KOLOM : Kemenangan Tim Sepak bola Italy pada Kejuaraan Piala Eropa 2020, menjadi sebuah surprise. Pasalnya mereka tidak diunggulkan sebagai tim favorit untuk memenangkan kejuaran ini.
Pada Kejuaraan Piala Eropa 2020 beberapa tim yang diunggulan seperti tim Perancis sudah pulang kampung duluan di babak-babak awal. Bahkan Jerman, Portugal, Belanda dan Belgia juga harus menelan pil pahit dan harus pulang kandang. Padahal Belgia menempati urutan 1 di FIFA rangking 2021. Sementara Portugal mempunyai bintang yang hebat, Christiano Ronaldo. Tim Perancis sendiri bertaburan bintang seperti Griezman, Pogba dan Mbape. Lalu apa yang terjadi?
[irp]
Mencermati apa yang terjadi dilapangan hijau tersebut, Pambudi Sunarsihanto, Human Resources Director at Blue Bird Group mengaku tidak merasa terkejut sama sekali. Semua itu bisa diprediksi. Perancis kalah? Ini pernah terjadi di Korea tahun 2002, saat mereka juga kalah dibabak penyisihan. Bahkan negara dengan pemain bintang sekalipun bisa kalah. “heeyyy, lupakan kita bahwa Football is a team game,” ujarnya.
Ini artinya, tambah Pambudi, team dengan teamwork yang paling bagus lah yang akan menang. Lalu Bagaimana dengan Portugal mau jadi Juara kalau hanya mengandalkan Ronaldo? Bagaimana Perancis akan menjadi Juara, kalau sesama pemain mereka berantem di luar lapangan. Olivier Giroud sudah berantem dengan Mbape sebelum kejuaraan dimulai. Termasuk beberapa pemain yang sibuk berantem selama kejuaran bahkan setelah kejuaraan, seperti dilansir koran l’Equipe.
[irp]
“Dengan konsisi seperti itu wajar kalau mereka kalah dan pulang kampung cepat-cepat,”ulasnya.
Seorang guru management, Patrick Lencioni penah mengatakan, “If you could get all the people in an organization rowing in the same direction, you could dominate any industry, in any market, against any competition, at any time.”
[irp]
Teori ini terbukti lagi tadi malam, di mana Italy dengan team yang paling solid dan paling kompak akhirnya memenangkan kompetisi ini. Apapun caranya, yang jelas mereka solid, kompak dan menang!
Tidak Hanya Berlaku Dalam Dunia Olahraga
Patrick Lencioni mengatakan juga,“Not finance. Not strategy. Not technology. It is teamwork that remains the ultimate competitive advantage, both because it is so powerful and so rare.”
[irp]
Berarti baik dalam olahraga, bisnis maupun dalam keluarga, kuncinya adalah teamwork! Teamwork yang solid pasti akan membawa performance bisnis yang hebat. Lalu apa yag perlu dilakukan seorang leader untuk membangun team work yang keren.
Tom Kelley dalam bukunya, “The Ten Faces of Innovation” merekomendasikan lima langkah. Pertama Coach more, direct less. Dalam sepakbola, pelatih memimpin semua pemain profesional yang expert di bidangnya. Sama halnya dengan anda sebagai leader, juga memimpin team member yang lebih expert dalam bidang mereka masing-masing. “Berarti sebagai leader anda harus mengurangi “perintah” dan “instruksi” anda kepada mereka. Mestinya anda lebih fokus pada meng-coaching dan membimbing mereka.”
[irp]
Jadi sudah selayaknya seorang leader untuk membatasi perkataan “Kerjakan ini”, “Lakukan ini”, “Jangan melakukan ini …” dan sebagainya.
Karena itu, seorang leader akan lebih baik jika banyak mengatakan atau menanyakan hal-hal yang sifatnya memberikan motivasi, seperti Apakah tujuan yang ingin anda capai?, Apakah yang akan anda lakukan adalah cara yang terbaik untuk mencapainya?, Apa halangan yang akan anda jumpai dan bagaimana menghadapinya?, Siapa yang harus anda engage agar project ini sukses? Dan seterusnya.
[irp]
Dengan begitu, seorang leader tidak lagi memerintah dan tidak lagi memberikan jawaban, tetapi membatu team untuk berpikir agar mereka menemukan jawabannya sendiri. “That’s how you develop them and help them to achieve their objective at the same time.”
Kedua, Celebrate and Reward the Passing. Dalam business , jangan hanya selebrasi dan me-reward hasilny (goalnya saja). Selama leader atau pemimpin hanya me-reward goal, maka mereka akan menjadi pemain individualis yang hanya mementingkan diri sendiri (dan reward yang akan mereka dapatkan).
[irp]
“Sebuah performance yang baik harus menggabungkan goal dan passing, atau dalam bisnis kita tercapainya objective (what) dan bagaimana mereka mencapai objective tersebut (how). The balance between the what and the how will help you to help a great teamwork!.”
Ketiga, Everybody touches the ball. Jangan hanya berfokus pada pemain andalan. Make sure everybody touch the ball. Pastikan bahwa semua team member anda engage dan punya sense of belonging yang tinggi. Mereka harus mengerti role dan responsibility mereka, dan pada saat yang sama , harus bersiap untuk mengerjakan sesuatu yang di luar tanggungjawabnya, bila diperlukan, demi kesuksesan bersama.
[irp]
Keempat, Teach Overlapping Skills. Ajarkan skills yang di luar bidang mereka. Jadi ajarkan marketing ke finance team, ajarkan HR ke sales team, dan ajarkan supply chain ke HR team.
Atau dalam skop lain, kalau anda di HR, ajarkan Talent Management ke Industrial Relations team, ajarkan Compensation & Benefits ke HR Business Partner, dan ajarkan Training Development ke Compensation and Benefits team.
[irp]
“Ini akan mengembangkan wawasan dan expertise mereka. Dan juga bermanfaat bagi teamwork, membuat mereka lebih mengerti dan memahami challenge yang lain, dan pada saat dibutuhkan mungkin anda juga bisa memanfaatkan skills mereka yang baru itu.”
Kelima, Less Dribbling, More Goals Last but not least. Seringkali kita terlalu terpaku pada proses internal kita. Ingat tim sepakbola adalah mencetak goal, bukan driblingnya. Berarti dalam bisnis anda juga harus fokus pada customer anda (internal atau external) dan pada business objective anda. Jangan terpaku pada proses anda, tapi fokuslah pada tujuan bersama yang harus dicapai!
[irp]
“jadi perlu diingat, sebagai pemimpin yang ingin mengembangkan teamwork yang solid, coba terapkan kelima langkah tersebut, Coach more – direct less, Celebrate Passing, Everybody touches the ball, Teach Overlapping Skills, Less Dribbling, More Goals,” tutupnya.
Penulis :
Pambudi Sunarsihanto
Ketua Dewan Pakar IABIE