Property & Bank

Bunga Kompetitif, Kredit Bank BCA Tumbuh Pesat

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja

PERBANKAN – Penawaran produk-produk terbaru dengan suku bunga yang kompetitif periode Februari – April 2017, mendorong pertumbuhan KPR BCA sebesar 21,9% YoY menjadi Rp 75,3 triliun. BCA mencatat pertumbuhan signifikan atas outstanding kredit pemilikan rumah, sehingga mampu memperkuat posisi strategis BCA di pasar.

Sementara, pada akhir Maret 2017, bank ini melayani hampir 16 juta rekening nasabah dan memproses jutaan transaksi setiap harinya didukung oleh 1.213 kantor cabang, 17.207 ATM dan lebih dari 400.000 mesin EDC serta transaksi melalui layanan internet banking dan mobile banking yang dapat diakses 24 jam.

“Untuk periode semester I 2017, BCA menutup dengan kinerja keuangan yang positif. BCA terbukti telah berhasil mendorong pertumbuhan dana sekaligus menghasilkan kredit yang berkualitas dengan suku bunga yang kompetitif,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja pada Analyst Meeting Semester I 2017. 

Dijelaskan Jahja, sepanjang semester I 2017 ini outstanding kredit BCA pada akhir Juni 2017 tercatat Rp 433 triliun, naik 11,9% YoY. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan kredit korporasi dan konsumer. Kredit korporasi tumbuh 18,7% YoY menjadi Rp 160,7 triliun sejalan dengan permintaan kredit yang lebih tinggi pada periode April – Juni 2017. Sedangkan total permintaan kredit konsumer mencatat pertumbuhan sebesar 18,4% YoY menjadi Rp 124,5 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh 21,9% YoY menjadi Rp 75,3 triliun.

Peningkatan ini, kata Jahja adalah berkat adanya penawaran produk dengan suku bunga yang kompetitif periode Februari – April 2017. Demikian pula demand masyarakat terhadap kredit kendaraan bermotor mengalami peningkatan 12,2% YoY mencapai Rp 38,2 triliun. Sementara itu outstanding kartu kredit meningkat 18,0% YoY dan tercatat Rp 11,1 triliun pada akhir Juni 2017. Kredit komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM) tumbuh 1,2% YoY menjadi Rp 148,3 triliun, sejalan dengan adanya pelunasan fasilitas modal kerja pada semester I 2017.

Terkait dengan rasio kredit bermasalah (NPL), Jahja mengakui, sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi Juni 2016 berada pada posisi 1,4%, sedangkan pada di akhir Juni 2017BCA sedikit lebih tinggi dan berada pada level 1,5%,namun itu masih dalam batasan toleransi risiko yang dapat diterima. Sementara itu cadangan kredit pada akhir Juni 2017 tercatat sebesar Rp 12,5 triliun, meningkat 23,7% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 196,3%. “Dengan posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) sebesar 22,1% dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio – LFR) sebesar 74,5% per 30 Juni 2017,” terang Jahja

Hingga akhir Juni 2017 dana pihak ketiga BCA tumbuh 16,7% YoY menjadi Rp 572,2 triliun, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 74,6% terhadap total dana pihak ketiga. Dana CASA meningkat 12,0% YoY, mencapai Rp 426,9 triliun pada akhir Juni 2017. Pada portofolio CASA, dana giro meningkat 23,5% YoY menjadi Rp 148,6 triliun, sedangkan dana tabungan tumbuh 6,7% YoY menjadi Rp 278,3 triliun. Dana deposito mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 33,0% YoY mencapai Rp 145,3 triliun pada akhir Juni 2017.

“BCA terus berupaya memperkokoh fondasi bisnis guna mendukung pertumbuhan di masa mendatang dan memanfaatkan kesempatan di seluruh lini bisnis dengan tetap menjaga prinsip manajemen risiko yang prudent. Di tengah kondisi usaha yang dinamis, BCA mengimplementasikan berbagai program dan inisiatif untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah maupun ragam kebutuhan nasabah. Kami meyakini bahwa tingkat permodalan dan likuiditas yang solid perlu tetap dijaga guna menopang pertumbuhan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” tegas Jahja.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang fokus pada bisnis perbankan transaksi serta menyediakan fasilitas kredit dan solusi keuangan bagi segmen korporasi, komersial & UKM dan konsumer. Per akhir Juni 2017, BCA mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 10,0% menjadi Rp10,5 triliun dengan outstanding kredit tercatat Rp433 triliun. Upaya BCA dalam memperkuat bisnis perbankan transaksi dan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap kondisi pasar terkini berhasil mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 16,7% YoY menjadi Rp572,2 triliun per semester I 2017. (Andre)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *