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Periode 2010-2014 menjelaskan pengalaman diplomasi Indonesia dengan Singapura. Hassan Wirajuda mengatakan bahwa bahwa hubungan dirinya dan George Yeo cukup dekat karena relatif sering melakukan pertemuan bilateral terkait pengembangan kerja sama kedua negara di segala bidang. Salah satunya kerja sama yang paling berkesan dengan George Yeo ialah perjanjian ekstradisi Indonesia dan perbatasan laut antara Indonesia dengan Singapura.

Baca Juga : Dibangun Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Perbatasan Indonesia-Singapura

Menurut Hassan Wirajuda, buku yang dirilis George Yeo merupakan buku bukan kaleng-kaleng  yang recommend dibaca berbagai kalangan. Karena pengalaman yang tertulis di dalamnya sangat banyak. Di mana George Yeo merupakan sosok yang bukan hanya mantan menteri luar negeri Singapura pada 2004 hingga 2011, tapi telah menjabat jabatan banyak menteri di kabinet Singapura, yaitu Menteri Informasi dan Seni, Kesehatan, Perdagangan dan  Industri, dan Luar Negeri Singapura dari 2004 hingga 2011.

Pembahasan buku Musings kian menarik, saat acara memasuki sesi diskusi dengan hadirnya panelis, yaitu Umar Hadi Dirjen Amerop Kemlu RI dan Dr Connie R Bakrie selaku dosen dan ahli pertahanan. Secara benang merah para panelis setuju bahwa George Yeo memiliki legasi yang luar biasa untuk Singapura yang membuat hubungan antara Singapura dengan Indonesia terjalin dekat.

Kontribusi lain dari George Yeo

Dalam buku yang dirilis, George Yeo berharap pembaca bisa mendapat banyak hal positif yang diambil dalam buku ini dan membuat sisi personal para pembaca tumbuh jadi lebih baik. Karena tujuan dari buku Musings ini adalah sharing kepada pembaca.

Sementara itu, S. D. Darmono pendiri President University sebagai moderator dalam acara ini, mengatakan, bahwa buku Musings merupakan buku yang syarat pengalaman dan ilmu serta kontribusi lain dari George Yeo setelah tidak menjadi politisi aktif.

“Saya kira pengalaman hidup George Yeo yang selalu punya peran pemerintahan selama 23 tahun bisa menginspirasi para akademisi, mahasiswa, dan bisa jadi buku referensi untuk para pembuat kebijakan di pemerintahan (Indonesia). Selain itu, buku ini cocok untuk pengusaha, yaitu mengenai wawasan George Yeo yang luas bagaimana pengusaha Singapura bekerja sama dengan internasional,” kata SD Darmono.

Baca Juga : Gandeng Investor Singapura, Repower Ekspansi Proyek Baru Seluas 44,7 Ha di Jatim

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, antara lain Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia 2004-2009 dan 2014-2019, Umar Hadi Dirjen Amerop Kemlu, Purnomo Yusgiantoro Menteri ESDM Periode periode 2000-2009, Mari Elka Pangestu ekonomi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Komaruddin Hidayat, Jusuf Wanandi aktivis dan peneliti senior Indonesia, Edward Lee mantan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, dan Prof Susilo Budi Soepandji Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, dan anggota PEC.

Selain itu hadir juga para duta besar (dubes) untuk Indonesia sejumlah negara, antara lain dubes Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng, dubes Brunei Darussalam untuk Indonesia Dayang Yuhanizah Binti Dato Paduka Dr Haji Ismail, dan dubes Malaysia untuk Indonesia Farzamie Sarkawi.

Sebagai informasi, President Executive Club (PEC) merupakan sebuah klub bagi pengusaha, akademisi, dan pemerintah sebagai jembatan pengusaha asing maupun lokal dalam hal investasi atau networking. Fokus PEC adalah membantu pengusaha asing maupun lokal menemukan mitra bisnis strategisnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Selama lebih dari 14 tahun, President Executive Club sudah memiliki lebih dari 1.200 member terdiri dari pengusaha, akademisi dan pemerintah. Kami sudah menghasilkan puluhan program atau proyek bersama yang positif, membantu ratusan perusahaan atau pengusaha menemukan partner bisnis mereka dan membantu para eksekutif mengembangkan network-nya lewat pertemuan bisnis, acara hiburan, dan membuat acara bakti sosial, bahkan event seni budaya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *