PROPERTI – Ada kabar baik dan sangat dinanti-nanti oleh pelaku industri properti dan masyarakat pada umumnya. Mulai 1 Maret hingga 31 Desember 2021, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk membebaskan uang muka atau (down payment/DP) Rp 0 bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Keputusan ini tentu saja menjadi angin segar untuk bisnis properti. Pasalnya, di tengah hantaman pandemi Covid-19 yang masih belum reda, menyebabkan perekonomian menjadi lesu dan daya beli masyarakat juga ikut menurun. Diharapkan, dengan adanya kebijakan dan relaksasi pembiayaan properti tersebut, dapat kembali mendorong bangkitnya sektor properti.
[irp]
Diberlakukannya kebijakan ini, disambut positif oleh pengembang properti dan bersiap menjalankan program pemasaran dengan cepat. Respon positif juga disampaikan oleh Chairman Samera Propertindo Adi Ming E, pengembang properti di Kota Medan, Sumatera Utara. Samera Propertindo merupakan pengembang lokal paling berpengaruh dengan market share terbesar di Kota Medan.
“Kebijakan ini tentu jadi angin segar untuk dunia properti. Permintaan di bidang properti tentunya berpeluang meningkat. Tapi, ada catatan khusus yang pasti dipertimbangkan pihak perbankan, yaitu asas prudensi kustomer atau resiko gagal bayar. Terlebih, kebijakan ini dibuat di tengah krisis ekonomi akibat pandemi,” ujar Adi Ming.
[irp]
Menurut Adi Ming, ada syarat yang menurut dia sebagai pelaku bisnis properti yang cukup menarik, yaitu hunian yang mendapat insentif bebas Ppn harus diserahkan secara fisik pada periode pemberian insentif. Pemerintah membantu penjualan properti yang tahun lalu terdampak krisis. Artinya pemerintah serius membantu pelaku industri properti agar mesin ekonominya kembali bergerak.
Dengan adanya relaksasi dan insentif tersebut, ungkap dia, tentu akan membuat properti kembali bergairah dan penjualan akan meningkat. Oleh karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi berbagai kebijakan yang diberlakukan. Apalagi, saat ini permintaan untuk segmen menengah ke bawah masih cukup tinggi dan akan membuat pasar kembali bergairah.
[irp]
Lebih lanjut Adi Ming mengatakan, Samera Propertindo masih bisa mencatatkan penjualan dengan pertumbuhan yang moderat meskipun di tengah pandemi dan bayang-bayang krisis. Pencapaian tersebut, menurut dia cukup surprise, bahkan proyek terbaru Sam City yang dipasarkan, mampu terjual habis hanya dalam beberapa bulan.
“Akhir tahun 2019 kami pernah sebutkan akan ada krisis besar di tahun 2020 akibat perang dagang. Kami khusus siapkan tim untuk merespon apapun dampak dari krisis tersebut. Persiapan itu memberi kami kekuatan menghadapi krisis yang ternyata benar terjadi, meski dalam bentuk dan latar belakang yang berbeda,” jelas Adi Ming E.
[irp]
Pencapaian yang positif tersebut, karena didukung oleh tim yang solid dan menjalankan strategi fokus pada target market. Dijelaskan Adi Ming, pihaknya membidik target konsumen yang benar-benar sedang membutuhkan rumah (end user), mereka yang baru menikah, sebagian yang sudah menabung lama, hingga pasar milenial yang sudah lama mengontrak. Dan ternyata pasar menengah inilah yang menjadi primadona.
“Sedangkan pasar pembeli untuk investasi kami kendurkan sedikit, sembari menyesuaikan pengeluaran agar tidak ngos-ngosan dan buang-buang energi. Selain itu, kami terus menjalankan brand campaign, dengan memanfaatkan momen penting untuk mendekatkan diri pada masyarakat. Misalnya event Kemerdekaan Republik Indonesia, event Natal dan Tahun Baru, dan beberapa event lain yang sebagian besar memanfaatkan media digital. Bentuknya bisa social project, kompetisi video, hingga yang terakhir kampanye menebarkan semangat positif di tahun yang tidak mudah,” pungkas Adi Ming E.
[irp]
Saat ini, Samera Propertindo tengah memasarkan kawasan kota mandiri Sam City, De Casa Villa, Santa Fe Residence, Padma Village, Villa Samera, Amplas Centre, City Suites, dan De Cluster. Sedangkan pada tahun 2021 ini, Samera Propertindo akan mulai memperkenalkan De Samera dan Samera Mansyur Residence.