
BERITA PROPERTI – Meskipun pemerintah mulai melonggarkan kegiatan masyarakat di tengah pandemi, namun aktivitas di pasar pusat perbelanjaan di triwulan ini masih terlihat terbatas.
Head of Research JLL, Yunus Karim mengatakan, beberapa penyewa baru membuka toko mereka segera setelah pusat perbelanjaan diperbolehkan untuk beroperasi kembali. Aktivitas di pusat belanja, didorong oleh penyewa makanan dan minuman diikuti oleh peritel peralatan rumah tangga. “Tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil berada di angka 87% mengingat tidak adanya pasokan baru yang beroperasi di triwulan ini,” ujarnya.
Sementara itu gedung perkantoran, kata Yunus, saat ini tidak yang selesai dibangun baik di kawasan CBD maupun di luar CBD di triwulan ini. Akan tetapi, tingkat hunian untuk gedung perkantoran gedung di kawasan CBD masih tertekan di angka 72%, sedangkan di kawasan luar CBD berkisar di angka 74%.
“Aktivitas di triwulan ini mulai terlihat sedikit mengalami peningkatan, namun harga sewa masih tertekan. Sebagai bagian dari upaya meminimalkan biaya, perusahaan-perusahaan mempertimbangkan ruang perkantoran yang siap-huni (fitted-out space) untuk melakukan relokasi,” kata Head of Office Leasing JLL Angela Wibawa.
Selain itu, sambung Angela, tren pengurangan luas ruang perkantoran juga masih terjadi. Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih tertekan di angka 66%.
Sedangkan untuk penjualan kondominium di Jakarta, memasuki triwulan ketiga masih menunjukan tren pelemahan yang sama sejak awal pandemi. Melemahnya permintaan disebabkan pembeli yang masih berhatihati dan melakukan wait-and-see. “Para pengembang juga belum aktif meluncurkan produk baru dan masih berupaya meningkatkan penjualan terhadap proyek eksisting dengan menawarkan kemudahan cara bayar dan berbagai promosi lainnya,” ujar Angela.
Head of Advisory JLL Vivin Harsanto menambahkan, beberapa pengembang terpantau masih meluncurkan kondominium baru di Bodetabek, khususnya di kawasan Tangerang dan Bekasi dengan total sebanyak ±3.000 unit. Beberapa proyek merupakan fase selanjutnya dari pengembangan yang telah dimulai.
“Proyek yang lokasinya berdekatan dengan kawasan campuran (mixed-use development) dan fasilitas transportasi publik pada umumnya mendapatkan respon yang cukup baik dari pembeli,” kata dia.
Sementara itu, Head of Industrial JLL Farazia Basarah mengungkapkan, permintaan positif didominasi oleh penyedia jasa logistik yang terus berekspansi dengan menyewa ruang gudang di area Jabodetabek. Selain itu, perusahaan e-commerce, khususnya start-up yang bertumbuh pesat saat ini cenderung mencari ruang gudang yang berlokasi dekat dengan pusat kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung.
“Permintaan yang sehat ini membuat tingkat hunian ruang gudang modern di Jabodetabek cukup stabil di angka 93%. Selain sebagai penyimpanan, fungsi ruang gudang juga beragam, antara lain menjadi pusat distribusi, ruang transit barang, ruang penyimpanan bersuhu dingin atau menjadi pusat data yang terus menjadi daya tarik bagi para investor dan pelaku bisnis, baik lokal maupun internasional,” ujar Farazia.
Country Head JLL James Allan mengatakan, pandemi merupakan periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh di tengah pandemi khususnya logistik, pusat data atau data centre, dan rumah tapak. “Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing,” pungkasnya.