DAERAH – Nama Haris Junardian Lambey, mendadak dikenal dan populer di Batam akhir-akhir ini. Pria kelahiran Sorong 41 tahun dan berdarah Bugis ini, adalah anggota aktif kepolisian di Polda Kepri, tepatnya di Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti). Haris mengaku akan maju meramaikan bursa Calon Wali Kota Batam periode 2020-2025.
Pada momen penyerahan berkas ke salah satu partai beberapa waktu lalu, Haris mengatakan bahwa hal tersebut menjadi langkah awal sebuah perjuangan. Didampingi ibunda dan istri tercintanya, Haris semakin yakin menuju perjuangan demi melakukan perubahan untuk Kota Batam.
[irp]
“Tagline saya ‘Sudah Saatnya Yang Muda Bicara dan Bertindak”. Batam itu DNA kota-nya adalah laut (kemaritiman) dan secara geografis, Batam sangat strategis,” ujarnya akhir pekan lalu. Haris tergerak maju sebagai calon wakil wali kota karena dirinya merasa miris dengan perkembangan di Kota Batam ini, terutama di bidang kemaritiman.
Perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ini, sebelumnya, selama tujuh tahun berdinas di Ditpolair Polda Kepri. Pengalamannnya di dunia maritim ia dapat saat menempuh pendidikan Nautika, di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, selama 4 tahun, dan berlayar di sejumlah negara.
“Tujuan saya mengembangkan wilayah kemaritiman di Batam, karena Batam itu kepulauan dan bertetangga langsung dengan negara lain. Saya tertantang untuk merealisasikan Batam sebagai Poros Maritim,” ucapnya. Ia menyoroti sektor pelayanan pelayaran ang dianggapnya belum terpadu, lantaran memiliki pos-pos kerja yang terbagi-bagi.
[irp]
“Biayanya akan banyak keluar,” katanya. Lalu ia menyebut unsur keamanan perairan di Batam belum tersistem. “Penyelundupan mudah masuk, karena belum ada koordinasi yang bagus dengan pengawasan perbatasan. Kalau pengawasan instansi terkait sudah bagus, Insya Allah itu akan berkurang,” jelas eks Kapten Kapal ini
Dengan lokasi yang sangat strategis itu kata dia, ada kurang lebih 200 ribuan kapal melewati Selat Philip (Antara Singapore-Batam) dari selat Malaka menuju laut China Selatan, jika kita berfokus menggarapnya sebagai potensi untuk di jadikan multi income yang luar biasa.
“Saya yakin ratusan milyar bisa di dapatkan dari sektor kemaritiman lintas kapal ini, jika dikelola dengan maksimal,“ tegas suami dari Anggyta Ilfandari ini. Ia juga menyinggung tetang budidaya perikanan di daerah Jembatan 1 hingga 6 Barelang. Wilayah tersebut, menurutnya masih natural dan cocok untuk budidaya perikanan.
Sebagai catatan, ada 59 perusahaan asing menanamkan modal US$487 juta di Batam selama Januari-Agustus 2019. Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BP Batam Endry Abzan menyebut dari total nilai investasi itu menyerap sekitar 11.000 tenaga kerja lokal. Singapura menjadi negara nomor satu terbanyak berinvestasi di Batam.
Tahun ini pihaknya menargetkan investasi asing di Batam, mencapai lebih dari US$900 juta. Target itu meningkat dibanding tahun lalu, yang hanya US$750 juta. Sampai Agustus persentasenya sekitar 54,1 persen. Pihaknya mengaku terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap investor.
Maka perusahaan yang sebelumnya sudah melakukan penjajakan bisa merealisasikan investasinya. Selain Singapura, perusahaan lain berasal daru Taiwan, China, Malaysia, Australia, India dan beberapa negara lainnya. Perusahaan yang sudah merealisasikan usahanya di Batam, sejauh ini mayoritas beroperasi di dalam kawasan industri.
Selain itu Haris juga mengatakan, di Batam ini masih banyak potensi lapangan kerja di bidang kemaritiman yang bisa dimanfaatkan. Dengan ambisinya ini, Haris juga telah siap secara mental maupun fisik. Dia bahkan rela melepas karirnya di kepolisian. “Konsekuesinya ya seperti itu, dan saya siap mengundurkan diri dari kepolisian. Padahal saya masih 15 tahun lagi pensiun, ini harga yang sebanding jika saya diberikan kesempatan menjadi walikota,” tegasnya.
Mantan Kasat Reskrim Ditpolair Polda Kepri ini, juga dikenal memiliki berbagai jenis bisnis di kota Batam yang cukup sukses, serta aktif di kegiatan organisasi. Salah satunya di paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam. Dalam visi misinya, Haris juga mengatakan, Kota Batam harus membangun digitalisasi dalam area tertentu. Dalam mengembangkan program-program digitalisasi, bukan hal yang baru. Namun harus memulainya.
[irp]
“Kita harus wajib mengembangkan Batam yang berbasis teknologi untuk kemajuan anak muda di Kota Batam. Jangan melihat kota Batam sekilas saja. Namun juga harus bertanya, kapan arah Kota Batam Lebih baik. Salah satunya melihat Batam yang mempunyai potensi yang besar, lalu harus memperbaiki Batam. yang maju menjadi kota metropolitan dan menciptakan Kota Maritim,” tegasnya.
Dahulu Batam adalah kota harapan dan banyak industri yang muncul. Namun, saat ini lapangan pekerjaan semakin sulit. Dan Investor asing pun menipis, lantaran skema Free Trade Zone (FTZ). “Gerakan pertama yang akan saya siapkan jika terpilih menjadi walikota Batama adalah menyiapkan 100 arsitektur, guna mewujudkan Urban Design Guidelines (UDGL), agar Batam menjadi kota yang menarik dan memiliki bangunan yang terintegrasi,”imbuh pria penggemar olahraga ini.
Saat ini, Haris menilai Batam belum memiliki konsep Smart City, karena balum memiliki regulasi dan infrastruktur yang memadai. Kelak, ia ingin mendorong Batam sebagai monetizing city. “Monetization itu berarti batam bisa menerapkan metode-metode untuk menghasilkan sesuatu yang berharga dari sumber daya asli yang mereka miliki dan kelola,” pungkasnya.
0 Responses