Propertynbank : Junior Chamber International (JCI) sebuah organisasi pemuda internasional berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menggelar diskusi bertema “Strategi dan Peluang Properti & Investasi di 2024” dengan para pelaku bisnis, Senin 27 Mei 2024, Homestory Experience Gallery, Indonesia Design District PIK 2.
JCI sebagai organisasi pemuda non-politik dan non-sektarian, merupakan komunitas internasional berusia antara 18 sampai 40. Keberadaan organisasi ini juga bertujuan untuk menciptakan perubahan positif di seluruh dunia serta menjadi jaringan pemimpin muda global terdepan.
Seminar ini membahas strategi dan peluang yang muncul di Indonesia ditengah situasi perekonomian saat ini, termasuk dampak pasca-pemilu presiden, pemindahan ibu kota ke IKN, dan redenominasi.
Steffi Mettasari Prahyang, Project Director acara Bincang Properti mengungkapkan acara ini terselenggara disponsori Homestory sebuah perusahaan retail yang menyediakan pembelian dan penyewaan produk berupa bahan bangunan dan peralatan memasak baik sifatnya elektronik maupun non-elektronik.
Selain homestory, beberapa perusahaan turut berpartisipasi dalam acara bincang properti tersebut diantaranya, Pintu Baja Fortress, Viessmann, Wasser, Evomab, Universal Broadband, Organic Center, Pick Me Egg, RS Jantung Jakarta, Five Star Reflexology, Agathon Property, Indonesia Global Law Firm, Karsotju.
Bincang Properti menghadirkan para pakar dibidang properti diantaranya, Matius Yusuf, Pakar properti #1 Indonesia, Wempy Suciady, Funding & investasi sekaligus owner of Eazy Property dan Gde Brawiswara, Pakar operator Budget Hotel #1 Indonesia.
Steffi Mettasari Prahyang, mengungkapkan diselenggarakan ini untuk menjawab peluang investasi, dimana kita ketahui bersama bahwa sektor properti akan mengalami booming di tahun 2024.
Melalui diskusi ini, tambah Steffi, kita ingin memberikan informasi kepada teman-teman yang bergerak di industri ini, baik properti, perhotelan maupun sektor terkait lainnya.
“Jadi para peserta diskusi akan mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para ahli dibidang properti, investasi serta dapat berbagi wawasan tentang profit investasi properti, dan strategi untuk meningkatkan penjualan sesama pelaku bisnis properti,”ujarnya.
Matius yang berbicara dalam acara diskusi bertema “Strategi dan Peluang Properti & Investasi di 2024” mengungkapkan bahwa properti masih menjadi investasi favorit, karena harganya yang terus meningkat.
“Jadi bisnis ini tidak akan pernah rugi sepanjang mempertimbangkan lokas dan kredibilitas pengembang ataupun pengelola,” ujar Matius.
Matius Jusuf menambahkan, pasar properti dalam lima tahun terakhir tumbuh fluktiatif dan bersifat simetri. Siklus bisnis real estate berkembang naik turun sesuai permintaan dan kebutuhan dengan konsep penjualan mengikuti keinginan pembeli maupun pedagang.
Matius Jusuf menuturkan, pelaku bisnis properti pun optimis sektor real estate mengalami kebangkitan secara nasional setelah Pemilu 2024 didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5 persen yang dibandingkan dengan negara lain masih minus.
“Jadi bisa dibilang, tahun 2024 ini properti mulai bangkit, tapi boomingnya akan terjadi pada tahun 2025. Sampai tahun 2026 dan selanjutnya kurang lebih 8 hingga 10 tahun properti akan terus bangkit,”ujar Matius.
Menurut Matius, ada beberapa indikator terjadinya booming properti pertama, pertumbuhan ekonomi yang diatas 5 %. Kedua, inflasi yang sangat rendah. Ketiga, suku bunga juga tidak terlalu tinggi. Keempat, sudah lama banyak orang yang tidak membeli properti, selama hampir 10 tahun ini absen membeli properti.
“Jadi sekarang ini sudah saatnya untuk membeli properti. Apalagi Indonesia masih membutuhkan hunian. Bahkan backlog nya sudah hampir 13 juta. Sementara kemampuan developer hanya bisa membangun sekitar 800 ribu unit rumah pertahun. Itu artinya masih ada kekurangan,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan Matius, sektor properti yang masih ditanggung Pemerintah (DTP) lewat insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), bertujuan agar konsumsi pembelian meningkat. Sementara insentif PPN senilai 11 persen untuk bangunan perumahan, diharapkan dapat mendorong millenial dan Gen Z memiliki investasi properti sejak dini.
Sementara itu, Funding & investasi sekaligus Owner of Eazy Property, Wempy Suciady mengakui minat konsumen untuk membeli properti saat ini masih tinggi, apalagi rumah merupakan kebutuhan pokok. Namun harus diakui, tidak sedikit konsumen yang terbentur masalah dana
Eazy Property Sebagai perusahaan yang bergerak di industri properti, kemudahan kepada masyarakat maupun kalangan milenial yang ingin membeli properti dengan mengunakan sistem pembiayaan yang mudah dan terjangkau.
“Kami memberikan solusi kepada kalangan milenial untuk mendapatkan properti lewat instrumen pembiayaan yang mudah, terjangkau dan sesuai dengan kondisi keuangan mereka,” tutur Wempy Suciady
Lewat program KenRich Property, Wempy bekerjasama dengan developer, notaris, perbankan dengan membuat system yang mempunyai mekanisme penjualan dan pembiayaan properti yang memenuhi ketentuan bagi developer, bank dan juga mudah dan terjangkau bagi milenial.
Sektor Perhotelan Tumbuh
Dari sisi perhotelan, Tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun yang lebih menguntungkan. Gde Brawiswara, Pakar operator Budget Hotel #1 Indonesia, mengatakan, pertumbuhan bisnis hotel ditopang tren menginap saat liburan sekolah, serta acara Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) baik dari pemerintah maupun swasta.
“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatakan yang signifikan dalam kinerja operasional di sektor perhotelan,” terangnya.
Di prediksi pasar hotel kedepannya akan mengalami potensi pengembangan hotel yang terintergrasi, hotel-hotel akan diintegrasikan ke dalam mixed used projects sehingga akan mengalami tingkat hunian yang lebih tinggi. Ditambah lagi dengan tren staycation, yang di dominasi oleh wisatawan lokal.
Tahun 2024 akan menjadi tahun yang menarik untuk sektor properti di Indonesia. Dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, para pelaku pasar harus mampu beradaptasi dan berinovasi.
Bagi calon pembeli, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan investasi di bidang properti, dengan memanfaatkan berbagai insentif dan fasilitas pembiayaan yang ditawarkan.