PROPERTI – Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan di masa tua, termasuk dalam hal tempat tinggal. Oleh karena itu, hunian berkualitas bagi mereka yang sudah memasuki masa tua, sangat penting dan perlu untuk diperhatikan.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar “The New Normal in the World Post-Covid-19: Are The Indonesian Real Estates Ready for Senior Living Business?” yang digelar oleh FIABCI Indonesia dan Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara (Untar), Rabu (17/6) kemarin. Webinar ini juga didukung oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, REI, Century 21 Indonesia, GEN Indonesia, majalah Property & Bank, dan Asosiasi Senior Living Indonesia.
[irp]
Webinar yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi Zoom dan Youtube ini menghadirkan narasumber kunci Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Maliki Achmad, Ph.D., General Manager Ageing Asia Alliance Sylwin Angdrew, dan Founder/Owner RUKUN Senior Living Herman Kwik.
Dalam pengantarnya sebelum webinar, Vice President FIABCI Indonesia/Vice Chairman of Senior Living Sector Real Estate Indonesia (REI) Meiko Handoyo mengatakan bahwa melalui acara ini para peserta dapat mendengarkan pemaparan senior living secara umum dan pengembangan properti untuk membantu aktivitas masa tua yang lebih sehat, independen, dan bermartabat. Sebagai moderator, webinar dipandu oleh Ketua Prodi (Kaprodi) S1 PWK Untar Regina Suryadjaja, S.T., M.T.
[irp]
Maliki Achmad yang memaparkan Strategi Nasional Kelanjutusiaan menjelaskan, pandangan pemerintah sebagai pembuat kebijakan mengenai profil dan gambaran umum kehidupan lansia di Indonesia. “Laju pertumbuhan penduduk lanjut usia dalam waktu dekat akan semakin memengaruhi struktur perekonomian Indonesia. Penduduk lanjut usia perlu diberikan kesempatan lebih luas untuk tetap produktif,” jelasnya.
Kementerian PPN/Bappenas bersama lembaga Pemerintah dan non-Pemerintah, sambung Maliki, siap memberikan pelayanan untuk penduduk lanjut usia yang terjangkau dan berkualitas, sehingga dapat mendukung kehidupan lanjut usia yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat.
[irp]
Dalam pandangan Sylwin Angdrew, ageing market sebagai suatu model bisnis yang dapat dikembangkan di Asia dengan memerhatikan budaya yang berlaku. Menurutnya, budaya saat ini telah berbeda dengan budaya yang terdahulu, sehingga membutuhkan penyesuaian. “Orang tua generasi sebelumnya berharap untuk diurus hingga tua, tetapi generasi baby boomer (1946-1964) telah menjadi generasi yang mengharapkan masa tua yang sehat, independen, dan bermartabat,” jelasnya.
Dikatakan Sylwin Angdrew, hal tersebut membuka kesempatan bisnis ageing market yang sangat besar. Indonesia sendiri diproyeksikan memiliki pasar sebesar 59 miliar dolar AS.
[irp]
Sementara, sebagai pemilik penyedia jasa dan hunian terintegrasi yang fokus pada senior living, Herman Kwik menjelaskan bahwa bisnis senior living harus tetap menjaga dampak sosial positif bagi masyarakat, seperti halnya RUKUN Senior Living. “RUKUN menyajikan solusi yang terintegrasi untuk menunjang kualitas hidup warga senior dalam menikmati kehidupan yang aktif, mandiri, dan produktif,” tegasnya.
Menghadapi New Normal, RUKUN, imbuh Herman, menerapkan protokol penerimaan tamu dan warga baru secara ketat dan sesuai standar kesehatan untuk menjamin kesehatan warga senior yang tinggal di fasilitas RUKUN.