Century 21 Indonesia, merupakan anak perusahaan Ciputra Group dan pemegang master franchise regional Indonesia atas merk Century 21 (merk terbesar untuk property brokerage berasal dari Amerika) yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1997, kembali mengadakan ajang penyerahan penghargaan bagi para Marketing Associate (MA) dan Member Broker (MB) yang berprestasi di tahun 2013. Penyerahan penghargaan ini diberikan dalam acara Dream Team Annual Award and Recognition Night 2014. Secara khusus, acara tahun ini diadakan di Ciputra Artpreneur, sebuah tempat terbaru yang sangat prestise yang dimiliki oleh Ciputra Group, dan merupakan sebuah kebanggaan bagi keluarga besar Century 21 sebagai bagian dari Ciputra Group untuk dapat memiliki dan menggunakan Ciputra Artpreneur di acara yang sangat spesial ini.
Penghargaan yang diberikan antara lain Top Office Indonesia, Top Marketing Associate Indonesia, Centurion Award 2013 –Producer, Century 21 Asia Pacific Award of Excellence 2013 – Top Office, Century 21 Asia Pacific Award of Excellence 2013 – Top Firm, dan Century 21 Asia Pacific Award of Excellence 2013 – Top Producer. Acara ini dihadiri oleh Marketing Associate dan Member Broker Century 21 dari seluruh Indonesia.
Acara Dream Team Annual Award and Recognition Night 2014 mengusung tema “Nothing is Impossible!” Sesuai tema tersebut, Century 21 Indonesia optimis menjalani tahun 2014 dimana pertumbuhan bisnis properti mengalami perlambatan karena banyaknya tekanan, antara lain naiknya suku bunga, kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait pembiayaan (aturan loan to value/LTV dan KPR Inden), dan adanya pemilu legislatif maupun presiden.
“Kami akan meraih peluang yang ada meskipun tantangannya cukup berat. Kami melihat masih ada pertumbuhan di properti sehingga kami akan berusaha melakukan upaya-upaya agar Century 21 Indonesia juga tetap bertumbuh, baik jumlah kantor maupun omset transaksi, di tahun kuda kayu ini,” ujar Hendry Tamzel, Country Director Century 21 Indonesia dan Associate Director Ciputra Group.
Dibandingkan tahun 2012, omset transaksi yang diraih Century 21 Indonesia di tahun 2013 tumbuh sebesar 30%. Sementara tahun ini, Century 21 Indonesia hanya menargetkan pertumbuhan omset transaksi sebesar 20%. Hendry mengatakan, Century 21 Indonesia saat ini menguasai market share sekitar 35%, dari total transaksi yang dilakukan perusahaan agen properti di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp40 triliun. Dan saat ini, Century 21 Indonesia memiliki 100 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Di tahun 2014, ditargetkan akan menambah 30 kantor cabang baru.
Tahun 2013 lalu, Century 21 Indonesia banyak melakukan transaksi di pasar sekunder yakni sebesar 71%, sementara di pasar primer sebesar 29%. Sedangkan jenis properti yang paling banyak ditransaksikan adalah rumah. Lainnya adalah ruko, apartemen, tanah, dan gudang. Untuk wilayah, paling banyak ditransaksikan di Jakarta Barat yakni 32%, lalu Botabek luar jawa 23%, dan Jakarta Utara 21%. Sementara Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur masing-masing 8%. “Komposisi transaksi tahun 2013 lalu tidak banyak perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya,” sambung Hendry yang saat ini juga menjadi Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI).
Untuk mencapai target yang ditetapkan, Century 21 Indonesia sudah menyiapkan berbagai macam strategi. Dari sisi Marketing Communication, Century 21 Indonesia akan melakukan massive brand awareness program seperti beriklan di berbagai media (cinema, elektronik, cetak, luar ruang), menyelenggarakan special event dan juga exhibition. Century 21 Indonesia juga akan membekali para Member Broker serta Marketing Associate dengan berbagai seminar, workshop serta motivational session yang comprehensive sepanjang tahun 2014 ini.
Lebih lanjut Hendry menjelaskan, secara umum industri properti Indonesia tahun 2014 akan terjadi perlambatan dalam sisi pertumbuhannya. Permintaan masih akan bertumbuh akan tetapi lebih lambat dibandingkan tahun 2012 dan 2013. Beberapa pengembang mengubah strategi dengan lebih menyasar kelas menengah melalui peluncuran proyek-proyek dengan skala lebih kecil sehingga memiliki harga jual yang lebih terjangkau, Investor properti yang biasanya merupakan pembeli produk di pasar primer lebih memilih untuk “wait and see” hingga semester dua 2014.
“Kebijakan BI akan KPR inden lebih memiliki dampak langsung kepada developer. Sedangkan untuk bisnis broker properti, kami memiliki kapasitas untuk melakukan transaksi atas properti di pasar sekunder yang sepenuhnya dikontrol oleh pasar. Dan hingga saat ini demand atas properti seken masih sangat baik, ditambah lagi dengan adanya prediksi bahwa banyak proyek yang dimulai tahun 2012 akan selesai pembangunannya pada 2014 sehingga menyebabkan supply properti di pasar sekunder akan melimpah yang tentunya dapat memicu terjadinya transaksi jual-beli,” papar Hendry.