Property & Bank

Pusat Belanja Ubah Tampilan Agar Bertahan

Pusat Perbelanjaan

PROPERTI – Ritel menjadi salah satu subsektor properti yang terpukul di tengah pandemi. Sejak tahun lalu, sektor ritel untuk bertahan telah dilakukan melalui berbagai adaptasi dan inovasi. Sebut saja penggunaan strategi omni-channel yang diberlakukan oleh berbagai perusahaan ritel untuk terus berinteraksi dengan konsumennya.

Berdasarkan publikasi Knight Frank Australia “Urban Logistics – Australia July 2021”, tahun lalu penjualan daring di beberapa kota di Asia Pasifik tahun lalu mengalami rerata peningkatan sebesar 22%. Penjualan daring tahun ini terus meningkat, dan Jakarta terekam sebagai kota yang memiliki angka peningkatan penjualan daring lebih dari 30%.

Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank mengatakan, dari awal tahun sampai menjelang Hari Raya 2021, beberapa pusat perbelanjaan di selatan Jakarta resmi dibuka dan mendapatkan animo yang cukup baik dari masyarakat. Untuk stok ritel, kata Syarifah, bertambah menjadi sekitar 4,8 juta meter persegi.

“Sebaliknya, angka permintaan turun secara agregat. Tingkat okupansi berada pada 78,9%, atau menurun 4% dari semester sebelumnya. Harga sewa ruang ritel cenderung melemah, diikuti dengan tren biaya pengelolaan. Secara umum, ritel yang menutup gerai berasal dari sektor fashion, makanan dan minuman, serta hypermarket. Berbagai skala retail, besar dan kecil, menutup gerainya. Selain Pondok Indah Mall 3, masih ada 1 proyek lagi yang rencananya akan masuk di tahun ini,” kata dia.

Refleksi riuh rendah operasional ritel di tengah pandemi cukup berwarna, mulai dari kebijakan pembatasan kegiatan operasional sektor layanan, pelonggaran pembatasan kapasitas pengunjung, pengetatan kembali diikuti penutupan sementara beberapa ritel, sampai ke pelonggaran durasi operasional pada jenis toko tertentu. Dengan kondisi demikian, transformasi bukan lagi pilihan, tapi suatu keharusan.

Selain menerapkan strategi omni-channel, adaptasi yang juga dilakukan oleh peritel saat ini adalah membuka area pameran (exihibiton hub) di area lobi sebagai perpanjangan tangan area  display. Hal ini diharapakan membantu pengunjung lebih cepat mengakses toko dan menetapkan pilihan untuk belanja. Peritel tertentu di beberapa mal sudah menerapkan penjualan dengan metode tersebut yang cukup membantu gerakan transaksi di tengah pandemi.

Pusat perbelanjaan harus segera melakukan tinjau ulang lansekap ruangnya untuk menyiasati celah kesempatan yang masih terbuka saat ini. Sementara itu, pertumbuhan stand alone retail diperkirakan akan terus berlanjut di masa new normal ini,” tegas Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *