
BERITA PROPERTI – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendapat kehormatan dipilih sebagai lokasi puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) yang ke-46 dari 12-15 April 2018. Sekitar 1.000 hingga 1.200 anggota REI beserta keluarga dan undangan tumpah-ruah berhimpun di daerah berjuluk Bumi Serumpun Sebalai tersebut.
Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan saat dibentuk oleh para pendiri dan senior pada 11 Februari 1972, keberadaan REI dimaksudkan untuk menghimpun dan mempersatukan seluruh potensi pengembang nasional untuk saling membantu sesama anggota tanpa memandang mereka berasal dari pengembang besar, menengah maupun kecil.
REI adalah satu organisasi besar dengan 4.500 anggota yang tersebar di 34 provinsi. Ini adalah berkah sekaligus amanah bagi kepengurusan REI dari masa ke masa untuk tetap menjaga nama besar tersebut, dan tentunya terus memperjuangkan kepentingan seluruh anggota, kata Eman, demikian dia akrab dipanggil, kepada wartawan di Bangka Belitung, Kamis (13/4/2018).

REI selama ini senantiasa hadir mewarnai pembangunan bangsa melalui kreasi berbagai proyek properti di seluruh pelosok nusantara. Bahkan tahun lalu, pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menganugerahi REI sebagai Mitra Terbaik PUPR tahun 2017. Sebuah capaian bergengsi untuk komitmen REI mendukung Program Sejuta Rumah (PSR) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Komitmen REI sebagai Garda Terdepan Membangun Rumah Rakyat yang diikrarkan padap puncak HUT REI ke-45 di Bali dibuktikan dengan realisasi pembangunan rumah subsidi tahun 2017 yang mencapai 206.290 unit atau melewati target yang dipatok sebanyak 200.000 unit.
Sedangkan untuk tahun 2018, REI melalui masukan anggotanya memasang target pembangunan rumah subsidi sebanyak 236.000 sampai 250.000 unit, dengan pertimbangan pemerintah memberikan dukungan regulasi yang memungkinkan pengembang dapat berlari lebih kencang di tahun ini.
Ke depan, ungkap dia, REI terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitas rumah subsidi yang dibangun oleh anggotanya sesuai arahan pemerintah. Antara lain dengan menerapkan sertifikasi pengembang yang ditargetkan dapat diberlakukan pada tahun ini.
REI, tegas Eman, selalu siap mendukung seluruh program pemerintah, tidak hanya di bidang perumahan rakyat, namun juga sektor-sektor lain seperti pengembangan kota baru, kawasan ekonomi khusus termasuk kawasan pariwisata.
Sebab pengembang yang tergabung di dalam REI tidak hanya perumahan, namun ada pula non-perumahan. Perumahan, setidaknya terbagi menjadi empat jenis, horizontal subsidi dan non-subsidi, serta vertikal subsidi dan non-subsidi.
Sedangkan untuk pembangunan non-perumahan REI membangun dan menciptakan kota baru, kawasan pariwisata, kawasan industri, pusat perbelanjaan atau mall, hotel, dan juga perkantoran.
“Sebagai organisasi, saya kira REI ini adalah organisasi dengan scoop pekerjaan yang paling besar. Dari 4.500 anggota REI di seluruh Indonesia, sebanyak 3.500 bergerak dalam pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kemudian 1.200 membangun perumahan non-subsidi dan sisanya bermacam-macam,” ungkap Eman.