UMUM – Universitas Tarumanagara (Untar) menggelar acara Festival Humaniora secara hybrid dengan tema Humaniora Untar Untuk Indonesia, Sukseskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), beberapa waktu lalu.
Hampir 1000 mahasiswa dan dosen mengikuti acara guna memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Pancasila 2021 ini. Ketua Lembaga Pembelajaran Dr. Eko Harry Susanto, M.Si. menyampaikan, kegiatan Festival Humaniora merupakan tanggung jawab Untar dalam mengimplementasi proses pembelajaran MBKM, yakni memperkaya praktik humaniora dalam pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia.
“Diharapkan seluruh sivitas akademika Untar memiliki dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, menjunjung tinggi toleransi di tengah masyarakat, menjaga kesatuan negara Indonesia, mengedepankan etika komunikasi, serta sikap positif lainnya sebagai wujud cinta tanah air,” kata Eko Harry.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Untar Dr. H. Rasji, S.H., M.H. menambahkan, Untar telah mengembangkan kurikulum sesuai kompetensi untuk mendukung pembelajaran MBKM. Pengembangan kurikulum, kata dia, harus saling terintegrasi antar prodi dan diharapkan untuk mata kuliah Humaniora dapat memenuhi standar hard skill dan soft skill dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
[irp]
“Hal ini agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Festival humaniora ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh selama kuliah dalam bentuk lomba tulisan ilmiah, poster, dan video. Karya mahasiswa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai tolok ukur pencapain perkuliahan humaniora di Untar,” jelasnya.
Dalam seminar tersebut, Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan memberikan pembekalan kepada sivitas akademika Untar berjudul Bagaimana Menjadi Pribadi yang Unggul dengan Mengembangkan Nilai Integritas, Profesional, dan Entrepreneurship (IPE) Berlandaskan Pancasila. Nilai-nilai Untar tersebut, kata dia, harus dijalani karena merupakan hal penting dalam mewujudkan Pancasila.
“Kepentingan Nasional dan Internasional tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan berbangsa. Kontribusi pendidikan untuk Indonesia akan membuat Indonesia semakin maju. Siapapun kita, mari bersama memajukan Indonesia dengan selalu berlandaskan Pancasila. Belajar membangun keunggulan pribadi dan keunggulan kompetitif, berani menciptakan peluang, mampu beradaptasi dengan cepat, dan memiliki kepedulian kepada sesama. Mata kuliah Humaniora dapat membantu mahasiswa melihat sesuatu dengan jernih dalam perspektif kesatuan bangsa,” jelas Agustinus.
[irp]
Sementara itu, Kepala BPIP, Drs. K.H. Yudian Wahyudi, B.A., B.A., M.A., Ph.D. menyampaikan materi bertajuk Pendidikan Pancasila sebagai Landasan Toleransi dalam Kehidupan Bermasyarakat, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan landasan toleransi, sangat penting untuk membekali mahasiswa dari paham-paham intoleransi. Sedangkan Mayjen TNI Tri Martono, S.I.P., M.I.P. (Pa Sahli Tk. III Bid. Sosbudkum HAM dan Narkoba Panglima TNI) menyampaikan Tanggung Jawab Mahasiswa Terhadap Persatuan Bangsa Indonesia.
Kasubdit 1 Dit Tipidsiber Bareskrim Polri, Kombes Pol Dani Kustoni S.H., S.Ik. M.Hum. memaparkan tema Peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Landasan dalam Mencegah Berkembangnya Berita Bohong/Hoax menjelaskan, perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mahasiswa meningkatkan kemampuan literasi digital.
“Semua hal bisa bersikap provokatif dengan karakter kejahatan cyber yang harus dipahami. Ciri-cirinya antara lain anonymous, borderless, organized, tempat kejadian yang tersebar dan masif, kerugian yang melebihi kejahatan konvensional, serta dapat dilakukan di mana saja,” kata Dani.
Dengan demikian, sambungnya, harus dilakukan upaya-upaya penanganan yaitu memberikan penerangan kepada masyarakat, menjaga kepercayaan publik kepada pemerintah dan aparat, menetralisir berita bohong, membuat berita sebagai penenang masyarakat dan yang terakhir adalah melakukan tindakan hukum.
[irp]
Tenaga Profesional Bidang Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Mayjen TNI (Purn) E. Imam Maksudi, S.E. membawa materi Membangun Ketahanan Kampus dalam Suasana Harmoni, mengatakan, mahasiswa adalah penerima tongkat estafet untuk masa depan. “Mahasiswa harus menyadari siapa diri kita, memiliki kelebihan atau kekurangan yang harus diatasi dalam memahami wawasan kebangsaan,” jelasnya.
Pada bagian akhir, Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi RI, Dr. Wawan Wardiana, M.T. memaparkan tema “Integritas dan Profesionalisme Mahasiswa untuk Mencegah Tindak Pidana Korupsi”, menambahkan bahwa tugas KPK tahun ini bertambah satu, yang sebelumnya adalah pencegahaan, koordinasi. supervisi, serta penindakan.
“Tahun ini bertambah adanya eksekusi. KPK memiliki strategi pemberantasan korupsi yang salah satunya melalui pendidikan. Pencegahan melalui pendidikan dapat dilakukan jika partisipasi masyarakat terlaksana. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam hal ini. Mengapa mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi? Semua orang, termasuk mahasiswa memiliki peran memberantas korupsi dari lingkup terkecil,” ujarnya.
[irp]
Festival Humaniora ditutup dengan presentasi juara pertama tulisan ilmiah, Jessica Fedora dan Reina Anggraeni dalam “Toleransi Menurut Pandangan Pancasila Dalam Membingkai Persatuan Indonesia di Kalangan Mahasiswa Tarumanagara.”