Property & Bank

SCG Fokus Pada Pengembangan Inovasi Produk

propertiBAHANBANGUNANSCG baru saja mengumumkan kinerja Q3/2015 yang positif dengan peningkatan keuntungan berkat kinerja unit bisnis kimia. Perusahaan tengah menjalankan strategi pengembangan inovasi produk dan jasa dan tengah mengembangkan inovasi untuk memenuhi tren permintaan eldercare.

Presiden dan CEO SCG Kan Trakulhoon mengatakan kinerja perusahaan untuk Q3/2015 (unreviewed) membukukan pendapatan penjualan sebesar Rp43,455 milyar (US$3,146 juta), turun 11% y-o-y dan turun 3% q-o-q, akibat turunnya harga produk kimia yang dipengaruhi oleh turunnya harga minyak mentah. Keuntungan perusahaan tercatat sebesar Rp3,527 triliun (US$255 juta), naik 15% y-o-y dari marjin keuntungan produk kimia yang terus naik walau terdapat kerugian stok (stock loss) sebesar Rp846 milyar (US$61 juta) .

“Investasi perusahaan di ASEAN masih sesuai rencana, termasuk pabrik semen di Kamboja yang sedang dalam produksi tahap ke-2, juga pabrik semen di Myanmar dan Laos yang akan mulai beroperasi masing-masing di tahun 2016 dan 2017. SCG akan terus menciptakan inovasi produk dan layanan didukung dengan wawasan perusahaan mengenai kebutuhan pelanggan,” ujar Kan

Ditambahkan Kan, hingga September 2015, pendapatan penjualan produk dan layanan bernilai tambah tinggi (High value added / HVA) tumbuh 34% y-o-y senilai Rp48,510 milyar (US$3,679 juta) atau berkontribusi sebesar 37% dari total pendapatan penjualan perusahaan. SCG telah menginvestasikan Rp920,382 milyar (US$70 juta) terhadap riset dan pengembangan (R&D) dari total anggaran sebesar Rp 1,876 triliun (US$142 juta) di tahun 2015. Investasi R&D akan meningkat menjadi Rp2,619 triliun (US$ 198,673 juta) di tahun 2016 dan Rp3,245 triliun (US$246,118 juta) di tahun 2017.

“Sebagai tambahan, SCG terus membangun jaringan pengembangan produk dan jasa untuk seluruh perusahaan di dalam grup di ASEAN, yang memungkinkan perusahan untuk menawarkan produk dan solusi yang menjawab kebutuhan gaya hidup pelanggan. Salah satu solusi tersebut adalah inovasi untuk pasar eldercare yang dapat meningkatkan kualitas hidup para lansia, membantu mereka untuk hidup lebih nyaman, aman, dan bebas dari rasa khawatir,” imbuhnya.

Per 30 September 2015, total aset SCG senilai Rp204,197 milyar (US$13,952 juta), sementara total aset SCG di ASEAN (di luar Thailand)  senilai Rp41,063 milyar (US$2,806 juta), berkontribusi sebesar 20% terhadap total aset konsolidasi SCG. SCG membukukan pertumbuhan pendapatan penjualan di Q3/2015 sebesar 11% y-o-y, senilai Rp4,877 milyar (US$353 juta), yang merupakan 11% dari total pendapatan penjualan SCG.

Sementara itu, berdasarkan laporan Q3/2015, SCG di Indonesia memiliki total aset senilai Rp17,637 milyar (US$1,205 juta). Total aset SCG di Indonesia tumbuh 28% y-o-y, terutama berkat investasi Semen Jawa. Perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan penjualan sebesar 12% y-o-y senilai Rp1,256 milyar (US$91 juta) berkat peningkatan permintaan pasar semen dan peningkatan kinerja bisnis beton siap pakai.

Pembangunan pabrik semen SCG yang pertama di Indonesia, Semen Jawa, telah selesai sepenuhnya.  Proses produksi klinker telah mulai beroperasi pada bulan September sesuai rencana. Saat ini, pabrik telah beroperasi untuk menghasilkan semen kualitas tinggi bagi para pelanggan SCG.

SCG, merupakan salah satu konglomerat terkemuka di kawasan ASEAN, terdiri dari tiga bisnis utama, yakni: SCG Cement – Building Materials, SCG Chemicals, dan SCG Packaging. Dengan lebih dari 200 perusahaan dan sekitar 52.500 karyawan, SCG menciptakan dan mendistribusikan produk dan layanan inovatif yang menjawab kebutuhan konsumen saat ini dan masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini