Property & Bank

Sambut Hari Anak Nasional AkzoNobel Indonesia Berkomitmen Berdayakan Generasi Muda

 

SOS Children’s
Didukung oleh AkzoNobel Indonesia dan SOS Children’s Villages Indonesia, sekelompok anak muda berisiko tanpa pengasuhan orang tua di Aceh mengikuti kegiatan Let’s Colour untuk mengecat dinding rumah remaja SOS.

Propertynbank : Setiap tahun Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN), namun melihat kondisi Indonesia saat ini masih menghadapi pandemi covid-19, peringatan hari anak nasional kali ini memiliki tantangan sendiri.

Covid-19 tentunya sangat berdampak bagi semua lapisan masyarakat, terutama terhadap anak. Anak-anak dengan berbagai persoalan yang harus dihadapi, salah satunya masalah ekonomi.

Sambut peringataan Hari Anak Nasional, AkzoNobel Indonesia kembali menggelar program dengan tema ‘Keberanian untuk Bangkit dan Bersinar’. Kali ini program kewirausahaan dilakukan secara serentak di dua kota di Provinsi Aceh yakni Banda Aceh dan Meulaboh.

Indra Laban, Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia), mengatakan, “Kami menamakan program tahun ini ‘Keberanian untuk Bangkit dan Bersinar’ karena kami senang dapat mendorong dan memberdayakan para pemuda. Kemitraan kami dengan SOS Children’s Villages Indonesia adalah bagian dari upaya kami untuk mengubah kehidupan para pemuda karena kepedulian terhadap sesama dan komunitas adalah tujuan kami dalam People.Planet.Paint. Kami berkomitmen untuk terus memberdayakan generasi muda di berbagai pelosok tanah air, memberikan mereka berbagai pelatihan, sehingga mereka terampil dan siap memasuki dunia profesional. Dan pada akhirnya, kami juga berharap ke depannya generasi muda dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi negara,”ujarnya.

Menurut Indra, saat ini kota di Aceh masih fokus pada pemulihan pemulihan ekonomi daerah pasca tsunami. Namun, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah menambah rintangan lain dan meningkatkan tingkat pengangguran di kalangan pemuda.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran terbuka (TPT) perkotaan di Aceh sebesar 8,13% pada Agustus 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan TPT Aceh di perdesaan yang mencapai 5,36%.

“Program kewirausahaan pemuda ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja remaja binaan SOS Children’s Villages dengan mentransfer pengetahuan melalui pelatihan kewirausahaan serta memberikan keterampilan teknis dan non-teknis untuk memungkinkan mereka menjadi mandiri,” jelas Indra.

Keterampilan non-teknis yang diajarkan, tambahnya, meliputi pengenalan diri dan nilai-nilai sosial, pengambilan keputusan, keterampilan komunikasi dan negosiasi. Pelatihan keterampilan teknis mencakup topik-topik seperti branding, menentukan biaya & tingkat keuntungan, menyiapkan proyeksi keuangan bisnis, memperkenalkan sumber pembiayaan bisnis, serta memperluas & mengelola jaringan bisnis.

“Semua keterampilan ini diajarkan oleh para ahli dari AkzoNobel Indonesia dan SOS Children’s Villages Indonesia agar generasi muda di Aceh bisa mandiri dan berkembang,”pungkasnya.

Selain program kerja dan kewirausahaan, AkzoNobel dan SOS Children’s Villages Indonesia juga fokus pada pengembangan karakter dan kemampuan. Di Banda Aceh, misalnya, diberikan pelatihan cara membuat mebel dari kayu dan besi, sedangkan di Meulaboh diberikan pelatihan hidroponik tentang pembuatan struktur berbentuk tabung untuk pembibitan tanaman. Para peserta pelatihan terlibat dalam setiap langkah proses dan total 47 pemuda berusia 13 – 24 tahun mendapatkan manfaat dari sesi tersebut.

Gregor Hadi Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Children’s Villages mengatakan “Saya sangat mengapresiasi program ini karena baik SOS Children’s Villages maupun Akzonobel Indonesia melihat perlunya membekali generasi muda kita dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan berbagai kegiatan dan pelatihan yang diberikan dalam program ini, saya berharap para pemuda di Banda Aceh dan Meulaboh dapat membangun masa depan yang baik bagi diri mereka sendiri dengan memperoleh keterampilan kewirausahaan yang bermanfaat dan juga dapat berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran para pemuda di Aceh. Tidak ada yang lebih memuaskan dalam hidup kita selain melihat anak-anak kita tumbuh dengan bahagia mengejar impian mereka.”

Abdul Rahman, pemuda SOS di Banda Aceh, mengatakan “Kebanyakan orang takut untuk memulai berbisnis karena minimnya pengetahuan dan sangat khawatir dengan risiko kerugian atau kebangkrutan.

Sebelum mengikuti workshop kewirausahaan, Abdul rahman mengaku sangat sulit untuk menarik pelanggan, termasuk tantangan dalam menentukan biaya produksi versus biaya penjualan.

“Saya sangat bersyukur AkzoNobel Indonesia mendukung SOS Children’s Villages Indonesia dengan mengadakan program ini. Melalui lokakarya ini, kita jadi lebih percaya diri dengan pengetahuan yang peroleh. Saya sangat percaya bahwa keterampilan praktis selain pendidikan formal sangat penting untuk dikembangkan,” pungkasnya.

Selain memajukan peluang kerja para pemuda yang berisiko, kemitraan AkzoNobel Indonesia dengan SOS Children’s Villages juga berfokus pada pembaruan dan peningkatan ruang hidup penerima manfaat SOS dengan Dulux.

Pada penutupan program kewirausahaan di Aceh, sekitar 20 remaja binaan SOS dan 8 mentor di Banda Aceh dan Meulaboh juga berpartisipasi dalam proyek Let’s Color yang merupakan program transformasi masyarakat secara global milik AkzoNobel.

Para remaja binaan belajar tentang warna dan teknik dasar melukis untuk mempersiapkan diri sebelum mengecat dinding rumah remaja SOS agar menjadikan tempat tinggal mereka lebih asik, layak huni dan menyenangkan.

Kemitraan antara AkzoNobel Indonesia dan SOS Children’s Villages Indonesia telah menginspirasi dan memberdayakan ratusan pemuda di Indonesia dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan profesional dan individu mereka. Para pemuda ini diharapkan bisa mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang baik dan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *