“Sektor teknologi dan TI telah menjadi pendorong utama dari penyerapan ruang kantor di Asia. Jasa finansial dan perbankan, sebagai sektor yang memimpin lonjakan pra-GFC (Global Financial Crisis), semakin sadar akan biaya walaupun permintaan dari sektor ini tetap ada. Namun, permintaan kantor tidak lagi pada kriteria yang ‘terdepan’ atau ‘premium’. Tetapi, pada tahun-tahun mendatang, kami mengharapkan sektor jasa finansial dan perbankan dapat kembali mendorong segmen permintaan yang cukup besar,” ungkap Nocholas Holt, Head of Research at Knight Frank Asia Pasific.
Holt menambahkan bahwa sektor lain yang menonjol pada pasar perkantoran di Asia antara lain firma hukum internasional dan sektor minyak dan gas. Yang pertama memetik manfaat dari liberalisasi sektor hukum di Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan China dengan sejumlah transaksi penting selama 2-3 tahun terakhir. Yang terakhir , perusahaan migas terus menjadi penyewa perkantoran premium yang penting di Jakarta, Kuala Lumpur dan Vietnam.
Alice Tan, Head of Consultancy & Research at Knight Frank Singapore mengatakan, “Pasar perkantoran Singapura telah mengalami peningkatan permintaan sewa dan pertumbuhan sewa dari ruang kantor premium baik di kawasan pusat dan Central Business District (CBD) pada beberapa tahun terakhir. Permintaan menguat sebagian besar disebabkan oleh perbaikan sentiment bisnis global dan ekonomi local yang stabil. Singapura semakin dipandang sebagai landasan strategis bagi lebih banyak perusahaan global.
“Di masa mendatang , prospek untuk pasar perkantoran tetap positif, mengingat permintaan yang sehat dari perusahaan yang ingin mendirikan atau memperluas bisnis di Singapura. Pasokan ruang kantor premium baru yang cukup selama beberapa tahun ke depan akan dapat mempertahankan pertumbuhan sewa kantor premium. Hal ini akan memicu minat investasi ruang kantor Singapura dengan nilai modal yang stabil.” Tambah Alice.
