BERITA PROPERTI – Chief Operating Officer Arwana Keramik, Edy Suyanto mengatakan, memasuki semester dua tahun 2018, Arwana Keramik berhasil mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 15%. Itu artinya ditengah kelesuan dan pasar yang belum bergairah, Arwana masih bisa menjalankan strategi perusahaan dengan tepat.
“Kami harus melakukan terobosan-terobosan, seperti dengan cepat mengubah produk-produk yang sesuai dengan pasar. Tahun 2015 lalu, kami mulai memproduksi merek Uno. Saat pertama kali dipasarkan, Uno hanya memberikan kontribusi sebesar 10 %. Namun dalam kondisi yang belum bergairah saat ini, Uno bahkan yang paling berkontribusi terhadap penjualan keramik Arwana,” ujar Edy.
Itu artinya, sambung Edy, Arwana sangat tepat melihat peluang dengan memproduksi Uno, karena merupakan produk yang membidik kalangan kelas menengah. Arwana yang selama ini dikenal dengan produk untuk kelas menengah ke bawah, maka saat kelas segmen ini lagi kurang bagus, maka produk Uno yang ditujukan untuk kelas menengah ke atas bisa menopang penjualan.
Kemudian, kata Edy, Arwana Keramik tidak tergantung dengan proyek-proyek properti skala besar. Arwana memang lebih fokus menggarap enduser atau langsung pengguna.. Sementara, saat ini memang yang membuat industri properti sedikit mengalami perlambatan, dikarenakan pembangunan properti juga menurun.
[irp]
“Wajar jika Arwana tidak langsung merasakan imbasnya perlambatan properti saat ini karena langsung dibeli oleh pengguna. Oleh karena itu, kami terus memperbanyak dan menambah outlet-outlet baru guna menjangkau masyarakat sebagai pengguna. Saat ini, Arwana sudah memiliki 25,000 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia,” tegas Edy.
Terobosan lain yang dijalan Arwana adalah dengan membuka pasar luar negeri atau ekspor. Mulai tahun lalu, ekspor produk Arwana telah dilakukan dan saat ini dampaknya sudah terlihat. Negara-negara yang sudah mengimpor produk Arwana antara lain Malaysia, Filipina, Brunei, Korea Selatan, Mauritius, dan dalam waktu dekat Arwana akan diekspor ke Thailand.
“Selain itu, yang terpenting juga kami lakukan adalah dengan terus melengkapi teknologi yang kami miliki. Yang dulunya kami menggunakan printing yang masih tradisional, kami kembangkan menjadi teknologi digital printing. Sudah hampir 70% produk kami menggunakan teknologi digital printing,” ungkap Edy.
Dengan menjalankan strategi dan terobosan yang ada, Arwana tidak hanya mampu bertahan ditengah perlambatan ekonomi, namun sebaliknya dapat melakukan ekspansi. Tahun 2019 mendatang, Arwana akan menambah lagi satu lini produksi di Pabrik ke 4 di Ogan Ilir Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi mencapai 4 juta meter persegi pertahun.
“Saat ini total produksi kami sebesar 57 juta meter persegi pertahun, maka dengan tambahan tersebut kami mampu melakukan produksi sebesar 61 juta meter persegi pertahun. Dengan pabrik yang ada di lima lokasi yang berbeda, semakin memudahkan Arwana menjangkau langsung konsumennya,” pungkas Edy.