Propertynbank.com – Esri (Environmental System Research Institute) yang didirikan sejak tahun 1969 silam, telah banyak membantu memecahkan berbagai masalah di dunia, khususnya untuk bidang teknologi informasi. Hingga saat ini, Esri yang didirikan oleh Jack Dangermond ini, telah digunakan oleh sekitar 350.000 bisnis, lembaga pemerintah, dan LSM di seluruh dunia yang secara kolektif membuat sekitar 150 juta peta baru setiap hari.
Di Indonesia, Esri merupakan otoritas terkemuka bangsa pada teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), dan lebih khusus lagi, platform ArcGIS terkemuka dunia dari Esri. Di luar sektor profesional, Esri Indonesia memberikan layanan ke berbagai lembaga nirlaba dan pendidikan. Berbekal produk berkualitas dan pemahaman unik tentang platform ArcGIS, Esri Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi yang bertanggung jawab secara komersial untuk Indonesia yang lebih kuat.
Country Manager Esri Indonesia Christanto Yanuar mengatakan, pihaknya menangani sejumlah klien baik dari pemerintah maupun swasta. Antara lain, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Waskita Karya, Astra TOL Cipali, Hutama Karya, Perumnas, Jababeka, Bank Muamalat, Pertamina, DCKTRP DKI Jakarta dan masih banyak lagi. Klien-klien tersebut menggunakan teknologi GIS untuk mendigitalkan alur kerja, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan produktivitas.
“Sebagai contoh, Esri Indonesia mendukung Waskita Karya dengan membantu mereka mengadopsi inovasi dalam Teknik Digital yang disebut GeoBIM yang akan memungkinkan perencana, insinyur, dan arsitek Waskita untuk memvisualisasikan dan bereksperimen dampak desain mereka terhadap lingkungan dan lanskap yang ada pada 3D peta untuk memastikan infrastruktur dan fasilitas dalam proyek mendatang mendukung kebutuhan masyarakat sekitar,” jelas Christanto.
Esri Indonesia, kata Christanto, juga berperan dalam mendukung lembaga-lembaga kunci selama masa bencana alam. Emergency Spatial Support Center (ESSC) Esri Indonesia membantu organisasi memanfaatkan teknologi geospasial untuk mitigasi bencana, menyediakan data yang andal dan akurat bagi pemangku kepentingan dan sukarelawan untuk menganalisis dan mengumpulkan data guna mengatasi risiko yang berdampak pada infrastruktur, lingkungan, dan masyarakat. Di antara bencana alam yang telah didukung ESSC termasuk tanggapan pandemi COVID-19, banjir Jakarta, dan letusan gunung berapi Gunung Agung.
Esri Kembangkan Teknologi GIS
Lebih lanjut dijelaskan Christanto, dalam dunia bisnis, Geographic Information System (GIS) dikenal sebagai kerangka kerja untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data. Ini adalah sebuah teknologi untuk pengambilan keputusan yang kuat untuk bisnis atau industri apa pun karena teknologi ini memungkinkan untuk melakukan analisis data lingkungan, demografi, dan topografi. Kecerdasan data yang dikumpulkan dari aplikasi GIS membantu perusahaan dan berbagai industri, serta konsumen, membuat keputusan yang tepat.
GIS dapat digunakan dalam berbagai jenis bisnis dan komunitas seperti pemetaan sederhana, perencanaan kota, perencanaan transportasi, navigasi, manajemen sumber daya alam, manajemen aset dan pemeliharaan, dan manajemen bencana.
“Misalnya, salah satu klien kami, PT Jababeka Tbk yang telah menggunakan teknologi GIS untuk mengintegrasikan dan mengolah data mereka. Dengan dukungan teknologi GIS mereka dapat memvisualisasikan data pada platform pemetaan dinamis yang membantu mereka membuat keputusan yang tepat tentang bisnis,” ungkap Christanto.
Karena itu, sambung dia, Jababeka kini lebih mudah merencanakan dan mengembangkan kawasan industri. Dengan kemampuan GIS, mereka dapat melihat apakah ada lahan kosong dan kemudian menganalisis kesesuaian area untuk proyek yang akan dikembangkan.
Selain itu, kata Christanto, grup Jababeka juga telah berhasil menjembatani berbagai divisi melalui satu platform, seperti divisi pertanahan, divisi pengembangan bisnis, divisi pemasaran, dan lainnya – untuk berkolaborasi dalam satu sumber data.
Dirinya juga mencontohkan Bank Muamalat yang menggunakan platform ArcGIS Esri untuk memangkas biaya operasional, mengoptimalkan kinerja jaringan asetnya dan meningkatkan kualitas layanan. Platform ArcGIS melengkapi pembuat keputusan dengan kemampuan analitis prediktif yang memungkinkan mereka untuk menilai pasar baru yang potensial, mendistribusikan jaringan ATM dan cabangnya secara strategis, lebih memahami kebutuhan pelanggan yang ada dan perilaku transaksional, dan mengidentifikasi serta menciptakan keunggulan yang jelas atas para pesaingnya.
Platform analitik berbasis lokasi Esri dipercaya oleh perbankan dan lembaga keuangan di seluruh dunia untuk meningkatkan dan mendukung strategi pertumbuhan utama. Faktanya, beberapa lembaga perbankan dan keuangan paling progresif di dunia, seperti Bank of America dan Grup Perbankan Australia dan Selandia Baru (ANZ), juga menggunakan platform yang sama untuk menurunkan biaya operasional sekaligus menciptakan keunggulan kompetitif yang signifikan dan meningkatkan kualitas layanan.
“Kami menawarkan perangkat lunak dan platform berbasis lokasi atau informasi geografis. Secara total, lebih dari 2000 organisasi di Indonesia telah menggunakan produk ArcGIS. Dengan penggerak Industri 4.0 Indonesia, organisasi memerlukan solusi yang skalabel yang memungkinkan mereka untuk mengelola, dan mendapatkan hasil nyata dari data besar mereka,” ungkap Christanto.
Teknologi ini, imbuhnya, Esri Indonesia menyuntikkan elemen ruang dan waktu ke dalam program analitik data apa pun. Aliran data besar berjalan dengan kecepatan tinggi, oleh karena itu tingkat kinerja untuk memproses data besar sangat penting.
Dikatakan Christanto, platform Esri ArcGIS sangat akrab dengan data besar. Bahkan, secara otomatis dan instan memungkinkan pengguna untuk mengekstrak wawasan dari sensor dan mengintegrasikannya dengan data dari berbagai sistem bisnis untuk membuat tampilan informasi berbasis peta yang dinamis. Hal ini memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan hubungan, pola, dan tren yang seharusnya tetap terkubur dalam laporan statis.
Secara total, tutur Christanto, lebih dari 2000 organisasi di Indonesia menggunakan produk ArcGIS. Perangkat lunak ArcGIS sekarang digunakan sebagai alat intelijen lokasi untuk mengelola aset, mengelola operasi harian, memantau produksi dan distribusi barang (misalnya minyak & gas dan perkebunan), membuat visualisasi data dan penggunaan platform tunggal untuk memusatkan data di perusahaan.
“Kami juga menawarkan solusi khusus untuk industri yang menggunakan Software ArcGIS. Di sektor real estate, ada beberapa solusi yang menggunakan software ArcGIS seperti Enterprise Land Management, Tenant Billing Dashboard, Pitchbook dan Security Workforce Monitoring. Untuk solusi Jasa Keuangan & Asuransi, solusi ArcGIS dapat digunakan untuk Pengembangan Pasar, Collateral Dasboard, Fire Risk Dashboard,” ulas Christanto.
Selain itu, kata dia, untuk perusahaan asuransi misalnya analisis tenaga kerja, menciptakan potensi pasar dengan menggunakan inklusi keuangan dan dasbor kinerja ATM. Untuk perusahaan Arsitektur, Rekayasa dan Konstruksi (AEC), solusinya menyediakan dasbor Pemantauan Proyek, Aplikasi Penggeser Citra dalam 2D, Presentasi Interaktif Pembaruan Proyek, Survei Peta Lapangan, Pemetaan Data BIM 3D, dan Pavement Management untuk Operator Jalan Tol.
“Penerapan transformasi digital di berbagai bidang yang sangat luas dan bertambahnya berbagai perangkat pintar membuat Esri Indonesia lebih siap untuk mengatasi berbagai tantangan bisnis yang terjadi. Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan di Indonesia yang memanfaatkan teknologi geospasial, kami melihat industri yang menjadi roda penggerak roda perekonomian seperti dunia konstruksi dan perkebunan juga mulai mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Dua sektor ini memanfaatkan teknologi GIS sesuai kebutuhan dan dapat membantu mencapai tujuan perusahaan,” kata Christanto.
Pada industri konstruksi misalnya, Esri Indonesia melihat beberapa BUMN konstruksi terbesar di Indonesia menggunakan teknologi GIS untuk mendigitalisasi seluruh siklus kerja di proyek konstruksi mereka – mulai dari perencanaan, konstruksi, hingga proyek beroperasi.
“Kami juga melihat lebih banyak perusahaan perkebunan mengadopsi teknologi untuk memodernisasi praktik pertanian mereka dengan metode pertanian presisi. Hal ini memungkinkan mereka untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka secara keseluruhan, melindungi tanaman dari hama dan penyakit, dan meningkatkan hasil panen antara lain,” pungkas Christanto.