
OTOMOTIF – Pameran industri automotif nasional dengan skala international Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 akan segera dibuka pada 18-28 Juni 2019. Dalam perhelatan tersebut, penyelenggaraan menyebutkan akan ada 20 mobil yang melakukan debut world premiere di ajang tersebut.
“Berdasarkan informasi yang didapat dari agen pemegang merek, diperkirakan akan ada 20 mobil melakukan debut world premiere di GIIAS tahun ini, mobil tersebut terdiri dari mobil baru dan konsep yang akan menyemarakkan pesta akbar pameran automotif di Indonesia,” Ketua Penyelenggara GIIAS 2019, Rizwan Alamsjah di SCBD, Jakarta Pusat.
Peserta yang akan turut tampil menyemarakkan GIIAS 2019, juga terdiri dari 20 agen pemegang merek diantaranya Audi, BMW, Daihatsu, Datsun, DFSK, Honda, Hyundai, Isuzu, Jeep, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz, MINI, Mitsubishi Motors, Nissan, Renault, Suzuki, Toyota, Volkswagen, dan Wuling.

[irp]
Tak hanya itu, beberapa merek kendaraan komersial juga turut hadir menyemarakkan gelaran acara ini diantaranya, DFSK, FAW, Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, Tata Motors, UD Trucks, Adi Putro, Laksana, dan Tentrem.
Selain itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan dukungan penuh terhadap program mobil listrik pemerintah. PLN melakukan riset mobil listrik bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Bahkan di beberapa wilayah distribusi, sebagian mobil operasional PLN sudah menggunakan mobil listrik.
Riset terus dilakukan, termasuk riset pengembangan mobil jenis multi-purpose vehicle (MPV) dan sport utility vehicle (SUV) yang dilakukan anak perusahaan PLN. “Tentu kami mendukung penuh program pemerintah tersebut,” tegas Vice President Corporate Communication PT PLN, Dwi Suryo Abdullah, akhir pekan lalu.
[irp]
Mengenai infrastruktur stasiun pengisian listrik umum (SPLU) yang kerap dijadikan alasan belum jelasnya program mobil listrik, Dwi menegaskan, PLN belum pernah diajak diskusi terkait pengembangan infrastruktur pengisian mobil listrik.
“Jangan sampai mobilnya ada, lalu tak bisa di-charge karena colokan atau tipe kabelnya tidak cocok,” cetusnya. Terpenting, aturan mobil listrik dari pemerintah harus jelas dan tegas sehingga bisa menjadi panduan bagi para pihak yang terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur. “Sekarang regulasinya belum jelas,” sebutnya.
Seiring perkembangan revolusi industri 4.0, Indonesia dalam waktu 10 tahun ke depan diprediksi mampu menghadirkan kendaraan energi listrik. Meski peraturan presiden (perpres) tentang kendaraan listrik masih digodok, saat ini pemerintah daerah (pemda) siap memulai transformasi transportasi dari energi bahan bakar ke energi listrik.
[irp]
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, pemda siap bila pemerintah menetapkan aturan kendaraan listrik, termasuk sejumlah insentif kepada produsen dan konsumen. Selain itu pemda juga harus mulai mengganti angkutan umum dengan kendaraan listrik.
“Di Agats ibu kota kabupaten Asmat, Papua, yang seluruh masyarakatnya memakai kendaraan listrik mulai sepeda, motor hingga mobil kecil yang digunakan sebagai ambulans dan mobil polisi. Kendaraan listriknya diimpor dari China melalui Surabaya,” tutur Djoko.
Apa yang dimulai oleh Pemda Agats ini dapat dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain yang infrastrukturnya telah siap. Ia mengungkapkan, setiap masyarakat pasti akan siap menggunakan kendaraan listrik bila kepala daerah mampu membuat kebijakan yang meringankan para pengguna kendaraan listrik.
[irp]
Mobil listrik merupakan pembuktian Indonesia berkomitmen pada Paris Agreement mengenai perubahan iklim yang diratifikasi oleh pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 16/2016. Kendaraan ramah lingkungan ini mengurangi emisi karbondioksida (CO2) hingga 29% menjaga kenaikan suhu bumi tak lebih dari 1,5 derajat Celsius tahun 2030.
Keuntungan mobil listrik selain mengurangi emisi karbon, juga mengurangi penggunaan energi fosil dan bebas dari polusi suara. Perpres dan aturan perpajakan tentang mobil listrik sampai saat ini masih dalam pembahasan di kementerian terkait, tetapi diharapkan aturan yang diterbitkan kelak dapat menguntungkan semua pihak.
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menyambut era elektrifikasi di Indonesia dengan menghadirkan mobil hibrida Mitsubishi Outlander PHEV di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 nanti.
[irp]
Meski pihak MMKSI belum mengonfirmasi kehadiran mobil tersebut, sinyalemen hadirnya mobil itu sudah mengemuka lewat statemen Presiden Direktur PT MMKSI saat meresmikan dealer baru mereka di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/7) lalu.
“Mobil-mobil nantinya tak hanya bermesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE), tapi juga memiliki sistem penggerak listrik, mobil otonom, dan lain-lain. Tentu Mitsubishi Motors di Indonesia ingin menjadi pionir di sektor baru ini. Pada 18 Juli dalam GIIAS 2019 kami akan memperkenalkan sesuatu yang baru,” paparnya.
CEO Mitsubishi Motors Corp (MMC) Osamuk Masuko saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengemukakan mobil hibrida seperti Mitsubishi Outlander PHEV merupakan langkah yang tepat bagi Indonesia untuk mengenal mobil listrik.
[irp]
“Pertama yang kami perlu lakukan adalah melakukan sosialisasi agar masyarakat Indonesia memahami mobil ini,” ucap Osamu. Inilah mengapa pada Februari 2018 Mitsubishi menyerahkan 10 unit mobil berbahan bakar alternatif, yakni 8 unit Mitsubishi Outlander PHEV dan 2 unit mobil listrik Mitsubishi i-MiEV kepada pemerintah.
Seluruh mobil itu akan digunakan untuk kepentingan feasibility study yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu Mitsubishi terlibat kerja sama dengan Pertamina dalam penyediaan SPLU di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta Selatan. Berbekal persiapan inilah Mitsubishi optimistis menyambut era elektrifikasi di Indonesia. (Artha Tidar)